Teori kritis
Teori kritis adalah produk sekelompok neo-Merxis jerman yang tak puas dengan keadaan teori Marxian, terutama kecenderungannya menuju determinisme yang ekonomi. Teori kritis berasal dari dan sebagian besar berorientasi ke pemikir Eropa, meski pengaruhnya tumbuh dalam sosiologi Amerika.
Kritik Utama Terhadap Kehidupan Sosial Dan Intelektual
Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap berbagai aspek kehidupan sosial dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah mengetetapkan sifat masyarakat secara lebih akurat.
· Kritik Terhadap Teori Maxian . Teori kritis mengambil kritik terhadap teori marxian pada titik tolaknya. Teoritisi kritis sangat tergangu oleh pemikiran marxis penganut determinisme ekonomi yang mekanistis.
· Kritik Terhadap Positivisme. Teoritisi kritis juga memusatkan perhatian terhadap filsafat yang mendukung penelitian ilmiah terutama positivisme ottomore. Aliran kritis menentang positivisme karena berbagai alsan terutama, positivisme cenderung melihat kehidupan sosial sebagai proses alamiah.
· Kritik Terhadap Sosiologi. Sosiologi diserang karena "keilmiahanya" yakni karena menjadikan metode ilmiah di dalam dirinya sendiri selain. Selain itu sosiologi dituduh menerima status quo.
· Kritik Terhadap Masyarakat Modern. Aliran kritis masih tetap memperlihatkan masalah dominasi, meski masyarakat modern mungkin lebih didominasi oleh elemenkultural ketimbang oleh elemen ekonomi. Karena itulah aliran kritis mencoba memusatkan perhatian pada penindasan kulturalatas individu dalam masyarakat.
· Kritik Terhadap Kultur. Teoritisi kritis melontarkan kritik pedas terhadap apa yang mereka sebut "industrti kultur", yakni struktur yang dirasionalkan dan dibirokratisasikan yang mengendalikan kultur modern.
Marxisme
Marxisme adalah sebuah paham yang mengikuti pandangan dari Karl Marx. Ia menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Marxisme merupakan teori dasar dari kominisme modern. Marxisme adalah bentuk protes Marx terhadap pihak kapitalis. Ia menganggap bahwa kaum kapitalis mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar yang mana kondisi kaum proletar sangat menyedihkan. Mereka dipakasa bekerja berjam-jam dengan upah yang minin sementara hasil pekerjaan mereka dinikmati oleh kaum kapitalis. Marx kemudian berpendapat bahwa hal ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi" dan penguasa kekayaan didominasi orang-orang kaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar