Rabu, 26 September 2012

E. Durkheim_Anggasatriaperkasa Jurna1B_Tugaske2

FAKTA SOSIAL       

Sebelum fisika dan kimia menjadi ilmu, maka manusia telah mempunyai pengertian tertentu tentang gejala fisiokimiawi. Hal ini antara lain disebabkan,oleh karena pikiran dan refleksi timbul sebelum munculnya suatu ilmu tertentu dalam ilmu pengetahuan pikiran dan refleksi itu dipergunakan secara lebih sistematis dan metodologis. Orang tidak mungkin hidup dalam suatu lingkungan  tanpa membentuk gagasan-gagasan tertentu mengenai lngkungan itu, halmana kemudian mengatur kehidupannhya. Namun, oleh karena gagasan-gagasan itu lebh dekat dengan manusia dan berada dalam jangkauan mentalnya apabila dibandingkan dengan realitas, maka manusia mempunyai kecendeerungan untuk menggantikan kenyataan denga gagasan-gagasan. Manusia lebih cenderung menganalisis atau mengkombinasikan gagasan-gagasannya, daripada mengadakan pengamatan, melukiskan, atau membandingkan hal-hal yang merupakan kenyataan. Dengan demikian, maka yang dihasilkan lebih merupakan suatu analisis ideologis daripada ilmu pengetahuan yang menelaah kenyataan.

 

Kiranya jelas bahwa metode tersebut tidak akan mungkin menghasilkan sesuatu yang bersifat obyektif (atau intersubyektif). Gagasan-gagasan atau konsep-konsep itu bukan merupakan pengganti yang sah bagi hal-hal. Pengalaman sehari-hari berfungsi untuk menyerasikan perilaku manusia dengan lingkungannya hal itu dihasilkan, dibentuk dan tertuju pada penguluman. Suatu unsur pengganti  mungkin dapat melaksanakan fungsinya berfungsi dengtan baik, namun dari sudut teoritis hal itu tidak benar. Suatu gagasan hanya berfungsi memberikan pengethuan mengenai pengetahuan mengenai manfaat dan kerugian kualitas suatu hal.

Fakta sosial sebagai fenomena yang harus dikaji secara emperis tidak secara filosofi. Fakta sosial bersifat eksternal, koersif, aktor solidaritas sosial juga sebagai fakta, meskipun bersifat nonmaterial.

Dengan menjadikan fakta solidaritas sosial sebagai unsur dasar dalam masyarakat, maka Dukheim membagi masyarakat ke dalam 2 tipe utama, tipe ideal solidaritas sosial mekanik dan solidaritas sosial organik.

Arugumen Durkheim mengenai subjek yang dikonstruksi secara sosial dirumuskan paling jelas dalam The Rules of Sociological Method, di mana ia menandaskan pernyataannya tentang sosiologi sebagai bidang penlitian yang absah dan yang objk studinya berupa "fakta-fakta sosial", menurutnya, "berada di luar individu" dan "ditopang oleh kekuatan koersif"

 

 

FUNGSIONALISME

Asumsi-asumsi dasar Durkheim mencerminkan pokok-pokok pemikiran bangsa Prancis yang sangat terpengaruh oleh aliran organism. Asumsi dasar itu antara lain:

A.      Masyarakat tidak dapat dipandang sebagai suatu hal yang berdiri sendiri yang dapat dibedakan dar bagian-baiannya. Masyarakat harus dilihat sebagai suatu keseluruhan.

B.      Bagian-bagian suatu system diangggap memenuhi fungsi-fungsi pokok, maupun kebutuhan system secara keseluruhan.

C.      Kebutuhan pokok suatu suatu sitem social harus dipenuhi, untuk mencegah terjadinya keadaan abnormalatau patologis

D.      Setiap system mempunyai pokok-pokok keserasian tertentu yang segala sesuatunya akan  berfungsi secara normal

Dengan demikian , walaupun Durkheim mengingatkan perihal analisa teologis yang kadang-kadang tidak benar, dia sendiri kadangkala terjerumus kedalamnya. Kemungkinan besar penyebabnya adalah pembentukan asumsi-asumsi organismik kedalam analisa sosiologis.

 

 

PEMBAGIAN KERJA

Walaupun Durkheim memberikan peringatan mengenal kelemahan atau bahayanya mempergunakan pemikiran teologis, namun dia mempergunakannya dalam karya-karyanya yang penting. Dalam karyanya mengenal pembagian kerja , Durkheim senantiasa mengadakan pembedaanantara sebab dengsn  fungsi.

Pembagian kerja semakin berkembang maka individu-individu tidak akan selamanya sama, sebab pekerjaan mereka mengikuti fungsi spesialis. Tetapi perasaan solidaritas mengikat sesuai dengan pembagian kerja, yang membawa kepada posisi saling melengkapi "tidak sama tetapi mirip" yang akan menyebabkan kegiatan bersama, sumber perasaan solidaritas dari macam-macam perbedaan tertentu. Sebagai pengganti saling bertentangan saling mengasikan satu dengan yang lainnya, sehingga pembagian kerja menetapkan bentuk kontrak moral baru antara individu, dan inilah yang dinamakan "solidaritas organic".

Kombinasi pertumbuhan isi sosial dan kepadatan moral menyebabkan kondisi timbulnya diferensiasi  sosial. Demikian pula kondisi kompetisi, perjuangan untuk keberadaan (kehidupan) menjadi lebih kuat. Pembagian kerja merupakan bagian untuk hidup, tetapi penyelesaiannya perlahan. Antara lawan tidak mewajibkan menghilangkan satu terhadap yang lainnya, tetapi dapat hidup berdampingan. Pembagian kerja semakin berkembang maka individu-individu tidak akan selamanya sama, sebab pekerjaan mereka mengikuti fungsi spesialis. Tetapi perasaan solidaritas mengikat sesuai dengan pembagian kerja, yang membawa kepada posisi saling melengkapi "tidak sama tapi mirip" yang akan menyebabkan kegiatan bersama, sumber perasaan solidaritas dari macam-macam perbedaan tertentu. Sebagai pengganti saling bertentangan saling mengasingkan satu sama lain, adalah saling melengkapi satu dengan yang lainnya, sehingga pembagian kerja menetapkan bentuk kontrak moral baru antara individu, dan inilah yang yang dinamakan "solidaritas organik". Pembagian kerja yang semakin besar, maka saling ketergantungan semakin besar, karena semakin bertambahnya spesialisi kerja. Indikator organik ini adalah ditandai oleh pentingnya hukum yang bersifat memulihkan (restitutif).

Menurut Durkheim struktur masyarakat adalah ketetapan, bukan dengan pengulangan dari unsur-unsur homogen yang sama, tetapi oleh suatu sistem dari organ yang berbeda, masing-masing setiap sesuatu telah mempunyai peran khusus dan milik mereka tidak terbentuk dari bagian yang berbeda. Unsur dalam masyarakat tidaklah semua asli, tidak menempati bersama dan kemudian berakhir. Tidak terpancang satu dengan yang lainnya, tetapi da koordinasi dan subordinasi satu sama lainnya dengan organ pusat sama, berusaha melampaui ketahanan dari organisme yang cukup.

Meskipun masyarakat tumbuh dengan cepat, maka kondisi kehidupan individu tidaklah sama untuk setiap tempat. Hal ini menurut Durkheim karena masyarakat menyebar lebih cepat, sehingga kesadarna bersama menekan dirinya untuk naik ke atas dan akibatnya menjadi lebih abstrak. Semakin umum munculnya kesadaran bersama, maka kehidupan untuk variasi individu lebih luas. Solidaritas organik hanya mungkin jika masing-masing orang perseorangan mempunyai lingkungan kegiatan yang berakibat bagi pribadi. Jadi kesadaran kolektif tidak melindungi kesadaran individu, tetapi disini membangun untuk fungsi kohesivitas yang muncul dari solidaritas.

       "Solidaritas mekanik" berkaitan dengan pertumbuhan pembagian tenaga kerja, dimana semakin meningkat pembagian kerja, maka terjadi perubahan struktur sosial dari solidaritas mekanik ke solidaritas organik. Solidaritas mekanik didasarkan pada suatu kesadaran kolektif bersama, yang menunjuka kepada totalitas kepercayaan-kepercayaan dan sentimen-sentimen yang rata-rata ada pada warga masyarakat merupakan solidaritas yang tergantung pada individu-individu yang memiliki sifat-sifat yang sama dan menganut kepercayaan dan pola normatif yang sama pula. Karena itu individu tidak berkembang terus menerus dilumpuhkan oleh tekanan besar untuk konformitas (penyesuaian-penyesuaian). Indikatornya ada hukum yang bersifat menekan  (represif).

 

 

 

AGAMA

Dalam buku nya the elementary forms of religious life (1912/1965),ia memusatkan perhatian  pada bentuk terakhir fakta social nonmaterial yakni agama.dalam karya ini Durkheim membahas masyarakat primitive untuk menemukan akar agama.durkheim yakin bahwa ia   akan dapa tsecara lebih baik menemukan akar agama itu dengan jalan membandingkan masyarakat primitive yang sederhana ketimbang didalam masyarkat modern yang kompleks.temuannya adalah bahwa sumber agama adalah masyarakat itu sendiri.masyarakatlah yang menentukan bahwa sesuatu itu bersifat sacral dan yang lainnya bersifat profane,khususnya dalam kasus yang disebut totemisme.dalam agama primitive(totemisme) ini benda-benda seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang didewakan.durkheim menjelaskan bahwa masyarakat dan agama adalah satu dan sama (kesatuankolektif).

Dalam karangan yaitu Durkheim menyimpulkan bahwa  "Agama sesungguhnya adalah masalah social."dan ia juga meyakini bahwa  "agama adalah hal primitive dari segala fenomena sosial.semua manifestasi lain dalam aktivitas kolektif berasal dari agama dan melalui berbagai transformasi secara berturut-turut antara lain menyangkut hukum,moral,seni,bentuk politik dsb."

 ANOMALI

Dalam karya Durkheim, Suicide (Bunuh Diri) (1987). Dia membagi bunuh diri menjadi tiga macam :

1.      Alturastik (diman kasus bunuh diri terjadi demi kepentingan kelompok seperti  (misalnya seorang pahlawan perang).

2.      Egoistik (karena adanya kekurangan dalam organisasi sosial berupaya untuk menjauhkan diri dari kelompok tersebut).

3.      Anomanik, dimana penyesuaian diri  masyarakat terganggu (oleh perubahan-perubahan ekonomi, dan bangkit serta jatuhnya suatu kelas ).

Ide tentang anomie itu diperkenalkan sebagai  suatu tandingan tepat atas ide tentang solidaritas sosial. Sementara solidaritas sosial adalah suatu bentuk integrasi ideologi kolektif, anomie adalah bentuk kebingungan, ketidak amanan, "kehampaan norma".

Apabils kondisi masyarakat sudah tidak mempunyai sistem pengaturan utama dan tidak berfungsi lagi dalam membentuk keteraturan dan hubungan harmonisnya, maka hal demikian membawa kepada kondisi "anomi".  Ada tekanan budaya yang kuat pada individualisme. Fenomena dalam membentuk penyakit masyarakat :

1.      Anomi pada pembagian kerja, seperti kasus krisis industri dimana terjadi permusuhan antara buruh dan pengusaha, sehingga individu terisolasi.

2.      Tingginya intensitas pembagian kerja, sehingga penempatan individu tidak berdasarkan kemampuannya.

3.      Bentuk patologis lainnya yaitu fungsi tugas tidak dikerjakan secara penuh pada sistem.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini