Teori Idealis (Pendekatan Isi / konten)
Tugas Ke-3
Nama : Anjar Sukmawati Maurie
Kelas : Kpi 6f
Nim : 1110051000196
Teori Idealis menjelaskan tentang suatu penjelmaan pikiran, Untuk menyatakan eksistensi realitas, tergantung pada suatu pikiran dan aktivitas-aktivitas pikiran.
Max Weber
Weber mencoba memadukan tradisi Kantian dan Neo-Kantian, serta Idealistik dan Neo Idealistik di Jerman. Sebuah model sederhana dapat disusun untuk memahami permasalahan-permasalahan tersebut dengan apa yang ia adukan dan jenis keputusan yang ia peroleh dari mereka (Katian dan Neo Katian) dengan menonjolkan Neodealis dan Neokantian (Dilthey dan Rickert).
Para Neoidealis memperhatikan dunia sebagai sebuah lapangan untuk melakukan aksi, sementara para NeoKantian berurusan dangan dunia sebagai sebuah objek pengetahuan. Weber terpengaruh oleh gagasan-gagasan tersebut. Weber berpendapat bahwa sasaran sejarah tak pernah dapat ditemukan dalam sebuah system nilai-nilai universal. Weber tak bersedia untuk melihat fenomena secara sederhana dikarenakan pada kenyataan bahwa itu adalah fenomena , baik di lihat dari ilmu alam maupun ilmu kebudayaan. Terhadap para penganut idealis weber sepakat bahwa peranan ilmu-ilmu kebudayaan adalah untuk memahami makna-makna.
Pada saat bersamaan, kesepakatan besar ini bagi Neoidealisme dimodilikasi juga. Weber tidak ingin mengatakan bahwa sains pada prinsipnya berbeda di dalam ilmu alam dan ilmu kebudayaan.
Permasalahan-permasalahan metodologis di masa-masa permulaan, termasuk di dalamnya yang di hadapi Weber, adalah sejumlah besar, masalah produk dari kondisi asal mula sosiologi.Prostestanisme dan Kerostena itu sendiri merupakan tipe ideal. Tipe Ideal bukanlah merupakan konsep umum ataupun konsep-konsep abstrak, akan tetapi merupakan hipotesis perorangan. Sebagai hipotesis perorangan, tipe ideal berisi suatu pilihan item-item yang dapat muncul dala suatu kenyataan.
Tipe ideal dirancang untuk keperluan pengetahuan ilmiah yang sesuai bagi peneliti pada saat penelitiannya dalam kaitannya denga situasi emperik ilmu, ia mencoba untuk memahaminya.
Dengan NeoIdealis, dia meyakinkan bahwa lapangan harus didefinisikan berdasarkan isi content/makna dan bukan bentuk-bentuk forms. Weber setuju sosiologi berurusan dengan persoalan makna, akan tetapi dia tidak setuju bahwa sosiologi tidak memerlukan prosedur ilmiah.
Peter L Beger
Teori Kontruksi sosial merupakan hasil upaya Beger untuk menegaskan kembali persoalan esensial dalam sosiologi pengetahuan yang dianggap mereka telah hilang. Teori Kontruksi Sosial berupaya menjawab persoalan sosiologi pengetahuan.
Menurut Beger, manusia memiliki tiga tingkatan kesadaran. Tingkatan pertama adalah kesadaran pre-refleksi. Kesadaran yang memaknai sebuah obyek langsung berdasarkan sensasi yang dirasakan ketika hubungan dengan obyek tersebut. Tingakat kedua adalah kesadaran reflektif, kesadaran yang menyadari bahwa obyek-obyek yang berada dalam kehadirannya. Tingkata ketiga adalah kesadaran teoretis, kesadaran yang merumuskan obyek-obyek tesebut dalam porposisi-porposisi teoretis yang logis.
Daftar Pustaka
Bachtiar Wardi, Sosiologi Klasik, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung:2006
Rianto Geger, Peter L Berger:perpektif metateori pemikiran, Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta: 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar