Selasa, 12 April 2016

AFIF SAIFUDDIN AHMAD_PONDOK PESANTREN DAARUS SA’ADAH CIPONDOH¬¬_TUGAS 5

NAMA                        : AFIF SAIFUDDIN AHMAD

NIM                            : 11140530000014

JURUSAN                  : MANAJEMEN DAKWAH

DOSEN                      : TANTAN HERMANSYAH, M.SI

                                                 

            Pondok pesantren Daarus Sa'adah merupakan sebuah pesantren yang berdiri pertama kali didaerah ketapang, cipondoh, yang didirikan oleh KH. Sumarno Syafi'I dan para kerabat kerabatnya. Pembangunan selesai pada tahun 1990 dan mulai dibuka atau dioperasionalkan pada masyarakat ( ummat ) pada awal tahun 1992. Begitu banyak sejarah yang tercatat dan tertuang pada kertas perjalanan hidup pondok pesantren Daarus sa'adah yang tidak terlupakan atau menjadi moment moment penting baik suka maupun duka yang membawa perubahan baik hingga 30 tahun berjalan saat ini yang telah mengeluarkan ribuan alumni sampai dengan 18 angkatan yang telah terselesikan program muallimin 6 tahun yang diwisudakan / haflah dengan berbagai macam kenangan dan cerita.

            Mulai terkenang yakni ketika peresmian pondok pesantren Daarus Sa'adah, pada tanggal 07 Desember 1991, yang diresmikan oleh KH. SYUKRON MA'MUN, Selaku guru dari KH. SUMARNO SYAFI'I, dan dihadiri oleh banyak para ulama dan habaib serta rekan rekan dakwah KH. Sumarno Syafi'I, diantaranya: KH. Damanhuri, KH. Ahya Al-Anshori, KH. Munawar Mukhtar, KH. Abu Hanifah, KH. Manarul Hidayat, KH. Fahmi , Habib Idrus Jamalullail dan banyak ulama lainnya. [1]

            Baru saja peresmian, terjadilah pristiwa yang bisa disebut kisruh 1992, yakni mengenai tanah pesantren yang diperebutkan oleh saudara saudara KH. Sumarno syafi'I, dari saudara saudaranya lebih setuju kalau tanah tersebut dibuatkan kontrakan, akan tetapi hanya beliaulah yang menyatakan membangun pesantren saja, kisah ini sangat miris sekali, karena memeiliki efek yang jelek bagi santri santrinya, kacau balau terjadi ketika sengketa tanah keluarga, para santri hamper pada meninggalkan pesantren karena banyak sekali polisi, basarnas yang datang ke pesantren Daarus Sa'adah, karena kejadian ini dibawa ke ranah hukum oleh para saudara saudar kyai. Dengan suasana pondok yang tidak aman dan kacau, akhirnya karena niat baik dan niat ikhlas kyai ALLAH SWT memberikan jalan keluar yang mungkin baik buat kyai, kejadian ini hanya rusuh dalam 1 bulan saja, setelahnya kembali normal, namun hingga saat ini keadaan keluarga yang belum bisa menerima pak kyai dengan baik, setelah melihat tambah besar dan pesat pondok yang dibangun oleh KH. Sumarno Syafi'i.[2]

            Setelah berjalan beberapa tahun dan sudah hamper ratusan alumni yang sudah pada keluar, tepatnya pada tahun 2005 , salah satu santri angkatan ke 5 memiliki kasus yang hingga saat ini belum terlupakan oleh pak kyai, yakni salah satu santri ada yang menyodorkan pisau ke muka kyai, yang mana kyai menyangka dia ingin membunuh kyai karena kesal dengan sikap kyai. Kejadian ini terjadi 2 hari ketika ingin acara kelulusan atau haflah wisuda, yang pada akhirnya dengan kejadian ini kyai tidak hadir di acara tersebut dan membatalkan acara wisuda dan semua santri angkatan ke 5 menangis histeris, karena mereka takut, ketika mereka keluar tidak mendapat ridho kyai dan guru guru.[3]

            Kemudian ditahun selanjutnya, yakni 2006, pondok pesantren dilanda banjir yang hampir satu minggu menenggelami seluruh bangunan, yang pada akhirnya semua kegiatan dihentikan dan tidak ada aktifitas selain sholat lima waktu, karena ketidaknyaman tempat, akhirnya setelah banjir surut kyai membuat saluran air yang besar yang airnya langsung mengalir ke sawah sawah yang sekarang telah menjadi perumahan elit agung sedayu group yakni Green Lake City. [4]

            Tahun selanjutnya ada kejadian yang menimpa seluruh santri pondok pesantren Daarus Sa'adah pada tahun 2007, seluruh santri dipulangkan seluruhnya, karena terkena penyakit MUNTABER, entah apa yang menyebabkan itu semua, namun pada tahun ini 87% seluruh santri dipulangkan oleh pak kyai karena semua terkena penyakit muntaber, oleh karena itu kegiatan dan aktifitas pondok terhenti sampai seluruh santri stabil balik ke pesantren.[5]

            Seiring berjalannya waktu dan pembangunan yang terus dikembangkan dan dikembangakan lebih bagus lagi, ketika dahulu santri makan ditempat sembarangan/makan diaman tempat karena belum tersedia tempat makan ( math'am ), untuk mengimbangi pembangunan yang telah pesat, akhirnya kyai memiliki keretif dan pemikiran untuk membuat tempat makan santri. Pada tahun 2011 dibuatlah ruang makan santri putra dan santri putrid dengan dilengkapi sarana dan prasarana seperti meja, bangku, kulkas, westafel cuci piring dll, demi menyeimbangi pembangunan dan stabilitas sarana dan prasarana yang ada.[6]

            Dahulunya, santri berpakaian bebas, akan tetapi ditahun 2014, kyai menetapkan bahwa seragam santri hanya boleh kokoh putih dan gamis hitam bagi santri perempuan, tujuannya agar mereka menyeimbangi keadaan tidak bermodel dan mengutamakan fashion, jadi sampai saat ini seluruh santri putra tidak diperkenankan mengenakan kaos berwarna dan baju kokoh warna, hanya baju kokoh putih yang diwajibkan, serta santri putrid hanya mengenakan gamis hitam. Efek dari peraturan ini, membawa kemashlahatan yang baik, karena semua santri sama rata tidak ada yang memiliki baju bagus atau jelek, semua sama berwarna putih dan hitam, yang seperti inilah hidup yang diajarkan rasulullah untuk menyeimbangi dengan yang lainnya, agar kesannya kita tidak angkuh atau lainnya.[7]

            Demikian ujung kejadian kejadian yang hingga melekat bahkan menjadi sebuah aturan sampai saat ini adalah peraturan menjenguk santri. Dahulu santri dijenguk bebas dan kapan saja boleh, namun pada tahun 2015, kyai mengeluarkan peraturan yang banyak tidak disetujui oleh semua wali santri, yang pada akhirnya seluruh wali santri demo didepan pagar pesantren dan merusak pagar pesantren karena kebijakan kyai yang otoriter yakni peraturan menjenguk 1 bulan sekali hanya diminggu ke 2 saja sekaligus pertemuan wali santri dengan kyai dalam acara ngaji bulanan, namun pada akhirnya hingga saat ini wali santri setuju dengan peraturan ini, ternyata ini lebih baik dan tidak menyita banyak tenaga dan materi, karena hanya sebulan sekali, akhirnya hingga saat ini seluruh santri dijenguk hanya sebulan sekali, dengan demikian peraturan kyai yang pada awalnya ditentang oleh semua wali santri akhirnya tahun 2016 ini bisa diterima dengan baik , yang sebenarnya semua peraturan yang kyai keluarkan dan terapkan itu semua baik buat kita.



[1] Ust. Haris Sputra, Alumni Pertama Pondok Pesantren Daarus Sa'adah , Wawancara Pribadi, Tangerang,  Sabtu,09 April  2016 pukul 11;00-11;45 WIB

[2] Ust. Haris Sputra, Alumni Pertama Pondok Pesantren Daarus Sa'adah , Wawancara Pribadi, Tangerang,  Sabtu,09 April  2016 pukul 11;00-11;45 WIB

[3] Ust. Muhammad Badruddin, Asatidz lama  Pondok Pesantren Daarus Sa'adah , Wawancara Pribadi, Tangerang,  Sabtu,09 April  2016 pukul 13;00-11;45 WIB

[4] Ust. H. M. SOBIRIN, Alumni ke-7 Pondok Pesantren Daarus Sa'adah , Wawancara Pribadi, Tangerang,  Sabtu,09 April  2016 pukul 14;00-14;45 WIB

[5] Ust. Suryadi, Alumni ke- 3 Pondok Pesantren Daarus Sa'adah , Wawancara Pribadi, Tangerang,  Sabtu,09 April  2016 pukul 11;00-11;45 WIB

[6] Ustz. Rini Yulianti, Alumni ke-14 Pondok Pesantren Daarus Sa'adah , Wawancara Pribadi, Tangerang,  Sabtu,09 April  2016 pukul 11;00-11;45 WIB

[7] Ustz. Anis prasasti, Alumni ke-15 Pondok Pesantren Daarus Sa'adah , Wawancara Pribadi, Tangerang,  Sabtu,09 April  2016 pukul 11;00-11;45 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini