Selasa, 12 April 2016

Asyifa_Manajemen Dakwah 4 A_TPQ Al-Muhajirun- Komplek Telkom_Tugas 5

Nama   : Asyifa Darti

Nim     : 11140530000029

Prodi   : Manajemen Dakwah

Kelas   : 4 A

 

Peristiwa-Peristiwa Penting yang Terjadi di Sepanjang Tahun Berdirinya TPQ Al-Muhajirun-Komplek Telkom Ciputat

 

Banyak sekali TPQ yang terdapat di wilayah sekitaran UIN Syarif Hidayatullah, namun saya hanya mengambil informasi dari TPQ Al-Muhajirun yang letaknya di perumahan griya satwika (komplek telkom) rt 05 rw 014, Ciputat Tangerang Selatan. Jika sebelumnya saya sudah melakukan penelitian di lembaga yang sama juga. Namun berbeda tempat dan sebenarnya memiliki metode pembelajaran yang sama. Akan tetapi saya ingin menggali informasi baru dari Taman Pendidikan al-Qur'an yang satu ini. Tpq Al-Muhajirun awalnya hanyalah sebuah Tpq yang ada pada umumnya, di mana media pembelajarannya menggunakan iqro' yang tentu sudah tidak asing lagi bagi kita yang dahulu juga pernah belajar mengaji dengan menggunakan iqro'. Dimana iqro' ini ada tingkatannya masing-masing dan tentunya tingkat kesulitannya berbeda-beda. Mengapa terbilang sulit, karena ini berlaku untuk para pemula dalam hal ini anak-anak yang baru mengenal bacaan huruf al-Qur'an.

Pada hari itu saya mendapatkan informasi dari ketua Tpq Al-Muhajirun bahwa pada tahun 2008, Tpq ini yang awalnya menggunakan iqro' pada kegiatan belajar. Namun beralih menggunakan metode qiro'ati, di mana metode qiro'ati ini belum banyak khalayak mengetahuinya, apalagi pemahaman tentang metode baru ini. Pada awalnya ketua dewan asatidz merasa kesulitan karena harus mengenalkan metode ini dari awal. Maka dari itu untuk memperkenalkannya dimulai dari para pengajar untuk diadakannya training berkaitan dengan metode qiro'ati ini. Hal ini betujuan untuk membekali para pengajar dengan ilmu yang baru mereka peroleh dan bagaimana caranya untuk mengajarkannya kepada para anak didik.

Metode qiroati ini membawa perubahan dari segi pengajaran maupun sistem pembelajarnya. Dimana anak didik yang sudah menginjak akhir khotaman karena metode baru ini anak didik tersebut harus mengulangnya dari awal lagi, supaya mereka mampu menyesuaikan pembelajaran metodologi qiro'ati ini. Namun pada kenyataannya selama proses ini berlangsung, ada dari beberapa orang tua anak didik yang melakukan protes, karena mereka merasa tidak terima anaknya harus mengulang kembali tingkatan mengaji mereka. Dengan adanya protes tersebut ketua Tpq al-Muhajirun tidak tinggal diam. Maka dengan adanya kejadian tersebut dewan asatidz mengadakan pertemuan dengan wali anak didik. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan para orangtua tentang pentingnya metode qiro'ati yang baru saja diterapkan di Tpq ini. Keuntungan dari metode qiro'ati ini tidak hanya sekedar mengenal bacaan al-Qur'an akan tetapi lebih difokuskan lagi untuk cara membacanya secara tartil yang sesuai dengan qoidah tajwid.

Belum berhenti sampai di situ, peristiwa ini mengundang perhatian salahsatu orangtua santri atau anak didik yang kebetulan berprofesi sebagai jurnalis yang berinisiatif menuliskan berita di koran pada tahun 2009 meliputi tentang profil Tpq al-Muhajirun serta sistem pembelajaran yang disajikan dengan metode qiro'ati dan seputar kegiatan yang lain seperti penampialan-penampilan dari santri atau anak didik, memperlihatkan hasil karya santri atau anak didik, serta kegiatan hari besar Islam atau biasa disebut PHBI.

Namun tidak hanya itu pada tahun berikutnya yaitu tahun 2010, ketika diadakannya khotaman al-Qur'an atau tamat belajar santri Tpq al-Muhajirun. Ada perubahan yang terlihat pasca peralihan metode baru ini, terutama terlihat dari para orangtua santri atau anak didik yang persepsinya baik terhadap metode qiro'ati ini. Sehingga mengembalikan kepercayaan para orangtua santri atau anak didik terhadap lembaga TPQ al-Muhajirun untuk menitipkan anak-anaknya belajar membaca al-Qur'an yang baik dan benar sesuai dengan qoidah tajwid. Berkat eksistensi TPQ Al-Muhajirun ini, pada tahun 2015 atas dasar hasil rapat dari dewan kepengurusan masjid, dimana dihadiri juga oleh orangtua santri atau anak didik, memutuskan agar bangunan masjid yang digunakan sebagai tempat kegiatan Tpq ini juga untuk direnovasi menjadi dua lantai, dimana nantinya lantai atas akan difungsikan juga sebagai tempat untuk berlangsungnya kegiatan belajar mengaji TPQ Al-Muhajirun. Berkah daripada metode baru yang ada merambah hingga inisiatif dari para warga komplek setempat untuk ikut serta dalam pendanaan pembangunan masjid, yang diharapkan dengan bertambahnya satu lantai bangunan masjid dapat difungsikan sebaik-baiknya dan eksistensi TPQ Al-Muhajirun tetap terjaga. Serta dapat menjaga kepercayaan warga komplek setempat terutama orangtua santri atau anak didik yang menitipkan anak-anaknya untuk belajar di TPQ Al-Muhajirun ini. Sehingga dapat membawa kemanfaatan bukan hanya untuk TPQ Al-Muhajirun saja, akan tetapi untuk masyarakat setempat.  

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini