Nama: Fizna Sa'diyya
I. DEFINISI SOSIOLOGI
Sejak masa Aristoteles, ilmu sosial tidak memiliki batasan/definisi pokok bahasan yang pasti karena titik berat ilmu sosial ada pada perilaku manusia yang dinamis, selalu berubah dari waktu ke waktu. Akan tetapi, kajian tentang perilaku manusia di dalam kehidupan sosial telah dikaji berdasarkan metodologi ilmiah dan memenuhi persyaratan sebagai kajian ilmu sosial.
Kondisi yang sama juga ditemukan pada kajian ilmu Sosiologi. Karena itu, sampai saat ini tidak ada batasan yang pasti dan baku tentang apa yang dimaksud dengan Sosiologi itu. Akan tetapi ini bukan berarti para sosiolog tidak memiliki kepastian dalam membatasi Sosiologi. Sosiologi mengkaji secara ilmiah struktur sosial dan interaksi sosial dan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan di dalam struktur dan interaksi.
Ada beberapa sudut pandang yang membedakan Sosiologi dengan ilmu-ilmu yang lain. Elemen pertama sudut pandang sosiologi adalah sains. Karenanya, para sosiolog tunduk pada rangkaian prosedur riset dalam menginvestigasi fenomena sosial. Elemen kedua adalah struktur sosial. Struktur sosial masyarakat berisi komponen-komponen lingkungan sosial yang relatif permanen dan bersifat jangka panjang. Elemen ketiga adalah interaksi sosial. Dan elemen terakhir adalah perubahan sosial. Meski kehidupan sosial telah terstruktur, ia masih dalam keadaan tidak stabil dan karena itu para sosiolog mengakui bahwa kesinambungan dan perubahan merupakan ciri khas eksistensi sosial manusia.
Sosiologi juga memiliki sfat dan hakikat. Yang pertama, sosiologi adalah suatu ilmu sosial dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan kerohanian. Kedua, Sosiologi bukanlah disiplin normatif tetapi disiplin kategoris. Ketiga, Sosiologi merupakan ilmu murni dan bukan merupakan terapan. Keempat, sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan ilmu pengetahuan yang kongkrit. Kelima, sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Keenam, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan empiris dan rasional. Terakhir, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum. Karena itu, dalam pandangan Soerjono Sukanto, disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu sosial yang kategoris, murni, abstrak, berusaha mencari pengertian-pengertian umum rasional dan empiris serta bersifat umum.
II. TOKOH-TOKOH SOSIOLOGI
Beberapa pendapat tokoh tentang definisi sosiologi :
a. Petirim A. Sorokin mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari;
1. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama; keluarga dengan moral; dan sebagainya)
2. Hubungan dan pengaruh timbale balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial (misalnya gejala geografis, biologis, dan sebagainya)
3. Cirri-ciri umum daripada semua jenis gejala-gejala sosial
b. Roucek dan Warren mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia-manusian dalam kelompok-kelompok
c. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff berpenapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
d. J.A.A Van Doorn dan C.J. Lammers berpendapat bahwaq sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
e. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat aalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
III. TEORI-TEORI SOSIOLOGI
1.Teori Fungsionalisme Struktural
Fungsionalisme structural adalah salah satu paham atau perspektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain an bagian yang satu tak dapat berfungsi tanpa adanya hubungan dengan bagian yang lain.
Asumsi dasar teor ini dalah bahwa semua elemen atau unsure kehidupan masyarakat harus berfungsi atau fungsional sehingga masyarakat secara keseluruhan bisa menjalankan fungsinya dengan baik.
Masyarakat terdiri dari berbagai elemen atau institusi. Elemen-elemen itu antara lain adalah ekonomi, politik, hokum,agama, pendidikan, keluarga, kebudayaan, adat-istiadat, dan lain-lain. Karena itu sebagai ilmuan sosial kita harus selalu dengan kritis bertanya entah sesuatu itu fungsional untuk siapa atau disfungsional untuk siapa. Contohhnya bisnis penerbangan di Bandar udara. Elemen-elemen yang ada berfungsi dengan baik sehingga keseluruhan bisa berfungsi secara normal.
2.Teori Konflik
Adalah satu perpektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu sistem sosial yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dmana komponen yang satu berusaha untuk menaklukkan komponen yang lain guna memenuhi kepentingannya atau memperoleh kepentingan sebesar-besarnya.
Layaknya contoh pada teori fungsionalisme structural, teori konflik berminat untuk mencari tahu persaingan diantara komponen atau elemen yang berbeda-beda seperti pihak managemen dan karyawan supaya masing-masing memperoleh kepentingan yang besar. Mereka(karyawan) tentu menghendaki kenaikan upah sedangkan sebaliknya pihak pimpinan menghendaki agar mereka memperoleh keuntungan. Perbedaan kepentingan itu akan menimbulkan konflik.
3.Teori Interaksionalisme Simbolik
Pokok bahasan perspektif interaksionisme simbolik adalah pemahaman tentang proses-proses interaksi sosial dan akibat-akibatnya bagi individu dan masyarakat. Istilah interaksionalisme simbolik pertama kali digunakan oleh Herbert Blumer. Perspektif psikologi sosial yang ia pakai memusatkan perhatiannya pada analisa hubungan antar-pribadi. Para pemikir yang berjasa dalam mengembangkan perspektif ini adalah sebagai berikut:
a. Georg Simmel: Struktur-struktur dan proses-proses macro yang dipelajari oleh teori fungsionalisme structural dan teori konflik adalah cerminan dari interkasi-interaksi khusus antara sesama manusia.
b.William James: Manusia mempunyai kemampuan untuk melihat dirinya sebagai obyek. Dalam kemampuan itu,ia bisa mengembangkan suatu sikap dan perasaan terhadap dirinya sendiri.
c. Charles Horton Cooley: Cooley menjelaskan dua hal tentang Self. Pertama, dia melihat self sebagai proses dimana individu bisa melihat diri mereka sendiri sebagai obyek bersama dengan obyek-obyek lainnya di dalam lingkungan sosial mereka. Kedua, dia mengakui bahwa self muncul dari komunikasi dengan orang lain.
d. John Dewey: Keunikan manusia muncul dari proses penyesuaian diri dengan kondisi-kondisi hidupnya. Dewey menjelaskan bahwa apa yang unik dalam diri manusia adalah kemampuannya untuk berpikir.
4.Teori Fenomologi
Persoalan pokok yang henak diterangkan oleh teori fenomenologi justru menyangkut persoalan pokok ilmu sosial itu sendiri, yakni bagaimana kehidupan masyarakat dapat terbentuk. Tokoh utamanya Alfred Schutz mengkhususkan perhatiannya kepaa struktur kesadaran yang diperlukan untuk terjadinya saling bertindak atau interaksi dan saling memahami antar manusia. Interaksi sosial terjadi dan dapat berlangsung melalui penafsiran dan pemahaman tindakan masing-masing baik antar indiviu maupun antar kelompok.
Dalam teori ini, ada beberapa unsure pokok penelitian. Pertama, perhatian terhadap aktor, penyelidikan menggunakan pendekatan ilmiah untuk menjamin keabsahan data yang diperoleh dan untuk mengurangi pengaruh subjektivitas yang menjadi sumber penyimpangan, bias, dan ketidakpastian informasi. Kedua, memusatkan perhatian kepada kenyataan yang penting dan kepada sikap yang wajar atau alamiah. Ketiga, memusatkan perhatian kepada masalah mikro. Keempat, memerhatikan pertumbuhan, perubahan dan proses tindakan.
5.Teori Ethnometodologi
Ethnometodologi adalah sebuah ilmu tentang metode yang digunakan oleh orang awam untuk menciptakan perasaan keteraturan atau keseimbangan di dalam situasi dimana mereka berinteraksi. Teori ethnometodologi menganjurkan sebuah pendekatan yang mengajak sosioog untuk membuat investigasi atau menemukan bagaimana orang-orang biasa sebagai anggota masyarakat mengkontruksi dunia sosial mereka. Ethnometodologi bertujuan membuat studi tentang metode yang digunakan oleh kebanyakan orang secara tetap dan terus-menerus di dalam mengkontruksi dunia sosial.
6.Teori Pertukaran
Asumsi-asumsi pokok teori pertukaran oleh para sosiolog diringkas sebagai berikut:
a. Manusia selalu berusaha mencari keuntungan dalam transaksi sosialnya dengan orang lain, tetapi dibatasi oleh sumber-sumber yang dimiliki alam hubungan pertukaran.
b.Dalam melakukan transaksi sosial, manusia melakukan perhitungan untung rugi.
c. Manusia cenderung menyadari adanya berbagai alternatif yang tesedia baginya.
d. Manusia bersaing satu dengan yang lainnya.
e. Hubungan pertukaran secara umum antar individu berlangsung dalam hampir semua konteks sosial.
f. Individu pun mempertukarkan berbagai komoditas tak berwujud seperti perasaan dan jasa.
Daftar Pustaka
a. Raho,Bernard. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.
b.Razak, Yusron. Sosiologi Sebuah Pengantar. Tangerang: Mitra Sejahtera, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar