Rabu, 26 September 2012

kpi 1d tugas 3

 

Tugas sosiologi

 
 
Oleh : Noni wildasari
Kelas KPI 1D
NIM : 1112051000110
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Kelas-kelas dan pertentngannya menurut Marx
Teori kelas Marx merupakan teori sosiologi yang hingga kini masih tetap menjadi rujukan klasik dalam berbagai karya ilmiah tentang konflik.
Kelas yang dimaksud okeh marx adalah kelompok orang yang memiliki fungsi dan tujuan yang sama dalam suatu organisasi produksi. Pada dasarya teori konflik ari marx merupakan pokok pokok dari interpretasi sejarah ekonomi. Menurutnya, sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya merupakan sejarah tentang pertentangan kelas atau antar golongan mulai dari masyarakat sederhasa hingga masyarakat kompleks. Marx menyadari sepenuhnya eksistensi dan peran berbagai kelas dalam masyarakat. Dalam Les Luttes de classes en France  (Perjuangan Kelas-Kelas Sosial di Perancis) ia mendeskripsikan sekurang kurang nya tujuh kelas dan fraksi kelas yang berbeda: yaitu Kelas Aristokrasi finansial,borjuis industrial,borjuis kecil,proletar,petani kecil,tuan-tuan tanah besar dan sebagainya.
Faktor utama yang menyebabkan pertentangan kelas menurut Marx adalah terletak pada faktor produksi.Dengan adanya perbedan atau ketimpangan yang semakin tajam dalam proses produksi menjadi dasar terjadinya konflik atau pertentangan kelas dalam masyarakat.
Contoh pertentangan kelas menurut Marx dapat dilihat pada kaum Borjuis dengan kaum Proletar. Kaum Borjuis menjadi pemilik modal, para "borjuis kecil" yang merupakan kategori yang tidak terlalu tajam terdiri dari para tukang atau pengrajin,pedagang,notaris,pengacara dan seluruh "birokrat",sedangkan kaum Proletar adalah mereka yang menjual tenaga dalam bekerja atau bisa disebutt buruh. Kaum borjuis yang didorong oleh persaingan dan aus akan keuntungan tergerak untuk semakin lama semakin mengeksploitasi kaum proletar. Karena terperangkap dalam kemelaratan dan pengangguran yang bersifat endemik maka kaum proletar hanya memiliki satu satunya jalan keluar yaitu dengan peberontakan sporadis atau melakukan revolusi. Karena pergulatan antar kelas ini harus berujung pada terjadinya perubahan dalam masyarakat,maka pemberontakan haruslah bertransformasi dalam bentuk revolusi.
 
 
 
 
Agama menurut pandangan Marx
 
Marx tidak memiliki teori yang sistematik tentang ideologi.sebaliknya hanya ada analisis-analisis parsial dan belum rampung namun seringkali berbobot dan tajam. Analisis ini berkisar pada beberapa tema yang bersifat fundamental.
Marx menempatkan ideologi sebagai keseluruhan ide yang dominan yaang diusung oleh sebuah masyarakat sebagai kelompok sosial dalam bingkai superstruktur masyarakat. Ideologi ini dikondisikan oleh bingkai atau batas ekonomi dan menjadi semacam refeksi atau bingkai itu.
Marx juga memiliki sebuah teori tentang ideologi sebgai semacam alienasi. Pengertian ini dipinjam oleh filsuf Ludwig Feuerbach yang merupaan penulis L'Essence du christianisme (esensi kristianisme) (1864). Bagi Feuerbach agama itu merupakan proyeksi dalam bentuk "surga bagi pemikiran (ide)",harapan dan keyakinan manusia. Karl marx mengambil kembali pemikiran ini bahwa agama adalah "candu bagi masyarakat" selanjutnya ia akan mengusungnya ke dalam analisis komoditas.
Makna yang mendasar dari kosep alienasi adalah Kapitalisme adalah sebuah strutur yang membuat batas pemisah antara seorang individu dan proses produksi,produk yang di proses dan orang lain dan akhirnya juga memisakan diri individu itu sendiri.
Marx adalah seseorang dengan mnganut orienasi materialis, ia menyatakan bahwa masalah kehidupan modern dapat dirujuk pada sumber materialnya yang riil misalnya struktur kapitalisme.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Modal produksi menurut Marx
 
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa marx menawarkan sebuah teori tentang masyarakat kapitalis berdasarkan citranya mengenai sifat mendasar manusia. Marx yakin bahwa manusia pada dasarnya produktif,artinya untuk berthan hidup anusia perlu bekerja di dalam dan dengan lama,dengan itu mereka menghasilkan makanan,pakaian ,peralatan, perumaan dan kebutuhan lain yang memungkinkan mereka hidup. Produktifitas mereka bersifat alamiah, yang memungkinkan mereka mewujudkan dorongan kreatif mendasar yang mereka miliki. Dorongan ini diwujudkan bersama sama dengan orang lain,dengan kata lain manusia pada dasarnya adalah akhluk sosial.mereka perlu bekerjasama untuk mendapatan segala sesuatu yang mereka perukan untuk hidup. Dan dengan bantuan teknologi modern orang dapat berinteraksi dengan alam dan dengan orang lain secara selaras untuk menciptakan segala sesuatu yang mereka butuhkan untuk hidup.
 

 
DAFTAR PUSTAKA:
Upe, Ambo. 2010. Tradisi dalam aliran sosiologi. Jakarta:PT.Raja grafindo persada
Sunarto, kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: lembaga penerbit fakultas ekonomi Universitas Indonesia
Ritzer dan Goodman. 2007. Teori sosiologi modern. Jakarta:Kencana
                                                                                   
 
 
 
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini