I. Latar Belakang
Pasar malam merupakan hiburan sederhana untuk rakyat bawah. Untuk memasuki area pasar malam tidak dipungut biaya sama sekali, dan untuk menikmati hiburan dan permainan hanya perlu membayar seharga Rp 2000,- hingga Rp 10.000,- saja. Selain arena permainan, pasar malam juga dipenuhi kios-kios pedagang baju, sepatu, mainan anak-anak, pernak pernik, dan berbagai macam makanan. Pasar malam tidak memiliki tempat yang tetap. Mereka biasanya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempt yang lain. Tergantung kontrak dan juga izin dari lokasi setempat. Biasanya pasar malam membidik tempat-tempat seperti lapangan kosong yang tak terpakai, taman lapang, dimana pun letak-letak strategis yang dekat dengan perumahan padat yang dilewati oleh transportasi umum.
Pendapatan sebuah pasar malam tidaklah menentu, tergantung dengan banyaknya pengunjung yang datang. Karena mereka menempati area terbuka, banyak yang membuat kemungkinan surutnya pengunjung. Seperti hujan, pengajian missal, dan mati listrik. Mengingat pasar malam selalu membuat, merakit, dan membawa rakitan arena permainan-permainannya sendiri, tentu membutuhkan banyak tenaga kerja. Dengan pekerjaan nomaden ini, upah untuk para karyawannya selalu tidak menentu tergantung dengan pendapatan setiap malam. Prinsip mereka adalah "ringan sama dipikul, berat sama dijinjing. Kami bersama-sama menanggung beban dan penderitaan maupun keriangan. Yang penting bisa bertahan hidup". Para karyawan yang bisa dibilang termasuk rakyat bawah, mencari nafkah dengan cara menghibur rakyat bawah juga. Jika dilihat dari luar, begitu banyak hiburan yang bisa didapat oleh pengunjung jika mendatangi pasar malam. Dengan kerlap-kerlip lampu, irama musik berdendang, atraksi sirkus kampung, serta aneka ragam makanan yang mengundang selera, itu hanya sisi luar dari kehidupan pasar malam. Tetapi bagi para karyawan di pasar malam ini, begitu banyak kemungkinan akan kelangsungan hidup mereka. Pendapatan tak menentu, kerja semalaman, berpindah-pindah tempat dengan membawa peralatannya sendiri. Tempat bekerja nomaden, begitu pula dengan tempat tinggal. Hampir seluruh pekerjanya tinggal di area pasar malam tempat mereka bekerja. Tidak peduli dengan segala kebutuhan, mereka semua seakan hanya berpikir untuk bertahan hidup.
II. Pertanyaan Penelitian
1. Tanggapan warga dengan adanya pasar malam?
2. Keuntungan dan kerugian dengan adanya pasar malam tersebut bagi warga sekitar?
III. Metode
Metode yang digunakan yaitu Metode kualitatif.
Metode ini mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang diperoleh. Metode ini dipakai apabila data hasil penelitian tidak dapat diukur dengan angka atau dengan ukuran lain yang bersifat eksak. Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Contohnya penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku seseorang, di samping juga tentang peranan organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif.
IV. Teori Yang Digunakan
Teori yang di gunakan adalah teori emile durkheim karena subjek yang di teliti adalah masyarakat dan metode yang di gunakan yaitu observasi serta output yang di hasilkan berbentuk narasi.
Sample Wawancara
Saya : Assalamu'alaikum, maaf bu saya boleh menggangu sebentar waktunya untuk mewawancarai ibu..?
Ibu Titin : Wa'alaikum salam, oh iya boleh
Saya : Siapa nama ibu dan usia berapa?
Ibu Titin : Saya Titin, usia saya 43 tahun.
Saya : Ibu berasal dari daerah mana?
Ibu Titin : Saya dari Sumatera de.
Saya : Kalau pasar malam disini kira-kira sudah ada sejak berapa lama bu?
Ibu Titin : Kalau disini sih kira-kira sekitar 3 tahun lalu.
Saya : Terdapat apa saja di pasar malam ini?
Ibu Titin : Banyak ya macamnya, ada makanan, baju-baju, peralatan sekolah, peralatan rumahtangga, hiburan. Ya.. ada lah kebutuhan untuk kalangan bawah seperti kami.
Saya : Menurut ibu apa keuntungan dengan adanya pasar malam ini?
Ibu Titin : Pasti ada keuntungannya, salah satunya yaitu harga relatif terjangkau, kerjasama antar pedagang dan warga yang saling membutuhkan.
Saya : Tadi keuntungan sudah, nah ,ada atau tidak kerugiannya sendiri bu?
Ibu Titin : Ada namun tidak banyak, seperti adanya sampah saat pasar malam telah usai.
Saya : Dan bagaimana tanggapan ibu dengan adanya pasar malam disekitar pemukiman warga?
Ibu Titin :Menurut saya adanya pasar malam ini sangat membantu dan memudahkan kami mendapatkan kebutuhan sehari-hari.
Saya : Kira-kira, apa harapan ibu kedepannya mengenai pasar malam disekitar pemukiman warga seperti ini?
Ibu Titin : Pasar malam disini pun sudah memperoleh izin dari RT, RW bahkan sampai Kelurahan. Ya..harapannya sih, pasar malam tidak lagi bersifat nomaden namun bisa tetap setiap malamnya disuatu tempat, jadi memudahkan warga juga.
Saya : Oh seperti itu, oke baiklah bu. Saya rasa cukup wawancaranya seputar pasar malam di sekitar Radio Dalam ini, terima kasih ibu atas waktunya. Assalamu'alaikum.
Ibu Titin : Iya sama-sama, de. Wa'alaikumsalam.
Kesimpulan
Pasar malam selalunya diadakan pada setiap minggu di sesebuah tempat. Tujuannya adalah untuk member kemudahan kepada orang ramai untuk membeli barang-barang keperluaan harian.Terdapat pelbagai barang dijual di pasar malam seperti sayur-sayuran, buah-buahan, makanan dan lain-lain. Barang-barang yang dijual di pasar malam juga biasanya lebih segar berbanding di pasar raya. Hal ini memberi kepuasan dan kemudahan kepada orang ramai untuk membuat pilihan terhadap apa-apa yang mereka inginkan.
Orang ramai juga boleh tawar menawar sewaktu membeli barangan. Keadaan ini berbeza jika mereka berbelanja di pasar raya. Pengguna hanya akan membeli sesuatu barang sekiranya mereka berpuas hati dengan harga yang ditawarkan. Tambahan pula, barang-barang yang dijual di pasar malam mempunyai harga yang lebih murah dan mampu dibeli oleh pengguna yang berpendapatan rendah. Secara tidak langsung mereka dapat berjimat cermat ketika berbelanja.
Kesimpulannya, pasar malam masih relevan pada masa ini dan perlu diteruskan bagi memudahkan para pengguna.
Profil Narasumber
Kegiatan ini dilakukan di sekitar Radio Dalam-Jakkarta Selatan
· Nama : Titin
· Umur : 43 tahun
· Daerah Asal : Sumatera
· Status : Ibu rumah tangga dan masyarakat sekitar Radio Dalam
Waktu dilakukan observasi ini pada hari Kamis, 1 Mei 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar