MARXISME dan TEORI KRITIS
Marxisme
Ketika banyak sosiolog mengembangkan teori mereka berlawanan dengan Marx, terjadi upaya serentak sejumlah Marxis untuk menjernihkan dan memperluas teori Marxian. Antara 1875 dan 1925 terdapat sedikit tumpang-tindih antara Marxisme dan sosiolog (kecuali Weber). Kedua aliran pemikiran ini (Marxisme dan Weberian) berkembang secara parallel dengan sedikit atau tak ada pertukaran pemikiran antara keduanya.
` setelah kematian Marx, teori Marxian mula-mula didominasi oleh orang yang melihat adanya determinisme ekonomi dan ilmiah didalam teorinya. Wallerstein menyebutkan era ini sebagai era "Marxisme ortodoks". Pada dasarnya Marxisme ortodoks ini adalah teori ilmiah Marx yang telah membuka kedok hukum ekonomi yang menguasai dunia kapitalis. Pemikir Marxian awal seperti Karl Kautsky berupaya mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai cara berperannya hukum ekonomi itu. Ada beberapa masalah berkenaan dengan perspektif ini. Pertama, perspektif ini mengesampingkan tindakan politik, padahal ini adalah salah satu landasan teori Marx. Artinya, individu terutama buruh dipandang tak perlu melakukan apapun. Menurut pandangan ini, tanpa terelakan system kapitalis akan hancur. Pada tingkat teori, Marxisme deterministis ini mengesampingkan hubungan dialektika antara individu dan struktur social yang lebih luas. Masalah ini menimbulkan reaksi di kalangan teoritis Marxian dan mendorong adanya Marxisme Hegelian diawal 1990-an. Mereka dinamakan Marxisme Hegelian karena mereka mencoba menyatukan pemikiran Hegel tentang kesadaran dengan determinisme ekonomi Marx yang memusatkan perhatian pada struktur ekonomi masyarakat. Pemikiran Marxisme Hegelian lebih menekankan pada pentingnya tindakan individu dalam melaksanakan revolusi social.
Teori Kritis
Teori kritis adalah produk sekelompok neo-marxis jerman yang tak puas dengan keadaan teori marxian, terutama kecenderungannya menuju determinisme ekonomi. Teori kritis telah berkembang melampaui batas aliran frankurt. Teori kritis dari dan sebagian besar berorientasi ke pemikir eropa, meski pengaruhnya tumbuh dalam sosiologi amerika.
Kritik utama terhadap kehidupan sosial dan intelektual.
Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap aspek kehidupan sosial dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah ungkapan sifat masyarakat secara lebih akurat. Kritik terhadap teori marxian. Teori kritis mengambil kritik terhadap teori marxian titik tolaknya. Teoritis kritis ini merasa sangat terganggu oleh pemikir marxis penganut determinisme ekonomi yang mekanistis. Teori kritis tak menyatakan bahwa determinis ekonomi keliru, ketika memusatkan perhatian pada bidang ekonomi, tetapi karena mereka seharusnya juga memusatkan perhatian pada aspek kehidupan sosial yang lain.
1. Teori terhadap positivisme.
Teori kritis juga memusatkan perhatian terhadap filsafat yang mendukung penelitian ilmiah terutama positivisme. Kritik terhadap positivisme sekurangnya sebagian berkaitan dengankritik terhadap detervinisme ekonomi karena beberapa pemikiran detervinisme ekonomi menerima sebagian atau seluruh teori positivisme tentang pengetahuan. Penganut posotivisme yakin bahwa pengetahuan besifat netral. Keyakinan ini selanjutnya menimbulkan pandangan bahwa ilmu tak berada dalam posisi mendukung bentuk tindakan sosial khusus apapun.
2. Kritik terhadap sosiologi.
Sosiologi diserang karena "keilmiahan" yakni karena menjadikan metode ilmiah sebgai tujuan di dalam dirinya. Selain itu sosiologi di tuduh menerima status quo. Aliran kritis berpandangan bahwa sosiologi tak serius mengkitik masyarakat, tak berupaya membentuk struktur sosial masa kini. Menurut aliran kritis sosiologi telah melalaikan kewajibannya untuk membantu rakyat yang ditindas oleh masyrakat madani.
3. Kritik terhadap masyarakat modern.
Kebanyakan karya aliran di tunjukan untuk mengkritik masyarkat modern dan berbagai jenis komponennya. Kebanyakan teori marxian awal secara tegas tertuju ke bidang ekonomi sedangkan aliran kritis menggeser orientasinya ke tingkat kultural menjadi kultur di anggap sebagai realitas masyarakat kapitalis modern. Artinya, teori dominasi dalam masyarakat modern telah bergeser dari bidang ekonomi bidang kultural. Aliran kritis masih tetap memperhatikan masalah domi meski masyarakat modern mungkin lebih didominasi oleh elemen kultur.
4. Kritik terhadap kultur.
Teoritisi kritis melontarkan kritik pedas tentang apa yang mereka sebut "industri kultur", yakni struktur yang di rasionalkan dibirokratisasikan (misalnya jaringan televisi) yang mengendalikan kultur modern. Perhatian terhadap industri kultur lebih mencerminkan perhatian mereka terhadap konsep superstruktur marxian ketimbang terhadap ekonomi. Industri kultur menghasilkan apa yang secara konvensional dan "kultur massa" yang di definisikan sebagai kultur yang di atur (tidak spontan), di materialkan, dan palsu, bukan ketimbang sesuatu yang nyata.
Sebagian besar teori kritik adalah senjalan dengan krisis kritikn. Meskipun teori kritik juga mempunyai sejumlah minatn positif, tapi ia lebih banyak memberi kontribusi yang lebih kritis ketimbang kontribusi aktif. Dan karena alasan ini mereka merasa bahwa teori kritik tak banyak memberi sumbangan pada teori sosiologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar