Rabu, 09 September 2015

Raudhatusshifa - KPI 1B - Pengantar Sosiologi - Tugas 1

PENGANTAR SOSIOLOGI

1.      Pengertian Sosiologi

      Sosiologi adalah studi ilmiah tentang masyarakat. Studi ilmiah yang mencakup tentang tindakan sosial, interaksi sosial, kontak sosial, hubungan timbal balik antara individu dengan individu, hubungan individu dengan kelompok ataupun hubungan kelompok dengan kelompok. Definisi yang dikemukakan oleh Waber : "Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatiannya pada pemahaman interpretif atas tindakan social dan pada penjelasan kausal atas proses dan konsekuensi tindakan tersebut" (1921/1968:4).

Sosiologi haruslah berupa sebuah ilmu, harus menggunakan pemahaman interpretif (verstehen) dan  harus memusatkan perhatian pada kausalitas (dan sebenarnya Weber memang mengkombinasikan sosiologi dengan sejarah).

 

2.      Tokoh – Tokoh Utama Sosiologi

a.      August Comte (1789 – 1857)

      Aguste Francois Marie Xavier Comte yang sering disebut sebagai Bapak sosiologi lahir di Montpelier, Prancis, pada tanggal 19 Januari 1798 (Pickering, 1993:7). Comte adalah orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi (Pickering, 2000; Turner, 2001). Ia membawa pengaruh besar terhadap beberapa orang teoritisi sosiologi yang lebih kemudian (khususnya Herbert Spencer dan Emile Durkheim). Ia percaya bahwa studi sosiologi haruslah ilmiah, sebagaimana yang dirintis teoritisi klasik dan sosiolog-sosiolog kontemporer (Lenzer, 1975).

 

b.      Herbert Spencer (1820 – 1903)

      Harbert Spencer lahir di Derby, Inggris, pada tanggal 27 April 1820. Spencer dan Comte sering kali disamakan dalam hal pengaruh mereka terhadap perkembangan teori sosiologi (J.Tuner, 2001), namun ada sejumlah perbedaan penting antara keduanya. Sebagai contoh Spencer tidak seperti Comte tidak tertarik pada reformasi social ; ia ingin agar kehidupan social berkembang bebas dari control eksternal. Peredaan ini mengarah pada Spencer sebagai seorang Darwinis Sosial (G. Jones, 1980). Jadi, ia meyakini pandangan evousi bahwa dunia tumbuh semakin baik.

 

c.       Karl Marx (1818 – 1883)

      Karl Marx lahir di Trier, Prussia, pada tanggal 5 Mei 1818. Pemikiran G.W.F. Hegel (17701831) merupakan pemikiran dominan yang memengaruhi Karl Max. Marx dan Sosiologi, Marx bukanlah seorang sosiologi dan tak menganggap dirinya sosiolog. Meskipun karyanya terlalu luas untuk dicakup dalam pengertian sosiologi, namun ada satu teori sosiologi yang ditemukan dalam karya Marx. Teori-teori Karl Max diantaranya Alienasi, Teori Konflik, dan Pertentangan kelas (teori kelas).

 

d.      Max Waber

      Max Weber lahir di Erfurt, Jerman, 21 April 1864. Kita dapat mengidentifikasi sejumlah sumber teori Weberian, antara lain sejahrawan, filsuf, ekonom, dan teoritis politik jerman . Imanuel Kant (1724 – 1804) adalah tokoh yang paling besar pengaruhnya terhadap Weber.

Teori yang dikembangkan Weber menjelaskan tentang Tindakan Sosial. Secara garis besar teori Weber pada dasarnya adalah teori tentang proses rasionalisasi(Brubaker,1984; Kalberg, 1980,1990,1994).

 

e.       Emile Durkheim

Emile Durkheim lahir di Epinal, Perancis, 15 April 1858. Emile Durkheim adalah orang perancis keturunan yahudi dan ia sendiri belajar untuk menjadi pendeta (rabbi). Ia meletakan dasar sosiologi ilmiah positif. Menururnya, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial, dan fakta sosial bukan individual. Dalam The Rule Of Sociological Method (1895/1982) Durkheim menekankan bahwa tugas sosiologi adalah mempelajari apa yang ia sebut sebagai fakta-fakta sosial.

 

3.      Teori – Teori Besar/Teori Dasar Sosiologi

a.      Teori Fungsional – Struktural

      Teori fungsionalisme struktural adalah satu bangunan teori yang paling besar pengaruhnya dalam ilmu sosial di abad sekarang . Teori ini dikemukakan oleh Davis dan Moore, yang menjelaskan perubahan sosial. Tiga kata kunci dipakai dalam teori ini adalah stabilitas, harmoni, dan solusi. Di dalam pikiran Merton, sasaran studi struktural fungsional antara lain adalah : peran sosial, pola institusional, proses sosial, pola kultulr, emosi yang terpola secara kultural, norma sosial, organisasi kelompok, struktur sosial, perlengkapan untuk pengendalian sosial, dan sebagainya (Merton, 1949/1968:104)

 

b.      Neofungsionalisme

Istilah neofungsionalisme digunakan untuk menandai kelangsungan hidup fungsionalisme struktural. Neofungsionalisme bersifat terbuka dan plular . neofungsionalisme memusatkan perhatian yang sama besarnya terhadap tindakan dan keberaturan. Neofungsionalisme tetap memperhatikan masalah integrasi, tetapi bukan dilihat  sebagai fakta sempurna  melainkan lebih dilihat sebagai kemungkinan sosial. Yang paling penting, untuk mengimbangi bias level-makro dari fungsionalisme struktural tradisional, dilakukan usaha untuk mengintegrasikan ide-ide dari teori pertukaran, interaksionisme simbolik, pragmatisme, fenomenologi , dan sebagainya.

 

c.       Teori Konflik

Teori konflik sebagian berkembang sebagai reaksi terhadap fungsionalisme struktural dan akibat berbagi kritik. Teori konflik ini berasal dari berbagai sumber lain seperti teori Marxian dan pemikiran konflik sosial dari Simmel. Salah satu kontribusi utama teori konflik adalah meletakkan landasan untuk teori-teori yang lebih memanfaatkan pemikiran Marx. Masalah mendasar dalam teori konflik adalah teori itu tak pernah berhasil memisahkan dirinya dari akar struktural-fungsionalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini