Kamis, 27 Juni 2013

UAS EKOMAN (Laporan analisis ekologi ponpes Al-Iqtishod Cikedal)

Nama              : Umu Salamah (1110054000016)
                        Jurusan          : Pengembangan Masyarakat Islam VI
                        Mata Kuliah   : Ekologi Manusia
                        Tema              : Ekologi Pesantren Secara Keseluruhan
A.    Pengertian Ekologi Manusia
Ekologi manusia secara umum mengidentifikasi hubungan dan keterkaitan manusia dengan lingkungannya, termasuk bagaimana ia beradaptasi dengan lingkungan tersebut untuk memenuhi kebutuhannya. 
Ekologi manusia sebagai sebuah studi mengenai interaksi manusia dengan lingkungannya secara keseluruhan turut menelaah kondisi alam, organisasi sosial, tradisi, juga teknologi yang mendukung. Pola hubungan di antara masyarakat sebagai sebuah komunitas dengan lingkungan di sekitarnya adalah dasar ekologi manusia yang penting untuk dipelajari. Studi mengenai hal ini haruslah berdasar kepada prinsip penghargaan yang tinggi atas kebebasan manusia sebagai salah satu bagian dari ekosistem. 
B.     Latar Belakang Pondok Pesantren "Al-Iqtishod Cikedal"
Pengasuh: KH. Mimih Aminudin

Pondok pesantren Al-Iqtishod terletak dikampung kadubadak Desa Babakan Lor Cikedal Menes Pandeglang, didirikan pada Tahun 1969 oleh KH. Mimih Aminudin. KH. Mimih Aminudin sebagai pendiri pesantren lahir di Jiput pada Tahun 1941. Beliau semasa mudanya nyantri dipondok pesantren Caringin Labuan dan Babakan Tipar Sukabumi Jawa Barat. Mengambil nama Al-Iqtishod', beliau memiliki gagasan ke depan bahwa pesantren yang didirikannya harus mampu menjadi penengah atau berdiri ditengah-tengah sesuai dengan arti nal_iqhtisod yaitu antara ilmu Al-Qur'an dengan kajian kitab kuning mampu menjadi penengah antara Tasawuf dengan fiqih dan mampu menjadi penengah dalam menyikapi masyarakat yang sedang berseteru.
Pesantren Al-Iqtishod yang dipimpin oleh KH. Mimin Aminudin adalah generasi pertama, walaupun dalamp pengajaran keseharian secara praktis sudah dipegang oleh putra-putranya. Ayah KH. Mimih adalah seorang ulama terkemuka di Jiput yaitu KH.Utsman. dari Ayahanda-lah KH. Mimih mendapat banyak ilmu pengetahuan tentang keharusan syiar islam dijalankan. Maka tujuan pertama kali didirikan pondok pesantren Al-Iqtishod adalah menyebarkan syiar islam dengan jalan mencetak 'Ulama-ulama handal yang mampu menguasai ilmu-ilmu Islam untuk kemudian disebarluaskan pada yang lainnya. Dakwah Islamiyah menjadi tujuan selanjutnya dari pendirian pondok pesantren Al-Iqtishod.
Perkembangan Pesantren Al-Iqtishod yang memasuki usianya yang ke-33 Tahun mengalami pergeseran dalam pengelolaanya. Tradisi salafiyah diimbangi dengan metode pelajaran yang relatif modern, ini ditunjukkan dengan manajemen yang digunkan dipesantren Al-Iqtishod. Tidak seperti pesantren salafi lainnya, Al-Iqtishod mengelola santri seperti halnya pesantren modern dari mulai pengkatagorian santri sampai penyusunan kurikulum dan administrasi yang dipakainya.
Metode pengajaran yang diterapkan di pesantre Al-Iqtishod dengan jalan mengklasifikasikan santri terlebih dahulu. Ada lima kategori santri yang ada dipesantren Al-Iqtishod yaitu :
1.      Kelas satu A dan B khusus bagi satri pemula (yang masuk belum bisa ngaji) dan belum tahu tentang seluk beluk ilmu ke-islaman.
2.      Kelas dua yaitu santri yang telah lulus dari kelas satu B dengan titik tekan pengajaran pada pemahaman Al-Qur'an dan tauhid. Pada kelas dua ini kitab-kitab fiqh yang dikenalkan adalah safinatunaza karya Imam Nawawi dan ilmu nahwunya Amil Jurumiyyah dan sharaf kaelani.
3.      Kelas tiga adalah kelas menengah dimana pelajaran yang diajarkan sudah memasuki kitab-kitab yang agak besar seperti halnya Taqrib, Fathul Majhid, disamping itu hafalan untuk kunci-kunci ilmu shraf seperti Tashrifan sudah mulai diberlakukan.
4.      Kelas empat adalah kelas tinggi yang sudah mempelajari Balaghah, Ilmu Bayan dan Mantiq.
5.      Kelas lima adalah santri senior yang mata pelajarannya adalah Al-Fiyyah, Iqna dan kitab-kitab besar lainnya. Tidak ada prioritas atau penekanan pada kitab kuning yang diunggulkan dipesantren ini karena semua kitab dari berbagai disiplin ilmu dipelajari dipesantren ini.
Pengajaran yang diterapkan di pondok pesatren Al-Iqtishod selain menggunakan tradisi pesantren salafiyyah pada umumnya yaitu sorogan, balagan, dan hafalan juga diterapkan ujian lisan, ujian tulisan dan masing-masing ada penilaiannya tersendiri sebagai ukuran untuk kenaikkan kelas. Saat ini jumlah santri dipesantren Al-Iqtishod berjumlah 167 orang terdiri dari 100 orang santri putra dan 67 orang santri putri. Mereka datang dari berbagai daerah Banten dan luar Banten seperti Sumatera (lampung misalnya), Jawa Barat dan Jakarta. Sebagai pesantren salafi yang menggunakan metode modern, Al-Iqtishod tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama tetapi pelajaran peningkatan keterampilan santri pun diajarkannya seperti peternakan, pertanian dan kewirausahaan.
Disamping sebagai pengasuh pondok pesantern, KH. Mimih Aminudin juga masih aktif melakukan ceramah keliling dilingkungan kecamatan cikedal dan sekitarnya. Sebagai bentuk pertanggung jawaban pondok pesantren terhadap masyarakat sekitanya maka setiap seminggu sekali diadakan pengajian rutin untuk ibu-ibu dan bapak-bapak. Untuk ibu-ibu dan santri putri istri beliau (ibu nyai) yang aktif menanganinya. Pesantern Al-Iqtishod memilki fasilitas untuk kegiatan pengajaran yang relative memadai dengan tiga asrama dan dua majlis, aktivitas belajar sudah berjalan lancar, hanya saja untuk pengembangan pesantren kedepan, sebagai pesantren yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, Al-Iqtishod menghendaki adanya majlis khusus untuk kegiatan pengajaran masyarakat.       
C.    Permasalahan Penelitian
1.       Bagaimana memaknai hadits Nabi " Annadzofatu Minal Iman "
2.      Apakah ada peraturan khusus kepada santri tentang menjaga kebersihan
3.      Bagaimana sikap pesantren terhadap santri yang melangar peraturan yang sudah di buat mengenai kebersihan.
D.    Pertanyaan Penelitian
1.      Bagaimana kondisi fasilitas umum (jemuran, lapangan (halaman), tong sampah) ?
2.      Bagaimana kondisi kamar santri secara umum (tempat tidur (kasur), lemari ?
3.      Bagaimana kondisi kamar mandi  (tempat nyuci, WC, tempat wudhu') ?
4.      Bagaimana kondisi dapur (tempat masak, tempat makan) ?
5.      Bagaimana kondisi kantin, kelas, aula, perpustakaan, kantor ?
6.      Bagaimana kondisi masjid (tempat wudhu') ?
7.      Bagaimana halaman dipesantren ?
8.      Bagaimana kondisi fasilitas pesantren (lemari, kasur, Al-Qur'an, buku-buku) ?
9.      Bagaimana jadwal piket ?
10.  Bagaimana kondisi lorong-lorong asrama ?
11.  Bagaimana kondisi kesehatan santri ?
12.  Apakah ada puskestren dipesantren ?
E.     Analisi
Analisis saya berbeda dengan yang lain.
Pada analisis saya tentang pondok pesantren "Al-Iqtishod cikedal", pondok pesantren ini masih menggunakan tradisi pesantren salafiyyah yang jumlah santrinya masih sedikit sekitar 250 untuk keseluruhan santri putra dan santri putri, pondok pesantren ini menerima santri mulai dari Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan sampai kepada Diniyah setara dengan Aliyah, SMA dan SMU.
Kemudian untuk pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan kepada para santri khususnya santri putri dan mudiroh (pimpinan) yaitu Umi mengenai tentang Ekologi Pesantren Secara Keseluruhan berkaitan dengan Hadits Nabi tentang kebersihan yaitu  "Annadzoofatu Minal Iman" (Kebersihan Sebagian Dari Iman). Dalam memaknai mengenai hadits nabi tentang "Kebersihan sebagian dari iman" santri lebih memaknai kepada kebersihan hati bukan kebersihan lingkungan semata karena pola hidup santri terkenal dengan joroknya oleh sebab itu dalam memaknai hadits tersebut lebih condong kepada kebersihan hati dan akhlak
Meskipun pondok pesantren "Al-Iqtishod Cikedal" masih menggunakan tradisi pesantern salafi tetapi dalam mengelola santri seperti halnya pesantren modern, eskul yang ada dipondok pesantren "Al-Iqtishod Cikedal" hanya ada dua macam yaitu Marawis (laki-lak) dan Qosidah (perempuan), untuk fasilitas yang dipakai santri seperti lemari, kasur tidur, buku-buku dll diwajibkan untuk membawa masing-masing (individual) dan pesantren belum memfasilitasikannya.
 Dalam analisis ekologi pondok pesantren "Al-Iqtishod Cikedal" sudah cukup bagus namun masih jauh harapan untuk kebersihan, disamping lingkungannya yang asri dengan pohon-pohon rindang tetapi santri untuk menjaga kebersihan masih belum teratur.
Untuk kerja bakti gabungan yaitu hari jum'at, biasa disebut dengan jum'at bersih dalam seminggu sekali, selain para santri putri dan putra yang bekerja bakti, masyarakat sekitar lingkungan pesantren juga ikut membantu dalam jum'at bersih tetapi hanya dalam tiga minggu sekali, jadwal piket (bersih-bersih dikelas) dilakukan dalam setiap hari oleh para santri putra dan putri. Dan limbah sampahnya dibakar, karena pimpinanpun masih bingung untuk pengelolaan limbah pesantren harus dikelola dimana, didaerah Banten khususnya diBabakanlor kec. Cikedal belum ada pengelolaan limbah sampah, dan pada hakekatnya sampah-sampah tidak boleh dibakar karena asap pembakaran sampahnya sangat berbahaya jika dihirup kedalam organ tubuh manusia.
Bagi santri yang tidak dapat melakukan piket yang sudah dijadwalkan oleh pengurus maka ada hukuman khusus, yaitu seperti dikenakan denda sesuai kebijakan pesantren atau ditambahnya jadwal piket untuk yang melanggar peraturan.
Dipondok pesantren "Al-Iqtishod Cikedal" masih cukup bebas untuk pemukiman/ penginapan santri, bagi santri yang tempat tinggalnya berdekatan dengan pesantren maka dibolehkan untuk tidak mukim dipesantren (pulang pergi), hanya mengikuti pembelajarannya saja.
Selain itu, hubungan para santri putri dan putra dengan masyarakat sekitar lingkungan pondok pesantren cukup erat dan baik selain dapat bekerja bakti santri putra dilibatkan ketika masyarakat sekitar mengadakan acara atau kegiatan tahlilan, selamatan dll.
Kondisi fasilitas pesantren seperti (kamar tidur, kamar mandi, MCK, kantor, poskestren, halaman depan kamar, dapur dan koperasi, ketika setelah jum'at bersih semua fasilitas tersebut bersih dan nyaman tetapi setelah tiga hari kemudian akan kotor kembali, dari situlah penyebab santri dikenal dengan joroknya.
Dari penilaian para ustd dan ustdzh mengenai kebersihan, perbedaan antara santri putri dan putra dilihat dari kondisi kebersihannya, yaitu santri putri dibandingkan santri putra alasannya, putrid lebih rapih dalam menjaga kebersihan, lebih rajin dalam berpiket.
F.     Dokumentasi
Dokumentasi saat berdiskusi dengan mudiroh (pimpinan) Umi dan Ustd mengenai Kebesihan Lingkungan Pesantren.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini