Rabu, 09 Oktober 2013

Akbar firmansyah KPI 1C_Tugas 5_ Marxisme dan teori kritis

A.      MARXISME.
Pada hakekatnya Karl Marx melanjutkan tiga aliran ideologi terbesar. Yakni ajaran filsafat jerman klasik, ajaran politik ekonomi inggris dan ajaran sosialisme. Filsafat di jerman yang diambil sebagai bahan oleh Karl Marx dalam menyusun ajarannya ialah materialsime dan feuerbach yang dijadikan dasar teorinya. Filsafat Marx adalah dualistis, ia menganggap bahwa alam semesta ini terdiri dari dua kenyataan, yakni materi dan ide.
Materi dalam filsafat marx diartikan sebagai segala sesuatu objek maupun fenomena. Segala kenyataan objektif yang ada diluar kesadaran manusia. Sedangkan ide diartikan sebagai kesadaran manusia atau kegiatan rohaniah manusia yang meliputi pikiran,perasaan dan kemauan. Marx menjawab bahwa materi yang lebih dahulu ada (primer) dan yang diciptakan kemudian (sekunder)
Marx menjawab bahwa materi adalah primer, sedangkan ide adalah sekunder. Materi yang menentukan ,ide yang ditentukan. Dengan demikian filsafat dualisme marx adalah materialistis. Materialistis menurut ajaran marx mempunyai ciri bahwa alam semesta ini menurut sifatnya adalah materil, bahwa materil itu abadi dan materi itu adalah qadim, artinya tidak diciptakan oleh kekuatan alam.
Metode yang digunakan Marxisme untuk mendekati dan memahami gejala alam disebut dialektika. Dialektika berasal dari kata dialog yang berarti bercakap atau berdebat. Dialektika marx diambil dari hegel, hanya saja kalau hegel mempergunakan metode berdasarkan filsafatnya yang idealis.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
B.      Teori Kritis
Produk neo Marxis jerman yang tak puas dengan keadaan teori marxiah disebut teori kritis. Terutama kecenderungannya menuju determinisme ekonomi. Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap berbagai aspek kehidupan sosial dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah mengungkapkan sifat masyarakat secara lebih akurat. Teori Kritis mengambil kritik terhadap teori marxian dan titik tolaknya. Teoristis kritis ini merasa sangat terganggu oleh pemikiran marxis penganut determinisme ekonomi yang mekanistis.      
Kritik terhadap positivisme. Teori kritis juga memusatkan perhatian terhadap filsafat yang mendukung penelitian ilmiah terutama positivisme. Kritik terhadap positivisme kurangnya sebagian berkaitan dengan kritik terhadap determinisme ekonomi karena beberapa pemikirian determinisme ekonomi menerima sebagian atau seluruh positivisme tentang pengetahuan. Positivisme menerima gagasan bahwa metode ilmiah tunggal dapat diterapkan pada seluruh bidang study. Aliran kritis menentang positivisme karena positivisme cenderung melihat kehidupan sosial sebagi proses alamiah, singkatnya positivisme mengabaikan aktor.
Kritik terhadap sosiologi dikarenakan keilmiahan yakni karena menjadikan metode ilmiah sebagai tujuan didalam dirinya, selain itu sosiologi dituduh menerima status quo. Menurut anggota, sosiologi lebih memperhatikan masyarakat sebagai satu kesatuan ketimbang memperthatikan individu dalam masyarakat maka mereka mengabaikan interaksi individu dan masyarakat.
Kritik terhadap kultur. Teoritis kritis melontarkan kritik pedas tentang apa yang mereka sebut "industri kultur". Yakni struktur yang dirasionalkan misal jaringan tv. Perhatian terhadap industri kultur lebih mencerminkan konsep superstruktur marxian ketimbang terhadap ekonomi. Aliran kritis juga tertarik apa yang disebut sebagai industri pengetahuan. Yang mengacu pada identitas berhubungan dengan produksi pengetahuan , misal universitas dan lembaga penelitian. Sebagian besar teori kritik adalah sejalan dengan kritik. Meskipun teori kritik juga mempunyai sejumlah minat positiv, ia lebih banyak memberi kontribusi yang lebih kritis ketimbang kontribusi positif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini