Pertempuran
Besok, ribuan jiwa akan merasakan hiruk pikuk budaya dan kehidupan baru. Jika dipetakan serius, setidaknya ada tiga tipologi besar yang akan tampil menghadapi 'zaman baru' tersebut.
Model pertama adalah mereka yang sudah punya imajinasi tentang masa depan, sehingga mempersiapkan setiap tahapan dengan detil dan penuh perhitungan. Alhasil, ketika masa depan disuguhkan, mereka menikmati hidangan zaman itu dengan suka cita, dan setelah itu, jemarinya indah menulisi lembaran sungai sejarah.
Mereka menjadi penanda bahwa masa depan masih layak untuk dinikmati, dihayati, dikreativi, dan digulati dengan penuh hasrat. Sebab dalam DREAM mereka, waktu ada batu yang menggelinding dari gunung menuju segara. Sehingga yang penting, dari setiap momentum gelindingannya, memberikan makna bagi kehidupan disekitarnya.
Mereka, akhirnya menjadi "pelukis-pelukis" zaman, yang menahbiskan waktu dengan kerinduan. Jiwa-jiwanya merintih terpekur dalam dzikir kehidupan. Tangan-tangannya kokoh menggenggam sejumlah harapan.
Model kedua adalah yang merasakan bahwa "zaman baru" adalah takdir dan kebetulan. Sehingga semuanya diikuti seperlunya saja. Tidak perlu berhasrat dan menggebu, sebaliknya justru menikmati waktu dengan berleha. Jika kemudian mendapatkan sesuatu, dianggapnya sebagai bonus kehidupan dari Sang Maha.
Model ketiga adalah yang mendapati "zaman baru" dalam kecemasan. Waktunya habis untuk "curhat" penuh kegalauan. Tidak ada cita-cita, apalagi DREAM yang bertenaga. Mereka mengisi zaman dengan pasti dalam ketidakpastian.
Jika kita bertanya kepada mereka, akan seperti apa nanti? Ya, kerja! Kerja apa? Di mana? Berapa pendapatannya? Tidak terdefinisikan. Mereka terlibat dalam keGALAUan massal yang menggila. Menjadi awan kelabu yang mewarnai langit jingga itu dengan warna nestapa.
Sahabat muda dan baru memasuki 'zaman baru' ada di model manakah engkau?
Salam takdzim dan berkelimpahan bagi Anda yang hebat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar