Rabu, 09 Oktober 2013

Lianti Meida_KPI 1/C_Tugas 5_Marx Weber

MARXISME
            Antara 1875 dan 1925 terdapat sedikit tumpang tindih antara Marxisme dan sosiologi (kecuali Weber). Kedua aliran pemikiran ini (Marxisme dan Weberian) berkembang secara pararel dengan sedikit atau tak ada pertukaran pemikiran antara keduanya.
            Setelah kematian Marx, teori Marxian mula-mula didominasi oleh orang yang melihat adanya determinisme ekonomi dan ilmiah di dalam teorinya. Wallerstein menyebutkan era ini sebagai era "Marxisme Ortodoks". Pada dasarnya Marxisme Ortodoks ini adalah teori ilmiah Marx yang telah membuka kedok hukum ekonomi yang menguasai dunia kapitalis. Hukum ekonomi itu menunjukkan keruntuhan sistem kapitalis yang tak terelakkan.
 
TEORI KRITIS
            Teori kritis adalah produk sekelompok neo-Marxis Jerman yang tak puas dengan keadaan teori Marxian, terutama kecenderungannya menuju determinisme ekonomi. Teori kritis berasal dan sebagian besar berorientasi ke pemikir Eropa, meskipengaruhnya tumbuh dalam sosiologi Amerika (Marcus, 1999; van den Berg, 1980).
Kritik Utama terhadap Kehidupan Sosial dan Intelektual
            Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap berbagai aspek kehidupan sosial dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah mengungkapkan sifat masyarakat secara lebih akurat (Bleich; 1977).
            Kritik terhadap Teori Marxian. Teoritisi ini merasa sangat terganggu oleh pemikir Marxis penganut determinisme ekonomi yang mekanistis. Beberapa orang di antaranya (misalnya, Hebermas, 1971) menkritik determinisme yang tersirat di bagian tertentu dari pemikiran asli Marx, tetapi kritik mereka sangat ditekankan pada neo-Marxis terutama karena mereka telah menafsirkan pemikiran Marx terlalu mekanistis. Teoritisi kritis tak menyatakan behwa determinis ekonomi keliru, tetapi karena mereka seharusnya juga memusatkan perhatian pada aspek kehidupan sosial yang lain.
            Kritik terhadap Positivisme. Aliran kritis menentang Positivisme karena berbagai alasan (Sewart, 1978). Pertama, positivisme cenderung melihat kehidupan sosial sebagai proses alamiah. Teoritisi kritis lebih menyukai memusatkan perhatian pada aktivitas manusia maupun pada cara-cara aktivitas tersebut mempengaruhi struktur sosial yang lebih luas. Singkatnya positivisme dianggap mengakibatkan aktor (Hebermas, 1971), menurunkan aktor ke derajat yang pasif yang ditentukan oleh kekuatan alamiah. Positivisme diserang karena berpuas diri hanya dengan menilai untuk mencapai tujuan tertentu, dan karena tak membuat penilaian serupa terhadap tujuan. Positivisme menyebabkan aktor ddan ilmuwan sosial menjadi pasif.
            Kritik terhadap Masyarakat Modern. Kebanyakan teori Marxian awal secara tegas tertuju ke bidang ekonomi sedangkan aliran kritis menggeserorientasinya ke tingkat kultural mengingat kultur dianggap sebagai realitas masyarakat kapitalis modern. Artinya, tempat dominasi dalam masyarakat modern telah bergeser dari bidang ekonomi bidang kultural. Aliran kritis masih tetap memperhatikan masalah dominasi meski masyarakat modern mungkin lebih dominasi oleh elemen kultur ketimbang oleh elemen ekonomi. Karena itulah aliran krtis mencoba memusatkan perhatian pada penindasan kutural atas individu dalam masyarakat.
            Kritik terhadap Kultur. Teoritisi kritis melontarkan kritik pedas terhadap apa yang mereka sebut "industri kultur", yakni struktur yang dirasionalkan dan dibirokratisasikan (misalnya, jaringan televisi) yang mengendalikan kultur modern. Ada dua hal yang paling dicemaskan oleh pemikir kritis mengenai industri kultur ini. Pertama, mereka mengkhawatirkan mengenai kepalsuannya. Mereka membayangkannya sebagai sekumpulan paket gagasan yang diproduksi secara massal dan disebarkan ke tengah-tengah massa melalui media. Kedua, teoritisi kritis tergantung oleh pengaruh yang bersifat menentramkan, menindas dan membius dari industri kultur terhadap rakyat. (D.Cook, 1996; Friedman, 1981; Tar, 1977:83; Zipes, 1994).
            Teoritisi kritis memikirkan tentang masa depan, tetapi dengan mengikuti pemikiran orisinil Marx, mereka menolak menjadi utopian; mereka menitik beratkan pada kritik dan mengubah masyarakat kontemporer (Alway 1995). Akan tetapi, ketimbang mengarahkan perhatian mereka pada struktur ekonomi masyarakat seperti dilakukan Marx, mereka berkonsentrasi pada superstrukstur kulturalnya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini