Rabu, 09 Oktober 2013

faisal abdul azis kpi 1c_tugas 5


MARXISME HEGELIAN

Sekelompok marxis kembali lagi kepada akar akar Hegelian dalam teori Marx untuk mencari orientasi objektif demi melengkapikekuatan marxis awal pada level objektif dan material. Marxisme Hegelian awal berusah mengembalikan dialektika antara aspek subjektif dan saspek objektif kehidupan social. Minat mereka pada factor factor subjektif menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya dari teori kritis, yang mulai memutuskan perhatiannya pada factor factor subjektif.

Perhatian yang diberikan oleh ilmuan Marxian pada abad ke-20 hanya terbatas pada karya karya akhir marx, seperti capital (1867/1967). Karya awalnya, khususnya The Economic and Philosophic Manuscripts Of 1884 (1932/1968), yang lenih banyak dipengaruhi subjektivisme Hegelian, tidak terlalu terkenal oleh pemikir Marxian.

TEORI KRITIS

Teori kritis adalah produk dari sekelompok neo marxis jerman yang tidak puas dengan kondisi teori Marxian (Bernstein,1995; kellner, 1993), khususnya kecenderungan teori ini kearah determinisme ekonomi. Organisasi yang diasosiasikan dengan teori kritis, institute penelelitian social, secara resmi dibentuk di Frankfurt, jerman, pada tanggal 23februari1923 (Winggershaus, 1994). Teori kritis telah melampaui batas-batas mazhab Frankfurt (Calhoun dan karaganis, 2001; Telos, 1989-90). Dahulu, dan sebagian besar pada masa kini, teori kritis berorientasi Eropa,meskipun pengaruhnya ke dalam sosiologi Amerika tumbuh semakin pesat (Marcus, 1999; van den Berg, 1980).

Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritikatas berbagai aspek kehidupan social dan intlektual, namun tujuan utamanya adalah mengungkapkan hakikat dan sifat masyarakat secara lebih akurat (Bleich, 1977).

Kritik Teori Marxian. Teori kritis menjadikan teori-teori Marxian sebagai pijakan awal kritiknya. Para teoretisi kritis begitu terusik oleh para determinis ekonomi –para Marxis mekanistis, atau mekanis (Antonio, 1981; Schroyer, 1973; Sewart, 1978).

Kritik positivisme. Teoritis kritis juga memusatkan perhatian pada dukungan filosofis terhadap penelitian ilmiah, khususnya yang beraliran positivisme (Bbottomore, 1984; Halfpeeny, 2001; Morrow, 1994). Kritis atas positivisme, paling tidak sebagian, terkait dengan kritik atas determinisme ekonomi, karena beberapa orang yang menganut paham determinis menerima sebagian atau keseluruhanorang yang menganut paham determinis menerima sebagian atau keseluruhan teori pengetahuan positivistik. Positivisme dipahami sebagai pandangan yang menganggap adanya metode ilmiah tunggal yang dapat dibelakukan pada seluruh bidang kajian.

Kritik terhadap sosiologi. Sosiologi diserang karena "saintisme" –nya, yaitu karena menjadikan metode ilmiah sebagian tujuan itu sendiri. Selaiin itu, sosiologi dituduh melakukan status quo. Mazhab kritis berpandangan bahwa sosiologi tidak secara serius mengkritit masyarakat atau melampaui struktur social yang ada. Anggota mazhab ini bersikap kritis terhadap focus sosiologi terhadap masyarakat secara menyeluruh dibandingkan dengan individu di dalam masyarakat; sosiologi dituduh mengabaikan interaksi individu.

Kritik terhadap masyarakat moderen. Kebanyakan karya mazhab kritis ditunjukan untuk mengkritik masyarakat moderen dan berbagai komponennya. Para pemikir kritis tidak hanya dipengaruhi oleh teori Marxian, namun juga oleh teori webrian, seperti direferensikan dari focus mereka pada rasionalitas sebagai perkembangan dominan didunia moderen.

Kritik terhadap kebudayaan. Teoritis kritis melancarkan kritik signifikan terhadap apa yang mereka sebut dengan "industri kebbudayaan," struktur rasional dan birokratis (misalnya, jaringan televisi) yang mengendalikan kebudayaan moderen.

Douglas kellner (1990) secara terang terangan menawarkan teori kritis atas televise . kendati meletakan karyanya pada aspek budaya yang menjadi pokok perhatian mazhab frankfrut, kellner mengambil tradisi maxian lainya untuk menyajikan konsep yang lebih menyeluruh tentang industry pertelevisian.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini