TEORI IDEALIS
Menurut Max Weber, Teori Ideal yaitu suatu konstruksi dalam pikiran seorang peneliti yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis gejala-gejala dalam masyarakat.
Idealisme dari bahasa Inggris yaitu Idealism dan kadang juga dipakai istilahnya mentalisme atau imaterialisme. Istilah ini pertama kali digunakan secara filosofis oleh Leibniz pada mula awal abad ke- 18. Leibniz memakai dan menerapkan istilah ini pada pemikiran Plato, secara bertolak belakang dengan materialisme Epikuros. Idealisme ini merupakan kunci masuk ke hakikat realitas.[1]
Ideologi adalah pembenar tatanan tertentu, ideologi muncul dari tatanan itu dan ideologi cenderung melestarikan tatanan yang ada itu dengan menghiasinya dengan legitimasi. Karena itu, ideologi adalah bagian dari suprastruktur yang dibangun atas landasan materiil masyarakat.
Pendekatan idealistis tercermin dalam pandangan Whitehead yang menyatakan bahwa "ide umum selalu mengancam tatanan yang ada". Beberapa teoritis menekankan peranan ide, ideologi atau nilai-nilai sebagai faktor yang mempengaruhi perubahan. Sedangkan Karl Mannheim mendefinisikan ideologi sebagai sistem ide menghasilkan perilaku yang mempertahankan tatanan yang ada. Menurutnya, konsep ideologi mencerminkan ide bahwa, kelompok penguasa sangat tertarik pada situasi dimana mereka tak mampu lagi melihat fakta tertentu yang dapat merusak pengertian mereka tentang dominasi. Ini terlihat, bahwa selama abad pertengahan, kalangan pendeta menggunakan ideologi keagamaan sebagai alat untuk mendapatkan kekuatan.[2]
Dari uraian diatas orang mungkin akan berkesimpulan bahwa ideologi umumnya dan ideologi agama khususnya hanya membantu memperlambat perubahan. Kesimpulan demikian keliru. Ideologi, termasuk ideologi agama, juga dapat mempermudah perubahan. Sebagaimana contohnya bila orang sukses dalam kegiatan keduniawian, maka kesuksesan itu menjadi tanda terbaik dari orang yang terpilih, yang mendapat rahmat di dunia dan keselamatan di akhirat. Dengan tanda yang sama, bila seorang malas, menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, berfoya-foya, konsumtif, ini menjadi tanda kemurkaan Tuhan.
Factor ideologi dalam mempermudah perubahan diantaranya[3] :
1. Ideologi membenarkan arah baru. Caranya baik dengan mengacaukan tatanan lama maupun dengan menerangkan dan mensahkan tatanan yang baru muncul. Dengan kata lain, ideologi memberikan kewenangan kepada tatanan baru.
2. Ideologi mensahkan atau mengarahkan prilaku yang tidak mengetahui perubahan. Inilah ciri etika protestan dalam perkembangan kapitalisme. Pertumbuhan ekonomi adalah akibat yang tak disangka dari ketaatan beragama.
3. Ideologi menyediakan basis solidaritas. Ideologi dapat menjadi mekanisme pemersatu, merendahkan ketengangan konflik yang terdapat di dalam kebanyakan masyarakat.
4. Melalui kekuasaannya, ideologi memotivasi individu. Masalah umum yang dihadapi Negara sedangkan perkembangan adalah bagaimana cara menimbulkan kayakinan massa rakyat bahwa pembangunan adalah mungkin, bahwa pembagunan pertujuan untuk meningkatkan kesejatraan rakyat. Orang yang berpartisipasi dengan gerakan sosial di Negara maju pun dimotivasi oleh ideology
5. Ideologi menghadapkan masyarakat pada suatu kontradiksi. Seperti mengenai ideologi agama di atas, di situ jelas terdapat kontradiksi antara ideologi agama dan realitas yang memaksa orang bertindak untuk menyelesaikannya. Salah satu masalah yang dihadapi bangsa sedangkan membangun adalah kenyataan bahwa ideologi sering mengelola terlalu jauh mendahului realitas. Tetapi bila kita melihat kembali sekilas ke gerakan sosial, kita menemukan bahwa ideologi pergerakan umumnya akan menolak jurang pemisah ini sebagai sesuatu yang tidak sah. Ideologi gerakan sosial menolak untuk memberikan begitu saja jurang pemisah antara ideologi masyarakat dan realitas. Yang tak kenal belas kasihan, yang menjatuhkan keputusan masyarakat yang lebih luas, dan arena itu terus-menerus melecut anggota gerakan untuk bertindak. Ideologi sebagai mekanisme pengarah perubahan. Cara lain ideologi mempengaruhi perubahan adalah dengan mengarahkannya, memaksa perubahan menuruti arah tertentu menurut logika ideologi itu.
Gerakan berlandasan ideologi untuk mencapai dan mempertahankan otonomi dan individualitas satu kelompok yang dibayangkan anggotanya sebagai satu bangsa, gerakan dengan doktrin khusus dan pandangan unik tentang dunia, gerakan yang berlandasan mitos sejarah yang diperbaharui dan berlandasan penemuan kepribadian bersama yang baru.
Nasionalisme telah menjadi ideologi yang melandasi berbagai revolusi modern. Kadar ideologi nasional modern sangat berbeda-beda. Barang kali satu-satunya unsur yang sama adalah gagasan untuk membangun seluruh segi kehidupan duniawi yang diatur oleh suatu institusi sosial sebelum tercapainya keadilan sosial bagi semua orang. Inilah yang agak abstrak yang memberikan kadar yang sangat berbeda-beda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar