1. MARXISME.
Teori Sosiologi, George Ritzer & Douglas J. Goudman
Marxisme merupakan bentuk awal dari penolakan marx terhadap system kapitalis, dimana saat itu marx melihat telah terjadi kesenjangan social yang dipraktekkan oleh masyarakat Eropa yang mana kaum-kaum yang berasal dari bangsawan (borjuis) telah menguasai kawum bawahan (buruh). Saat itu kaum buruh (proletar) dipaksakan untuk bekerja hanya demi segelintir kaum bangsawan. Dengan kata lain, lahirnya Marxisme adalah beranjak dari konteks masyarakat industri Eropa abad ke-19, dengan semua ketidakadilan, eksploitasi manusia khususnya kelas bawah / kelas buruh.
Menurut Marx, perkembangan masyarakat dan sejarah manusiapun tunduk atau memuja watak yang materialistis-dialektis. Nah, apabila materialisme-dialektika di terapkan pada gejala masyarakat, maka timbul lah materialisme-historis.
Menurut Marx, perkembangan masyarakat dan sejarah manusiapun tunduk atau memuja watak yang materialistis-dialektis. Nah, apabila materialisme-dialektika di terapkan pada gejala masyarakat, maka timbul lah materialisme-historis.
Secara garis besar, Marxisme terdiri dari dua bagian besar yakni materialisme-dialektika yang menerangkan hukum umum tentang hal dan perkembangan alam semesta ini dan historis-materialisme yakni penerapan hukum umum itu pada gejala masyarakat. Karena historis-materialisme berlandaskan kepada materialisme-dialektika maka azas materialisme dialektika yang telah di uraikan di atas berlaku juga sepenuhnya dalam historis-materialisme.
2. TEORI KRITIS.
Teori kritis adalah produk dari sekelompok neo-Marxis Jerman yang tidak puas dengan kondisi teori Marxian, khususnya kecenderungan teori ini ke arah determinisme ekonomi. Organisasi yang diasosiasikan dengan teori kritis, Institut Penelitian Sosial, secara resmi dibentuk di Frankfrut Jerman, pada tanggal 23 Februari 1923. Dahulu dan sebagian besar pada masa kini, teori kritis berorientasi Eropa, meskipun pengaruhnya ke dalam sosiologi Amerika tumbuh semakin pesat.
- Kritik Utama Terhadap Kehidupan Sosial dan Intelektual.
Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik atas berbagai aspek kehidupan sosial dan intelektual, tujuan utamanya adalah mengungkap hakikat dan sifat masyarakat secara lebih akurat.
- Kritik atas Teori Marxian.
Teori kritis menjadikan teori Marxian sebagai pijakan awal kritiknya. Beberapa orang mengkritik determinisme yang tersirat dalam sebagian karya asli Marx, sebagian besar memusatkan perhatiannya pada aspek lain kehidupan sosial.
- Kritik Positivisme.
Teoretisi kritis juga memusatka perhatian pada dukungan filosofis terhadap penelitian ilmiah, khususnya yang beraliran positivisme. Positivisme dipahami sebagai pandangan yang menganggap adanya metode ilmiah tunggal yang didapat diberlakukan pada seluruh bidang kajian. Positivisme mengambil ilmu fisika sebagai standar kepastian dan ketepatan bagi seluruh disiplin. Kaum positivis percaya bahwa pengetahuan bersifat netral. Mereka dapat menjauhkan nilai-nilai manusia dari karya mereka. Positivisme ditentang oleh mazhab kritis karena cenderung mereifikasi dunia sosial dan melihatnya sebagai proses netral.
- Kritik terhadap Sosiologi.
Sosiologi diserang karena menjadikan metode ilmiah sebagai tujuan itu sendiri. Mazhab kritis berpandangan bahwa sosiologi tidak secara serius mengkritik masyarakat atau melampaui struktur sosial yang ada. Sosiologi, menurut mazhab kritis telah menghindar dari kewajibannya untuk membantu orang-orang yang ditindas oleh masyarakat kontemporer.
- Kritik terhadap Masyarakat Modern.
Kebanyakan karya mazhab kritis ditujukan untuk mengkritik masyarakat modern dan berbagai komponennya. Kalau diantara teori Marxian awal secara khusus mengarah pada ekonomi. Mazhab kritis mengalihkan orientasinya ke level kultural yang dipandangnya sebagai realitas masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar