Rabu, 09 Oktober 2013

Intan Afrida Rafni KPI 1B_Tugas5_Marxisme dan Teori Kritis

1.  MARXISME

Perhatian para ilmuan Marxian pada abad ke-20 hanya terbatas pada karya-karya akhir marx, karya ekonomi marx, seperti Capital (1867/1967). Karya Awalnya, khususnya the Economic and Philosophic Manuscripts of 1844 (1932/1964), yang lebih banyak dipengaruhi subjektivisme hegelian, tidak terlalu dikenal oleh para pemikir Marxian.  Sejak awal Lukacs menjelaskan bahwa ia tidak sepenuhnya menolak karya marxis ekonomi tentang reifikasi, namun sekadar berusaha memperluas dan menguraikan lagi gagasan-gagasan mereka. Lukacs mengawali bukunya dengan konsep komoditas Marxian, yang disebutkan sebagai "masalah sentral dan structural masyarakat kapitalis"(1922/1968:83). Komoditas adalah relasi antar orang yang mulai mereka percayai memiliki karakter sebagai benda dan memiliki wujud objektif. Fetisime komoditas adalah proses ketika komoditasdan pasar di yakini memiliki ekstensi objektif oleh para aktor dalam masyarakat kapitalis.

2.  TEORI KRITIS

Teori Kritis adalah produk dari sekelompok neo-Marxis jerman yang tidak puas dengan kondisi teori Marxian. Teori kritis telah melampaui batas-batas Mahzab Frankfurt. Dahulu, dan sebagian besar pada masa kini, teori kritis berorientasi Eropa, meskipun pengaruhnya ke dalam sosiologi Amerika tumbuh semakin pesat.

Kritik Utama terhadap Kehidupan Sosial dan Intelektual

Teori kritis terdiri dari berbagai aspek kehidupan sosial dan intelektual, tapi tujuan utamanya adalah mengungkap hakikat dan sifat masyarakat secara akurat.

 

Ø Kritik atas Teori Marxian

Teori kritis menjadikan teori-teori Marxian sebagai awal kritiknya. Beberapa orang mengkritik determinisme yang tersirat dalam sebagai karya asli marx, namun sebagian besar memusatkan perhatiannya pada kritik terhadap neo-marxis, karena merka menafsirkannya secara mekanisme. Teoretisi kritis tidak mengatakan bahwa para determinis ekonomi salah ketika memusatkan perhatian pada aspek lain kehidupan sosial. Mazhab kritis berusaha memperbaiki kesenjangan ini dengan memusatkan perhatian pada ranah kultural.

 

Ø Kritik Positivisme

Teoretisi krisis juga memusatkan perhatian pada dukungan filosofis terhadap penelitian ilmiah, khususnya yang positivisme. Positivisme dipahami sebagai pandangan yang menganggap adanya metode ilmiah tunggal yang dapat diberlakukan pada seluruh bidang kajian. Positivisme mengambil ilmu-ilmu fisika sebagai standar  kepastian dan ketepatan bagi seluruh disiplin. Positivisme ditentang oleh mahzab kritis, alasannya karena positivisme cenderung mereifikasi dunia sosial dan melihatnya sebagai proses netral.

 

Ø Kritik terhadap Sosiologi

Mahzab ini bersikap kritis terhadap fokus sosiolog masyarakat secara keseluruhan ketimbang pada individu dalam masyarakat, sosiolog dituduh mengabaikan interaksi individu dengan masyarakat. Pandangan ini menjadi landasan bagi serangan mazhab kritis terhadap para sosiolog. Karena itu, sosiolog dipandang tidak mampu menyumbangkan hal-hal bermakna bagi perubahan-perubahan politik yang dapat melahirkan "masyarakat yang adil dan manusiawi".

 

Ø Kritik terhadap Masyarakat Modern

Kebanyakan karya aliran kritis di tunjukan untuk mengkritik masyarakat modern dan berbagai komponennya. Teori Marxian awal khusus mengarah pada ekonomi sedangkan aliran kritis mengalihkan orientasinya ke level cultural yang dipandang sebagai realitas masyarakat kapitalis modern. Jadi, lokus dominasi didunia modern bergeser dari ekonomi menuju ranah kebudayaan.

 

Ø Kritik terhadap Kebudayaan

Teoritis kritis melancarkan kritik signifikan terhadap apa yang mereka sebut dengan industri kebudayaan, struktur rasional dan birokratis yang mengendalikan kebudayaan modern. Minat pada industri kebudayaan mencerminkan perhatian mereka terhadap konsep suprastruktur ketimbang terhadap basis ekonomi. Ada dua hal yang paling dikhwatirkan parapemikir kritis pada industri ini. Pertama, mereka mencemaskan kepalsuan yang ada didalamnya. Mereka menganggap sebagian gagasan yang telah dikemas sebelumnya, yang dihasilkan secara massal dan disebar luaskan kepada massa oleh media. Kedua, para teoritisi kritis terusik oleh efek menaklukan, represif, dan membodohkan bagi masyarakat.

 

 

Referensi

Ritzer, G., & Goodman, D. J. (2004). Socialogical Theory. McGraw-Hill, New York: KREASI WACANA.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini