Nama :Taufik Abdullah
Nim :1112051000163
Kelas :KPI 1/E
Tugas 6 Sosiologi Agama
Masalah afiliasi agama dan stratifikasi sosial, bahasan ini mengenai adanya perbedaan pandangan dan prinsip antara penganut katolik dan protestantentang masalah duniawi yang berakar pada hukum gereja yang penganut katolik menganggap bahwa menghukum yang bidah dan mengampuni para pendosa dan itu berarti sesuatu yang bidah adalah pandangan protestan, karena mereka lebih mengedepankan bisnis dari pada ajaran agama, serta mencampur dominasi dunia dan bisnis.
Menurut Weber bahwa agama itu merupakan sumber pertentangan, khususnya katolik dan protestan. Orang-orang katolik lebih menyukai pelatihan-pelatihan dan bekerja di pemerintahan dan lulusan pendidikan dari penganut katolik lebih sedikit dibanding protestan dan ini menyebabkan adanya stratifikasi sosial, sedangkan protestan lebih menyukai bekerja pada bagian administratif perusahaan,dan para penganut katolik kalah bersaing dalam dunia kerja, karena hal ini terlihat dari banyaknya pemuda protestan yang memiliki skill dalam industri-industri modern . Dalam pan dangan ini pendidikan yang dipengaruhi oleh lingkungan agama akan mempengaruhi dalam hal memilih pekerjaan, yang artinya ada pemenuhan kebutuhan yang harus di prioritaskan dalam penentuhan pilihan atas pertimbangan rasio agama.
Katolik terkesan asketis dalam mencapai cita-cita hidupnya sehingga membuat penganutnya mengabaikan kehidupan dunia, sedangkan kaum protestan lebih berpaham materialistis dan mengedepankan sekularisasi dalam cita-cita pandangan hidupnya, yang artinya mencampur kepentingan agama dengan dunia. Dalam hal ini menyebabkan protestan lebih maju dalam 3 hal dibandingkan bangsa lain yaitu: spiritual, perdagangan dan kebebasan. Serta adanya kesucian kombinasi yang besar dalam kesucian yaitu agama dengan adanya sesuatu perkembangan bisnis yang lebih maju. Bagi kaum protestan lebih menyukai makan enak dan mereka berpandangan utilitarianisme, sedangkan prinsip katolik mereka lebih menyukai tidur yang nyaman.
Apa yang dijelaskan merupakan gambaransemangat kapitalisme untuk semangat bekerja, semangat yang sesungguhnya bukan berbicara untuk kesuksesan didunia, hal ini hanya merupakan etika, jika dipandang Max Weber dari segi etika protestan dan calvinisme. Sedangkan dari segi kapitalisme mereka menjauhka hal ini dari pandangan Eudoonistik, bahwa semua yang mereka lakukan didunia ini adalah sebagai tujuan akhiryaitu usaha untuk mencari harta, serta Hedonistis karena semua kebahagiaannya bersifat irasional.
Kapitalisme selalu mendapat perlawanan dari tradisionalisme yang merupakan sifat mutlak manusia dan kapitalisme mencoba merubah pola pikir tersebut dengan menurunkan teori ekonominya yaitu dengan menurunkan upah maka akan diperoleh pekerjaan yang meningkat ini merupakan suatu bentuk paradigma kritis. Kapitalistik merupakan perjuangan untuk mendapatkan keuntungan yang bebas daro batasan-batasan yang ditentukan oleh kebutuhan, Bagi kaum kapitalis agama hanya sebagai alat untuk menarik mereka dari kerja kehidupan dunia dan tentu akan membuat gelisah tentang kehidupan akhirat, tujuan utama kapitalisme adalah keuntungan sosial dan meterial.
Mengenain konsep Luther mengenai panggilan adalah merupakan kewajiban stiap individu didunia untuk melakukan tugas atau kewajiban sesuai dengan tingkat kedudukannya, dalam hal ini katolik memiliki sesuatu musuh yang nyata yaitu protestan, dalam anggapanya bahwa kapitalisme merupakan kreasi dari reformasi, yang dimaksud reformasi disini adalah perubahan sistem ekonomi yang berkembang.
Lutheranistis tidak lepas dari tradisionalnistis, hal ini merupakan prinsip dasar protestan yang lebih materialis dan berpegang pada duniawi. Pietisme merupakan pandangan yang berbeda dari calvinisme yang menganggap manusia bekerja untuk keselamatan dan kesejahteraan kehidupan didunia, dan bukan untuk kehidupan diakhirat, dan pietisme memisahkan antara kepentingan dunia dan akhirat menjadi sebuah ketaatan pada ilahi.
Metodisme merupakan kombinasi antara jenis keagamaan yang emosional, tetapi asketis dengan sikap apatis yang meningkat atau sikap penolakan terhadap dasar-dasar dogmatis, makna emosional iniberarti bahwa para penganut metodisme harus memiliki rasa menyesal terhadap dosa-dosa mereka dan berharap untuk mendapatkan pengampunan. Didalam metodisme sendiri sama halnya dengan pietisme yang mengandung pandangan ketidakpastian tentang akhirat.b Sekte-sekti baptis perkembangannya penganut baptisakan mengikuti alur calvinisme, apa yang menjadi prinsip daripemikiran baptis adalah mendengarkan adanya suara Tuhan sebagai panggilan hidup.
Apa yang mendasari adanya konsep panggilan Luthering adalah adanya paham calvinisme. Mereka juga menolak adanya Mamonisme yaitu paham yang berpandangan bahwa usaha-usaha yang dilakukan oleh mereka adalahusaha untuk memperkaya diri, mereka sebab kekayaan itu sesungguhnya adalah godaan bagi manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar