Jumat, 28 Juni 2013

LAPORAN HASIL STUDI LAPANGAN_IKA SEPTI TRISNOWATI_TUGAS AKHIR SEMESTER

Laporan Hasil Studi Lapangan_Ika Septi Trisnowati_Tugas Akhir Semester

EKOLOGI  MANUSIA 
LAPORAN HASIL STUDI  LAPANGAN
PONDOK PESANTREN AL-IQTISHOD, CIKEDAL
"Nilai-nilai Kehidupan Dari Masyarakat Pesantren
Terkait Dengan Persoalan Ke-EKOLOGI-an"

Oleh :
Ika Septi Trisnowati
(NIM : 1110054000023)




Latar Belakang Pondok Pesantren Al-Iqtishod
Laporan hasil studi lapangan ini dibuat sebagai tugas akhir Ekologi Manusia. Studi lapangan yang dilakukan adalah dengan observasi dan wawancara dengan pihak yang terkait. Dan pada studi lapangan Ekologi Manusia, mengambil lokasi di Pondok Pesantren Iqtishod Desa Babakan Lor, Cikedal, Menes, Pandeglang.
Pondok Pesantren Al-Iqtishod yang terletak di Kampung Kadubabakan, Desa Babakan Lor, Cikedal, Menes, Pandeglang. Didirikan pada tahun 1969, oleh KH. Mimih Aminudin. Beliau lahir di Jiput pada tahun 1941. Semasa mudanya beliau menjadi santri di Pondok Pesantren Caringin Labuan dan Babakan Tipar, Sukabumi, Jawa Barat.
Beliau memberi nama Pondok Pesantren yang didirikannya dengan nama Al-Iqtishod, yakni dengan memiliki makna bahwa kedepannya diharapkan Pondok Pesantren Al-Iqtishod akan mampu menjadi penengah atau berdiri ditengah-tengah. Sebagaimana arti dari Iqtishod itu sendiri yaitu antara ilmu Al-Qur'an dengan kajian kitab kuning; mampu menjadi penengah antara Tasawuf dengan Fiqh dan mampu menjadi penengah dalam menyikapi masyarakat yang sedang berseteru.
Pondok Pesantren Al-Iqtishod yang dipimpin oleh KH. Mimih Aminudin adalah generasi pertama, walaupun dalam pengajaran keseharian secara praktis sudah dipegang oleh putra-putranya. Ayah KH. Mimih adalah seorang Ulama terkemuka di Jiput yaitu KH. Ustman. Dari ayahhandanya-lah KH. Mimih mendapat banyak ilmu pengetahuan tentang keharusan syiar Islam dijalankan. Maka tujuan pertama kali dihadirkannya Pondok Pesantren Al-Iqtishod adalah menyebarkan syiar Islam dengan jalan mencetak Ulama-ulama handal yang mampu menguasai ilmu-ilmu Islam untuk kemudian disebarluaskan pada yang lainnya. Dakwah Islamiyyah menjadi tujuan selanjutnya dari pendirian Pondok Pesantren Al-Iqtishod.
Pada metode pembelajaran yang dilakukan di Pondok Pesantren Al-Iqtishod adalah Salafiyah, yang diimbangi pula dengan metode yang modern. Tidak seperti Pesantren Salafiyah lainnya, Al-Iqtishod mengelola santri seperti halnya Pesantren modern. Dari mulai pengkategorian santri sampai penyusunan kurikulum dan administrasi yang dipakainya. Metode pengajaran yang diterapkan di pesantren Al-Iqtishod dengan jalan mengklasifikasikan santri terlebih dahulu. Ada lima kategori santri yang ada di pesantren Al-Iqtishod yaitu:
1.      - Kelas satu A dan B, khusus bagi santri pemula (yang masuk belum bisa mengaji dan belum tahu banyak tentang ilmu Agama Islam);
2. - - Kelas dua, yaitu santri yang telah lulus dari kelas satu B dengan titik tekan pengajaran pada pemahaman Al-Qur'an dan Tauhid. Pada kelas dua ini kitab-kitab Fiqh yang dikenalkan adalah Safinatunaza karya Imam Nawawi dan ilmu nahwunya Amil Jurumiyyah dan Sharaf Kaelani;
3. - - Kelas tiga, adalah kelas menengah dimana pelajaran yang diajarkan sudah memasuki kitab-kitab yang agak besar seperti halnya Taqrib, Fathul Majid, disamping itu hafalan untuk kunci-kunci ilmu sharaf seperti Tashrifan sudah mulai diberlakukan;
4.      - Kelas empat, adalah kelas tinggi yang sudah mempelajari Balaghah, Ilmu Bayan dan Mantiq;
5.      - Kelas lima adalah santri senior yang mata pelajarannya adalah Al-Fiyyah, Iqma dan kitab-kitab besar lainnya.
Tidak ada prioritas atau penekanan pada kitab kuning yang diunggulkan di Pesantren tersebut, karena semua kitab dari berbagai disiplin ilmu dipelajari di Pesantren tersebut. Pelajaran yang diterapkan di Pondok Pesantren Al-Iqtishod selain menggunakan tradisi pesantren Salafiyyah pada umumnya yaitu sorogan, balagan dan hafalan, juga diterapkan metode ujian lisan dan ujian tertulis.
Santri yang ada di Pondok Pesantren Al-Iqtishod datang dari beberapa daerah, seperti Lampung, Jawa Barat dan Jakarta. Sebagai Pesantren Salafi yang menggunakan metode modern, Al-Iqtishod tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama tetapi pelajaran peningkatan keterampilan santri pun diajarkan seperti peternakan, pertanian dan kewirausahaan.
Disamping sebagai pengasuh Pondok Pesantren, KH. Mimih Aminudin juga masih aktif melakukan ceramah keliling di lingkungan Kecamatan Cikedal dan sekitarnya. Sebagai bentuk pertanggungjawaban pondok pesantren terhadap masyarakat sekitarnya maka setiap minggu sekali diadakan pengajian rutin untuk ibu-ibu dan bapak-bapak. Untuk ibu-ibu dan santri putri, beliau dibantu oleh sang istri yang akrab disapa Ibu Nyai. Pondok Pesantren Al-Iqtishod memiliki fasilitas untuk kegiatan pengajaran yang relatif memadai dengan tiga asrama dan dua majelis, aktifitas belajar sudah berjalan dengan lancar, hanya saja untuk pengembangan pesantren ke depan, sebagai pesantren yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, Al-Iqtishod menghendaki adanya majelis khusus untuk mengadakan kegiatan pengajaran masyarakat.

Rumusan  Masalah
Ekologi manusia secara umum mengidentifikasi hubungan dan keterkaitan manusia dengan lingkungannya, termasuk bagaimana ia beradaptasi dengan lingkungan tersebut untuk memenuhi kebutuhannya. Ekologi manusia sebagai sebuah studi mengenai interaksi manusia dengan lingkungannya secara keseluruhan turut menelaah kondisi alam, organisasi sosial, tradisi, juga teknologi yang mendukung. Pola hubungan di antara masyarakat sebagai sebuah komunitas dengan lingkungan di sekitarnya adalah dasar ekologi manusia yang penting untuk dipelajari. Studi mengenai hal ini haruslah berdasar kepada prinsip penghargaan yang tinggi atas kebebasan manusia sebagai salah satu bagian dari ekosistem.[i]
Studi lapangan yang dilakukan di Pondok Pesantren Al-Iqtishod, adalah fokus pada kajian tersebut. Maka tema yang diangkat dalam studi lapangan adalah nilai-nilai dari masyarakat Pesantren terkait persoalan ke-Ekologi-an. Dan dari tema tersebut, yang menjadi pokok pembahasannya yaitu mengenai kebersihan lingkungan yang diterapkan di lingkungan Pondok Pesantren Al-Iqtishod.
Dalam mengkaji mengenai Ekologi Manusia, dilakukan studi lapangan. Karena dalam mempelajari Ekologi Manusia tidak bisa bila hanya secara materi saja. Tetapi akan lebih mendalam pemahamannya, bila dilakukan langsung kepada objek dan subjek penelitian. Karena Ekologi Manusia, mempelajari hubungan yang terjadi (timbal balik) antara manusia dengan lingkungannya. Maka dalam mempelajarinya pun sebaiknya langsung kepada manusianya yang melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan mereka.

Pertanyaan Penelitian
Dalam studi lapangan yang dilakukan di Pondok Pesantren Al-Iqtishod, dengan narasumber yang sudah ditemui. Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang diberikan kepada narasumber, demi mendapatkan informasi yang tepat dengan pokok pembahasan tentang perilaku masyarakat Pesantren yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut di antaranya yaitu:
-          Bagaimana memaknai sebuah Hadits Nabi SAW., mengenai "kebersihan sebagian dari Iman"?
-     - Peraturan seperti apa yang diterapkan kepada santri di Pondok Pesantren Al-Iqtishod, yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan?
-  - -  - Adakah sanksi yang diberikan kepada santri, bilamana di antara mereka ada yang melanggar aturan mengenai menjaga kebersihan?
-     - Adakah program yang dilakukan bersama masyarakat yang berada di sekitar Pondok Pesantren, dalam rangka menjaga kebersihan lingkungan?
-     - Fasilitas seperti apa yang terdapat di Pondok Pesantren Al-Iqtishod demi menunjang kegiatan dalam menjaga kebersihan?.

Gambaran Umum (Subjek Penelitian)
Dari hasil observasi secara langsung ke Pondok Pesantren Al-Iqtishod, serta wawancara langsung pula dengan narasumber yang berhasil ditemui. Dari pembahasan-pembahasan yang terjadi, gambarannya yaitu sebagai berikut:
Mengenai Hadits Nabi SAW., tentang kebersihan yang merupakan bagian dari Iman. Belum diterapkan dengan baik di Pondok Pesantren Al-Iqtishod. Hal tersebut dapat dilihat dari keadaan Aula tempat wawancara serta Pondok Santri Putri. Di mana keadaannya itu kurang rapi dan kurang bersih.
Dalam melakukan kegiatan keebrsihan, memang dilakukan secara rutin setiap hari. Hanya saja masih kurang dalam menjaganya. Sehingga tempat tersebut menjadi kurang rapi dan kurang bersih.
Untuk sampah yang berasal dari Pondok Pesantren Al-Iqtishod, sampahnya langsung dibawa ke tempat pembuangan sampah. Dan terkadang sampah-sampah yang ada, akan dibakar. Agar sampah tersebut tidak menumpuk di tempat pembuangan sampah.
Kegiatan kebersihan yang dilakukan oleh para santri di antaranya menyapu gedung Pondok Pesantren, menyapu halaman sekitar Pondok Pesantren, mengepel, serta mencuci pakaian yang termasuk pakaian Ummi dan Ustad yang ada di Pondok Pesantren. Dan itu dilakukan sesuai dengan jadwal piket yang sudah dibuat.
Kemudian, dalam rangka menjaga kebersihan lingkungan yang bukan hanya di Pondok Pesantren saja. Tetapi juga lingkungan yang berada di sekitar Pondok Pesantren. Biasanya pihak Pondok Pesantren serta para santri melakukan kerja bersama masyarakat sekitar Pondok Pesantren. Di mana masyarakat tersebut tidak masuk ke dalam bagian dari Pondok Pesantren. Tetapi tetap bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan. Di antaranya dengan melakukan kerjabakti atau gotong royong seperti Jumat bersih. Dan terkadang pula saat ada perbaikan jalan. Pihak Pondok Pesantren dan masyarakat sekitar, bersama-sama mengerjakan perbaikan jalan. Jadi, antara pihak Pondok Pesantren dengan masyarakat sekitar. Terjalin hubungan yang baik antara keduanya, termasuk dalam hal menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

Analisis Studi Lapangan
Dari hasil studi lapangan yang sudah dilakukan, maka dapat dianalisa sebagai berikut. Dengan melihat pada empat (4) aspek yaitu persepsi, tindakan, kebiasaan, dan nilai (keyakinan).
Mengenai persepsi atau pemikiran yang ada pada masyarakat di sana. Saya melihatnya, bahwasanya kebersihan sepertinya belum menjadi prioritas yang harus dijaga. Sehingga dengan pemikiran tersebut, melahirkan tindakan yang kurang dalam hal menjaga kebersihan lingkungan. Terutama lingkungan di dalam Pondok Pesantren. Karena memang keadaannya sungguh kurang rapi dan kurang bersih. Maka dari itu pula, menjadi suatu kebiasaan di masyarakat yang ada di Pondok Pesantren Al-Iqtishod. Kebiasaan yang kurang dalam menjaga kebersihan. Tempat yang kurang rapi, karena tidak terbiasa dengan keadaan yang rapi. Kemudian tempat yang kurang bersih, karena kebiasaan yang dilakukan kurang memperhatikan kebersihan yang sesungguhnya. Jadi, dari kebiasaan yang kurang menjaga kebersihan. Maka menjadi sebuah nilai yang tertanam dalam kehidupan mereka sehari-hari. Bahwa menjaga kebersihan itu mungkin tidak terlalu penting bagi mereka. Sehingga kebersihan di tempat tinggal mereka kurang diperhatikan.























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini