Rabu, 09 September 2015

tugas sosiologi

QURRATA 'AINI PENGANTAR SOSIOLOGI TUGAS 1

A.   Apa itu sosiologi

Sosiologi adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, idividu dengan kelompok dan kelompok dengan masyarakat. Sosiologi juga merupakan studi ilmiah tentang masyarakat. Lebih khusus lagi, studi tentang organisasi masyarakat.(zanden, 1988).pada hakikatnya bukanlah sematamata ilmu murni (pure science) yang hanya mengenbangkan  ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha untuk meningkatkan kualitas ilmu itu sendiri, namun sosiologi juga bisa menjadi ilmu teerapan (applied science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan masalah praktis atau masalah sosial yang perlu ditanggulangi.

Kekhususan sosiologi adalah bahwa perilaku manusia selalu diliahat dalam kaitannya dengan struktur struktur kemasyarakatan dan budaya budya yang dimiliki dibagi dan ditunjang bersama.(veege).

Sosiologi mempelajari perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya.kelompok tersebbut mencakup keluarga, suku, bangsa, komunitas dan pemerintahan, dan berbagai organisasi sosial, agama, politik, bisnis, dan organisasi lainnya. Sosiologi mempelajari perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri asal usul pertumbuhannyan, serta menganalisis pengaruhkegiatan kelompok terhadap anggotanya.

Dengan demikian sosiologi bisa dikatakan sebagai ilmu tersendiri, karena ia adalah disiplin inteelektual yang secara khusus, sistematis dan terandalkan mengenbangkan pengaruh tentang hubungan sosial manusia pada umumnya dan tentang produksi hubungan tersebut.(Hoult). Dengan kata lain, sosiologi mempelajari tingakah laku manusia sebagai anggota masyarakat, tidak sebagai individu yang terlepas dari kehidupan masyarakat.sosiologi tidak begitu meenitik beratkan  pada apa yang terjadi di dalam diri manusia (merupakan bidang studi psikologi), melainkan pada apa yang berlangsung diantara manusia.

B.     Tokoh-tokoh sosiologi.

 

1.      August Comte (1789-1857)

2.      Herbert Spencer (1920-1903)

3.      Karl Marx (1818-1883)

4.      Emil Durkhein (1868-1920)

5.      George Simmel (1858-1918)

 

C.   Teori-teori dasar sosiologi.

 

A.   Sosial statics dan sosial dynamics

Comte membagi sosiologi menjadi dua bagian, yaitu apa yang disebut dengan sosial statics dan sosial dynamics. Dengan sosial statics dimaksudkannya sebagai suatu studi tentang hukum-hukum aksi dan reaksi antara bagian dari suatu sistem sosial. Bagian yang paling penting dari sosiologi menurut Comte adalah apa yang disebutnya dengan sosial dynamics, yang didefinisikannya sebagai teori tentang perkembangan dan kemajuan masyarakat manusia.

 

·         Hukum Tiga Tahap

Hukum tiga tahap merupakan usaha Comte untuk menjelaskan kemajuan evolusioner ummat manusia dari masa primitive sampai ke peradaban Prancis abad ke Sembilan belas yang sangat maju. Hokum ini menjelaskan bahwa masyarakat-masyarakat (atau manusia) berkembang melalui tiga tahap utama, tahap-tahap ini ditentukan menurut cara berpikir yang dominan: teologis, metafisik, dan positif.

 

B.   Kenyataan Fakta Sosial

Asumsi umum yang paling fundamental yang mendasari pendekataan Durkheim terhadap sosiologi adalah bahwa gejala social itu riil dan mempengaruhi kesadaran individu serta perilakunya yang berbeda dari karakteristik psikologis, biologis, atau karakteristik individu lainnya. Lebih lagi karena gejala social merupakan fakta yang riil, gejala-gejala itu dapat dipelajar dengan metode-metode empiric, yang memungkinkan satu ilmu sejati tentang masyarakat dapat dikembangkan.

 

C.   Alienasi

Analisa Marx tetang alenasi merupakan respons terhadap perubahan ekonomis, social, dan politis yang dia lihat di sekelilingnya. Dia tidak ingin memahami alienasi sebagai suatu masalah filosofis. Dia ingin memahami perubahan semacam apa yang dibutuhkan untuk membuat suatu masyarakat bias mengekspresikan potensi kemanusiannya secara memadai. Berkaitan dengan hal ini, Marx mengembangkan suatu pengertian penting; Sistem ekonomi kapitalis adalah sebab utama alienasi.

 

·         Teori Konflik

Teori konflik melihat elemen-elemen dan komponen-komponen dalam masyarakat merupakan suatu persaingan dengan kepentingan yang berbeda sehingga pihak yang satu selalu berusaha menguasai pihak yang lain. Pihak yang kuat berusaha menguasai pihak yang lemah. Dengan demikian konflik menjadi tak terhindarkan. Asumsi dasar teori konflik adalah:

a.       Struktur dan jaringan dalam masyarakat merupakan persaingan antar

kepentingan dan bahkan saling bertentangan satu sama lain.

b.      Sehingga dalam kenyataan menunjukkan bahwa system sosial dalam

masyarakat menimbulkan konflik.

c.       Karena konflik adalah sesuatu yang tak terelak, maka konflik menjadi

salah satu cirri dari system sosial.

d.      Konflik ini tampak dalam kepentingan-kepentingan dalam kelompok –

kelompok masyarakat yang berbeda-beda.

·         Pertentangan Kelas (Teori Kelas)

Teori kelas dari Marx berdasarkan pemikiran bahwa: "sejarah dari segala bentuk masyarakat dari dulu hingga sekarang adalah sejarah pertikaian antar golongan". Menurut pandangannya, sejak masyarakat manusia mulai dari bentuknya yang primitive secara relative tidak berbeda satu sama lain

 

D.   Tindakan Sosial

Keseluruhan sosiologi Weber didasarkan pada pemahamannya tentang tindakan social. Ia membedakan tindakan dengan perilaku yang murni reaktif. Mulai sekarang konsep perilaku dimaksudkan sebagai perilaku otomatis yang tidak melibatkan proses pemikiran. Bagi Weber, sosiologi adalah suatu ilmu yang berusaha memahami tindakan-tindakan social dengan menguraikannya dengan menerangkan sebab-sebab tindakan tersebut

Oleh karena itu melalui analisis atas berbagai macam tindakan manusialah kita memperoleh pengetahuan mengenai ciri dan keanekaragaman masyarakat-masyarakat manusia.

Dalam teori tindakannya, tujuan Weber tak lain adalah memfokuskan perhatian pada individu, pola dan regularqitas tindakan, dan bukan pada kolektivitas. Tindakan dalam pengertian orientasi perilaku yang dapat dipahami secara subjektif hanya hadir sebagai perilaku seorang atau beberapa orang manusia individual. 

E.    Teori Pertukaran Nilai

Teori ini berangkat dari asumsi dasar "do ut des"  artinya saya memberi supaya engkau juga memberi. Menurut Goerge Simmel peletak toeri ini, semua kontak di antara manusia bertolak dari skema memberi dan memdapatkan kembali dalam jumlah yang sama.

 

·         Uang Dan Nilai

Secara umum Simmel berpendapat bahwa orang menciptakan nilai dengan menciptakan objek, memisahkan dirinya dari objk-objek tersebut, dan selanjutnya berusaha mengatasi jarak, kendala dan kesulitan. Semakin besar kesulitan untuk mendapatkan suatu objek maka semakin besar pula nilainya. Prinsup umumnya adalah bahwa nilai benda berasal dari kemampuan orang untuk menjarakkan dirinya secara tepat dengan objeknya.

 

Sumber Buku

·           Sosiologi  Teks Pengantar Dan Terapan, (J. Dwi Narwoko)

·           Mengerti Sosiologi, (M. Amin Nurdin, MA)

·           Teori-Teori Social, (Sigit Jatmiko)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini