PENGANTAR SOSIOLOGI
A. Pegertian Sosiologi
Apa itu sosiologi ? sosiologi adalah studi ilmiah tentang masyarakat. Studi ilmiah yang mempelajari seluk beluk perilaku dalam masyarakat, baik mencakup tentang tindakan sosial, interaksi sosial, kontak sosial, hubungan timbal balik antara individu dengan individu, hubungan individu dengan kelompok ataupun hubungan kelompok dengan kelompok. Untuk lebih jelas lagi definisi sosiologi yang dikemukakan weber bahwa sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatiannya pada pemahaman interpretif atas tindakan sosial dan pada penjelasan kausal atas proses dan konsekuensi tindakan tersebut (1921/1968 : 4 ) . Disamping itu sosiologi haruslah berupa sebuah ilmu, sosiologi harus memusatkan perhatian pada kausal ( dan sebenarnya weber memang mengombinasi sosiologi dengan sejarah), sosiologi juga harus menggunakan pemahaman interpretif ( verstehen ).
B. Tokoh – Tokoh Utama Sosiologi
a.Auguste Comte ( 1798 – 1857 )
Aguste Francois Marie Xavier Comte yang sering disebut sebagai Bapak sosiologi. Comte lahir di Mountpelier, Perancis, 19 Januari 1798 ( pickering, 1993: 7 ). Comte adalah orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi. Pengaruhnya besar sekali terhadap para teoritis sosiologi selanjutnya (terutama Herbert Spencer dan Emile Durkheim ). Ia yakin bahwa studi sosiologi akan menjadi ilmiah sebagaimana keyakinan teoritisi klasik dan kebanyakan sosiologi kontemporer ( Lenzer, 1975 ). Comte mengembangkan fisika sosialatau yang pada 1839 disebutnya sosiologi(Pickering, 2000). Teori – teori yang dikemukakan comte diantaranya teori social statics ( statika sosial atau struktur sosial yang ada ) dan socil dynamics (dinamika sosial atau perubahan sosial). Landasan pendekatan Comte, yakni teori evolusinya atau hukum tiga tingkatan. Teori yang dikemukakannya menyatakan adanya tiga tigkatan intelektual yang harus dilalui dunia di sepanjang sejarahnya.
b. Emile Durkheim ( 1858-1917)
Emile Durkheim lahir di Epinal, Perancis, 15 April 1858. Emile Durkheim adalah orang perancis keturunan yahudi dan ia sendiri belajar untuk menjadi pendeta (rabbi). Ia meletakan dasar sosiologi ilmiah positif. Menururnya, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial, dan fakta sosial bukan individual. Dalam The Rule Of Sociological Method (1895/1982) Durkheim menekankan bahwa tugas sosiologi adalah mempelajari apa yang ia sebut sebagai fakta-fakta sosial. Teori-teorinya yang dikembangkan Durkheim diantaranya Kenyataan Fakta Sosial, Karakteristik Fakta Sosial, Fakta Sosial material dan nonmaterial .
c. Karl Max (1818 – 1883)
Karl Max lahir di Trier, Prusia, 5 mei 1818. Pemikiran G.W.F. Hegel (1770 -1831) merupakan pemikiran dominan yang memengaruhi Karl Max. Marx dan Sosiologi, Marx bukanlah seorang sosiologi dan tak menganggap dirinya sosiolog. Meskipun karyanya terlalu luas untuk dicakup dalam pengertian sosiologi, namun ada satu teori sosiologi yang ditemukan dalam karya Marx. Memang sejak awal ada sosiolog yang sangat dipengaruhi oleh Marx dan telah ada serangkaian panjang sosiologi Marxian, terutama di Eropa. Teori-teori Karl Max diantaranya Alienasi, Teori Konflik, dan Pertentangan kelas ( teori kelas ) . Teori Marx secara garis besarnya saja, dapat dikatakan bahwa Marx menawarkan sebuah teori tentang masyarakat kapitalis berdasarkan citranya mengenai sifat mendasar manusia.
d. Max Weber (1864 – 1920)
Max Weber lahir di Erfurt, Jerman, 21 April 1864. Kita dapat mengidentifikasi sejumlah sumber teori Weberian, antara lain sejahrawan, filsuf, ekonom, dan teoritis politik jerman . Imanuel Kant (1724 – 1804) adalah tokoh yang paling besar pengaruhnya terhadap Weber. Teori yang dikembangkan Weber menjelaskan tentang Tindakan Sosial. Secara garis besar teori Weber pada dasarnya adalah teori tentang proses rasionalisasi(Brubaker,1984; Kalberg, 1980,1990,1994).
e. Georg Simmel ( 1858 – 1918)
Georg Simmel lahir di Berlin, 1 Maret 1858. Georg Simmel dengan Weber dan bersama-sama mendirikan Masyarakat Sosiologi Jerman. Ia adalah teoritis sosiologi yang luar biasa (Frisby, 1981; Levin, Carter, dan Gorman, 1976a. 1976b). Gagasan Simmel berpengaruh di Chicago terutama karena tokoh dominan di tahun – tahun awal di Chicago, Albion Small dan Robert Park. Teori yang dikaji oleh Simmle salah satunya adalah Teori Pertukaran Nilai.
C. Teori Besar atau Teori Dasar Sosiologi
Tiga Teori Besar Sosiologi
a. TEORI FUNGSIONAL – STRUKTURAL
Teori fungsionalisme struktural adalah satu bangunan teori yang paling besar pengaruhnya dalam ilmu sosial di abad sekarang . teori ini disebut juga teori konsensus. Teori ini dikemukakan oleh Davis dan Moore, yang menjelaskan perubahan sosial. Tiga kata kunci dipakai dalam teori ini adalah stabilitas, harmoni, dan solusi. Di dalam pikiran Merton, sasaran studi struktural fungsional antara lain adalah : peran sosial, pola institusional, proses sosial, pola kultulr, emosi yang terpola secara kultural, norma sosial, organisasi kelompok, struktur sosial, perlengkapan untuk pengendalian sosial, dan sebagainya (Merton, 1949/1968:104)
b. TEORI KONFLIK
Teori konflik sebagian berkembang sebagai reaksi terhadap fungsionalisme struktural dan akibat berbagi kritik. Teori konflik ini berasal dari berbagai sumber lain seperti teori Marxian dan pemikiran konflik sosial dari Simmel. Salah satu kontribusi utama teori konflik adalah meletakkan landasan untuk teori-teori yang lebih memanfaatkan pemikiran Marx. Masalah mendasar dalam teori konflik adalah teori itu tak pernah berhasil memisahkan dirinya dari akar struktural-fungsionalnya. Teori ini lebih merupakan sejenis fungsionalisme struktural yang angkuh ketimbang teori yang benar-benar berpandangan kritis terhadap masyarakatnya.
c. NEOFUNGSIONALISME
Istilah neofungsionalisme digunakan untuk menandai kelangsungan hidup fungsionalisme struktural, tetapi juga sekaligus menunjukan bahwa sedang dilakukan upaya memperluas fungsionalisme struktural dan mengatasi kesulitan utamanya.neofungsionalisme bersifat terbuka dan plular . neofungsionalisme memusatkan perhatian yang sama besarnya terhadap tindakan dan keberaturan. Neofungsionalisme tetap memperhatikan masalah integrasi, tetapi bukan dilihat sebagai fakta sempurna melainkan lebih dilihat sebagai kemungkinan sosial. Yang paling penting, untuk mengimbangi bias level-makro dari fungsionalisme struktural tradisional, dilakukan usaha untuk mengintegrasikan ide-ide dari teori pertukaran, interaksionisme simbolik, pragmatisme, fenomenologi , dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar