Nama : Eliza Rahmawati
NIM : 11140530000046
Jurusan : Manajemen Dakwah 4B
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Dakwah
Dosen Pembimbing : Tantan Hermansyah, M. Si
Pada hari Senin, 11 April 2016 tepatnya ba'da dzuhur saya langsung berangkat ke rumah mbah saya yang letaknya di daerah Radio Dalam dengan kondisi badan yang kurang sehat karena ada nya tugas Pak Tantan Mata Kuliah Metodologi Penelitian Dakwah untuk mengetahui apa saja moment atau kejadian besar yang telah dilewati oleh seseorang yang berusia di atas 50 tahun. Saya memutuskan untuk memilih mbah saya sendiri sebagai Narasumber. Saya ke rumah mbah saya bersama teman saya, tetapi sekitar jam 13.30 saya tiba di rumah mbah saya ternyata mbah saya sedang tidur, saya kurang enak untuk membangunkannya dikarenakan kondisi beliau yang sedang tidak enak badan. Akhirnya, saya memutuskan untuk menunggu beliau bangun dari tidurnya, tepat jam 15.15 pada saat adzan Ashar akhirnya beliau bangun, tetapi saya tidak langsung bertanya kepada beliau, saya membiarkan beliau untuk shalat Ashar terlebih dahulu. Setelah beliau shalat ashar akhirnya saya langsung bertanya kepada beliau tentang moment atau kejadian besar apa saja yang beliau lewati sepanjang hidupnya, tepatnya di ruang tamu sambil santai. pertamanya beliau bertanya kepada saya untuk apa? Dan saya menjelaskannya. Kemudian beliau langsung bercerita tentang kejadian penting.
Nama beliau H. Paimo, lahir di Klaten 6 juni 1943. Pendidikan terakhir yang beliau tempuh SMP di Klaten. Tahun 1963 beliau menikah, nama istri beliau Sumarmi (Almarhumah). Beliau mempunyai anak 8, yang salah satu dari anak beliau adalah ayah saya sendiri. Tahun 1961 beliau masuk Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Kostrad, selama kurang lebih 4 bulan menjalankan pendidikan di Gombong Jawa Tengah, selesai latihan masuk Batalyon lalu masuk menjadi anggota militer. Beliau masuk di Batalyon bukan di staff. Kalau Batalyon kerjanya tugas, tetapi kalau staff di kantor. Pangkat beliau Serka (Sersan Kepala) Batalyon beliau terletak di Cibinong Bogor. Batalyon adalah satuan militer yang terdiri dari dua sampai enam kompi. Komandan Batalyon (Danyon) biasanya seorang Mayor atau Letkol.
Sebuah Batalyon biasanya adalah bagian dari sebuah resimen, grup atau brigade, tergantung dari sistem organisasi yang dipakai. Pertama beliau tugas ke Makassar Tahun 1962 selama 11 bulan, dari Makassar beliau pulang ke Batalyon lalu tugas ke Irian Jaya, Irian Barat Tahun 1963 selama 11 bulan melawan Penjajah Belanda, setelah 11 bulan beliau pulang dan kembali ke Batalyon dan tugas lagi ke Senayan tahun 1965 G30 S/PKI selama kurang lebih 6 bulan dan kembali lagi ke Batalyon, lanjut lagi tugas ke Kalimantan Barat tepatnya daerah Bengkayang tahun 1966 selama 11 bulan juga, lalu istirahat sejenak beberapa bulan, lalu pada tahun 1975 akhir beliau tugas ke Timor-timor tepatnya daerah Los Palos selama 11 bulan juga terus pulang lagi dan berangkat lagi ke Timor-timor tahun 1978 di Timor-timor beliau melawan Penjajah Portugis. Selama tugas satu kompi, satu tim bareng-bareng tidak secara individual.
Selama tugas masuk ke hutan, tugasnya di hutan-hutan besar, tembak-menembak itu biasa kata beliau, beliau masih bisa pulang tetapi banyak diantara temannya yang kena tembak-menembak itu, yang paling berkesan bagi beliau ketika melawan Belanda di Irian Barat, karena Irian Barat ingin merdeka seperti Indonesia, waktu itu meminta bantuan supaya bisa merdeka dengan Tentara Nasional, sekitar tanggal 5 Maret Belanda menyatakan kalah perang dengan Indonesia dan mengundurkan diri, baru Irian Barat merdeka. Yang dimana G30 S/PKI adalah sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam tanggal 30 September sampai tanggal 1 Oktober 1965 di saat tujuh perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha percobaan kudeta yang kemudian dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia.
Menurut beliau yang namanya tugas pasti pahit semua, tidak ada yang enak, semua tentara tidak ada yang tugas yang ringan, pasti berat semua, tugas militer tidak ada yang ringan dan enak. Beliau menjadi tentara selama 30 tahun. Tahun 1961 masuk dan pensiun tahun 1991. Setelah pensiun karena adanya pendaftaran veteran akhirnya beliau daftar, beliau masuk veteran karena memenuhi syarat yang telah ditentukan. Bisa masuk veteran itu tidak sembarang orang, tidak semua tentara bisa masuk veteran, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Salah satu syarat menjadi veteran yang harus dipenuhi ialah harus mempunyai tanda jasa paling sedikit 3 baris, mempunyai bintang sebagai pemberian tanda kehormatan dan penghargaan yang diberikan oleh Presiden kepada Warga Negara Indonesia yang telah berjuang, membela, dan mempertahan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau ikut melaksanakan perdamaian dunia. Veteran adalah golongan masyarakat yang berwatak revolusioner dan berjiwa Pancasila serta pernah berjuang dalam kesatuan-kesatuan bersenjata resmi atau kelaskaran yang diakui oleh pemerintah dalam mempertahankan atau membela Negara Proklamasi 17 Agustus 1945, dan oleh karena itu berkewajiban tetap melanjutkan perjuangan mengamankan dan mengamalkan Pancasila serta melawan segala isme dalam bentuk manifestasi apapun yang bertentangan dengan Pancasila.
Adanya veteran bertujuan untuk ketahanan nasional serta perjuangan bangsa demi kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, terwujudnya masyarakat adil dan makmur dalam wadah NKRI, terpeliharanya persahabatan antar bangsa demi terwujudnya ketertiban dunia yang didasarkan atas kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Diantara tugas pokok dari veteran ialah, meningkatkan usaha kesejahteraan bagi anggota dan keluarganya, melawan semua faham yang bertentangan dengan Pancasila, menghayati, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila dengan tujuan untuk menjaga kelestarian serta pewarisannya kepada generasi muda sebagai penerus cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia, memupuk persatuan dan kesatuan serta jiwa patriot bangsa sesuai jiwa, semangat dan nilai kejuangan 1945.
Cita-cita serta keinginan terbesar beliau bisa berangkat Haji ke Baitullah, akhirnya beliau daftar Haji pada Tahun 2005 dan tahun 2007 berangkat, menunggu selama 2 tahun. Beliau daftar di BNI Mayestik. Sekarang beliau menjadi Ketua RT di daerah rumahnya yang terletak di Jalan H. Zaini Radio Dalam. Beliau menjadi Satpam saat ini mengisi kekosongan waktunya di samping selain sebagai veteran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar