Teori Idealis (Pendekatan Isi/Konten)
Teori idealis menekankan perubahan pada sebuah ide, nilai dan ideologi. Ide merujuk pada pengetahuan dan kepercayaan sedangkan nilai merupakan anggapan terhadap suatu yang pantas atau tidak pantas, dan ideologi berarti serangkaian kepercayaan dan nilai yang digunakan untuk membenarkan atau melegitimasi bentuk tindakan masyarakat. Oleh karena itu, Teori idealis merupakan nilai yang di yakini bisa membuat perubahan. Dalam teori ini orang-orang berpaham idealis percaya dengan membangun suatu keyakinan akan membuat dia berubah menjadi orang yang sukses.
Pendekatan idealistis dalam pandangan Whitehead yang menyatakan bahwa "ide umum selalu mengancam tatanan yang ada.", lalu Whitehead mencoba mendukung tesisnya itu dengan meneliti ide kebebasan dan menunjukkan bagaimana ide itu secara historis telah dipaksa untuk berubah. Dan tidak semua ide sama efektifnya misalnya saja ide paling efektif adalah ide etika masyarakat. Ide ini dirumuskan secara sadar, berperan sebagai kekuatan pendorong yang mempengaruhi perubahan dari suatu keadaan sosial ke keadaan sosial lain.[1]
Tokoh lain adalah Lewy yang memperjelas pendapat Webber tentang peranan agama dalam perubahan sosial. lewy mengambil contoh sejarah yang menggambarkan bahwa nilai-nilai agama mempengaruhi arah perubahan, seperti adanya pemberontakan Putrian di Inggris. Sedangkan, Menurut Auguste Comte yang di juluki Bapak Sosiologi berpendapat bahwa sejarah manusia harus dipahami menurut "sejarah pemikiran manusia". Karenanya, Auguste Comte pada dasarnya merupakan seorang idealis dalam pendekatannya terhadap perubahan sosial, menekankan prestasi masyarakat yang lebih beradab melalui peningkatan penggunaan nalar. Sedangkan Hegel secara tegas menyatakan "Bangsa yang melahirkan ide dalam bentuk prinsip alamiah akan sangat berpengaruh dalam meningkatkan pengembangan kesadaran diri tentang pemikiran dunia." Bangsa ini akan menjadi bangsa dominan karena ia menjadi alat dari semangat zaman tertentu. Jadi, idealisme objektif dari Hegel bergabung menjadi pemujaan negara, karena Perubahan adalah akibat aktivitas semangat di dalam diri manusia dan bangsa, dan khususnya di dalam negara.
Contoh kasus mengenai perilaku yang dihasilkan dari ideologi berbeda, disediakan oleh Spengler. " Ia mencatatat, tanggapan penduduk Lisbon atas bencana gempa bumi tahun 1775 berbeda-beda. Para mentri melibatkan diri dalam tugas membangun kembali kota Lisbon. Para ilmuwan mencoba menentukan penyebab alamiah bencana itu. Sejumlah pendeta memandang bencana itu sebagai hukuman Tuhan atas sebuah kota setan, mereka menyeru umatnya agar lebih mendekatkan diri lagi ke alam kekuasaan kependetaan. Dengan kata lain, ada perbedaan tanggapan atau pandangan berdasarkan perbedaan ide mengenai sifat realitas. Seperti dinyatakan Lerner "Ide adalah senjata ampuh" dan manusia memiliki ide baik untuk memahami maupun untuk mengendalikan kehidupan mereka, atau ide dapat menguasai manusia selaku "semangat setan yang seketika dapat menjelma menjadi tukang sihir yang menguasai dan menyebabkan manusia melaksanakan perintahnya."[2]
· Fungsi ideologi ada 2 :
1. Ideologi sebagai faktor dalam mempermudah perubahan, yang dilakukan dengan 5 cara yaitu:
a. Ideologi membenarkan arah baru.
b. Ideologi mensahkan atau mengarahkan perilaku yang tidak mengetahui perubahan.
c. Ideologi menyediakan basis solidaritas.
d. Ideologi memotivasi individu,melalui kekuasaannya.
e. Ideologi mengahdapkan masyarakat pada suatu kontradiksi.
2. Ideologi sebagai mekanisme pengarah perubahan adalah dengan mengarahkannya, memaksa perubahan menuruti arah tertentu menurut logika ideologi. Contohnya pada masyarakat Cina. Ideologi digunakan untuk memobilisasi rakyat selama periode 1958-1960 yaitu upaya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat dan besar-besaran melalui desentralisasi dan mobilisasi massa rakyat untuk bekerja secara intensif.
Jadi kesimpulan dari teori ini adalah bahwasanya teori idealis menekankan perubahan pada sebuah ide, nilai dan ideologi untuk diyakini bisa membuat perubahan.
Daftar Pustaka
1) Lauer H. Robert, Perspektif tentang Perubahan Sosial, PT. Rineka Cipta,Jakarta;2003, hal 246
2) Max Lener,Ideas are Weapon, New York, Viking Press,1939 hal.3
3) Dyahhapsari.blogspot.com/2009/11/mekanisme-perubahan-sosial-perspektif.htm (25 Maret 2013:2.40 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar