Rabu, 09 Oktober 2013

Pengantar Ilmu Kependudukan

Pengantar Ilmu Kependudukan
Demografi
Ahmad Afandi                        1111054000007
 
 
Ilmu Kependudukan dan Demografi
Ilmu kependudukan adalah suatu disiplin ilmu yang tidak dapat dipisahkan dalam pendalaman ilmu kesehatan masyarakat, karena dalam penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, maka yang paling urgent untuk diketahui struktur dari suatu masyarakat itu sendiri dan pendekatan jenis apa yang harus dipakai untuk dapat berinterkasi dalam sebuah populasi masyarakat.
Sedangkan Demografi itu sendiri menurut salah satu pengertian adalah studi mengenai jumlah, distribusi teritorial, dan komposisi penduduk, perubahan-perubahan yang bertalian dengannya serta komponen-komponen yang menyebabkan perubahan yang bersangkutan yang dapat diidentifikasi sebagai natalitas, mortalitas, gerak penduduk teritorial dan mobilitas sosial (perubahan status).
Demografi dapat juga dipandang dalam makna yang sempit, yang dalam hal ini sama dengan analisa demografi atau dalam makna yang luas yang mencakup baik analisis demografi maupun studi kependudukan.
Pemisahan antara studi kependudukan dan analisa demografi umpamanya telah dilakukan oleh Huser yang menyatakan bahwa:
1.      Analisa demografi merupakan analisa statistik terhadap jumlah, distribusi, dan komposisi penduduk, serta komponen-komponen variasinya dan perubahan; sedangkan,
2.      Studi kependudukan mempersoalkan hubungan antara label demografi, baik yang diperlukan sebagai variabel independen maupun variabel dependen.
Ilmu kependudukan mungkin melihat variabel non-demogarafi sebagai variabel independen, dan variabel demografi sebagai variabel dependen, atau sebaliknya.
Studi kependudukan dapat pula dilihat sebagai mencakup penelitian makro dan mikro demografi. Penelitian makro demografi terdiri dari penelitan uanit skala besar, agregat orang dengan kesluruhan sisitem dengan kebudayaan dan masyarakat. Sasaran ruang lingkup daerah penelitan makro demografi adalah benua, bangsa. Sedangkan penelitan mikro demografi merupakan penelitan unit skala kecil yang umumnya bersifat internal.
 
Teori Transisi Demografi dan Aliran-aliran Pemikiran
Dewasa ini teori transisi demografi merupakan teori kependudukan yang dominan meskipun bukan dengan tanpa kritikan-kritikan. Teori ini merupakan salah satu di antara teori-teori kependudukan yang tergolong social theoris.  Kelompok teori kependudukan sosial beranggapan bahea perubahan penduduk merupakan hasil dari kondisi sosial ekonomi penduduk yang bersangkutan. Teori transisi demografi menyatakan bahwa setiap masyarakat memulai dengan fase angka kelahiran-kematian tinggi, kemudian disusul oleh fase menurunnya angka kematian sementara angka kelahiran masih tetap tinggi dan fase menurunnya angka kelahiran secara perlahan-lahan hingga berada pada angka kelahiran dan kematian rendah.
Beberapa peristiwa demografis dapat diukur dengan berbagai cara, diantaranya : rasio, proporsi, dan tingkat (rates). Di dalam mengukur peristiwa-peristiwa demografis tersebut, perlulah di ketahui dengan pasti :
a.       pada periode waktu mana peristiwa itu terjadi
b.      kelompok penduduk mana yang mengalami peristiwa tersebut
c.       peristiwa apa yang diukur.
Rasio adalah bilangan yang menyatakan nilai relatif antara dua bilangan. Banyak perhitungan-perhitungan rasio dan proporsi yang dipergunakan dalam pengukuran  demografi. Dalam masing-masing rasio tersebut perlu disebutkan dengan jelas peristiwa-peristiwa demografis yang mau dihitung atau diukur, karena rasio ini dapat berarti bermacam-macam :
a.       perbandingan antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan di Indonesia.
b.      Perbandingan jumlah anak laki-laki umur 0-4 tahun dengan jumlah anak perempuan dalam kelompok umur yang sama.
c.       Perbandingan jenis kelamin kelahiran bayi laki-laki dengan bayi perempuan.
Pada umumnya rasio dan proporsi digunakan untuk menganalisa komposisi demografis dari kelompok-kelompok, sedangkan tingkat (rates) digunakan untuk menganalisa peristiwa-peristiwa demografis dalam jenjang waktu tertentu (palmore 1971.3). Secara umum, tingkat (rates) tersebut didefinisikan sebagai berikut :
 
Jumlah peristiwa yang
                                                terjadi dalam jenjang
                                                waktu tertentu            
 Tingkat peristiwa
 demografis tertentu =                                                            X 1000           
                                                Jumlah kelompok penduduk
                                                 yang  mempunyai resiko 
                                                dalam peristiw tsb dalam
                                                jenjang waktu yang sama       
Sejarah Perkembangan Penduduk: Dunia dan Indonesia
Yang dimaksud dengan keseimbangan lama dari perkembangan penduduk adalah, ketika reit kematian dan kelahiran dari penduduk suatu wilayah masing-masing berada pada tingkat yang tinggi, sehingga perkembangan masing-masing berada pada tingkat yang tinggi, hingga perkembangan jumlah penduduk sangat lambat, bahkan untuk sebagian besar periode, jumlah kelahiran tak banyak berbeda dengan jumlah kematian.
Keseimbangan baru berarti keadaan dimana reit kelahiran dan kematian berada pada tingkat yang rendah, sehubungan dengan reit kelahiran dan kematian, perserikatan bangsa-bangsa mengklasifikasikan penduduk-penduduk dalam tipe-tipe: kelahiran tinggi-kematian tinggi, kelahiran tinggi-kematian cukup tinggi/sedang menurun, kelahiran tinggi-kematian rendah, kelahiran sedang menurun-kematian rendah, dan kelahiran rendah-kematian rendah.
Di Indonesia sekalipun untuk jawa, informasi atau data demografi abad ke-19 yang tersedia sangat terbatas. Bahkan informasi yang sangat dasar seperti angka-angka jumlah penduduk sering merupakan sumber perdebatan. Jumlah penduduk Jawa hasil perkiraan atau perhitungan resmi untuk tahun-tahun tertentu antara tahun 1795-1900, dan reit perkembangan tahunan untuk berbagai periode dalam masa itu. Para ahli dan umumnya berpendapat adanya under enumeration bagai angka-angka tersebut seperti seperti angka "sensus" Raffles masih dipandang bermanfaat. Bahkan ada penulis-penulis yang walaupun mengakui angka Raffles terlalu rendah sebagai penduduk Jawa dipermulaan abad ke-19, telah mengambil data "sensus" Raffles tersebut sebagai starting point. Jumlah penduduk Jawa diperkirakan sekitar 28,5 juta pada akhir abad ke-19. Sedangkan untuk lain-lain daerah atau pulau-pulau di Indonesia, bagi periode sampai tahun 1905 informasi demografi  yang tersedia secara terbatas diragukan kemanfaatannya karena sangat kurang reabilitasnya.              
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini