Jumat, 28 Juni 2013

Tugas_Ekoman_Ahmad_Suheri_PMI_6_Study_Kasus_Pondok_Pesantren_Cikedal_Banten


"Ekologi Pesantren Secara Keseluruhan"
(Study Kasus : Pondok Pesantren Al-Iqtishod
Desa Babakanlor Cikedal – Pandeglang Banten)

 
Disusun Oleh : Ahmad Suheri



A.    Latar Belakang Pondok Pesantren "Al-Iqtishod Cikedal – Babakanlor"
Pengasuh: KH. Mimih Aminudin
Pondok pesantren Al-Iqtishod terletak dikampung kadubadak Desa Babakan Lor Cikedal Menes Pandeglang, didirikan pada Tahun 1969 oleh KH. Mimih Aminudin. KH. Mimih Aminudin sebagai pendiri pesantren lahir di Jiput pada Tahun 1941. Beliau semasa mudanya nyantri dipondok pesantren Caringin Labuan dan Babakan Tipar Sukabumi Jawa Barat. Mengambil nama Al-Iqtishod', beliau memiliki gagasan ke depan bahwa pesantren yang didirikannya harus mampu menjadi penengah atau berdiri ditengah-tengah sesuai dengan arti Al-iqtishod yaitu antara ilmu Al-Qur'an dengan kajian kitab kuning mampu menjadi penengah antara Tasawuf dengan fiqih dan mampu menjadi penengah dalam menyikapi masyarakat yang sedang berseteru.
Pesantren Al-Iqtishod yang dipimpin oleh KH. Mimin Aminudin adalah generasi pertama, walaupun dalam pengajaran keseharian secara praktis sudah dipegang oleh putra-putranya. Ayah KH. Mimih adalah seorang ulama terkemuka di Jiput yaitu KH.Utsman. dari Ayahanda-lah KH. Mimih mendapat banyak ilmu pengetahuan tentang keharusan syiar islam dijalankan. Maka tujuan pertama kali didirikan pondok pesantren Al-Iqtishod adalah menyebarkan syiar islam dengan jalan mencetak 'Ulama-ulama handal yang mampu menguasai ilmu-ilmu Islam untuk kemudian disebarluaskan pada yang lainnya. Dakwah Islamiyah menjadi tujuan selanjutnya dari pendirian pondok pesantren Al-Iqtishod.
Perkembangan Pesantren Al-Iqtishod yang memasuki usianya yang ke-33 Tahun mengalami pergeseran dalam pengelolaanya. Tradisi salafiyah diimbangi dengan metode pelajaran yang relatif modern, ini ditunjukkan dengan manajemen yang digunakan dipesantren Al-Iqtishod. Tidak seperti pesantren salafi lainnya, Al-Iqtishod mengelola santri seperti halnya pesantren modern dari mulai pengkategorian santri sampai penyusunan kurikulum dan administrasi yang dipakainya.
Metode pengajaran yang diterapkan di pesantren Al-Iqtishod dengan jalan mengklasifikasikan santri terlebih dahulu. Ada lima kategori santri yang ada dipesantren Al-Iqtishod yaitu :
1.      Kelas satu A dan B khusus bagi santri pemula (yang masuk belum bisa ngaji) dan belum tahu tentang seluk beluk ilmu ke-islaman.
2.      Kelas dua yaitu santri yang telah lulus dari kelas satu B dengan titik tekan pengajaran pada pemahaman Al-Qur'an dan tauhid. Pada kelas dua ini kitab-kitab fiqh yang dikenalkan adalah safinatunaza karya Imam Nawawi dan ilmu nahwunya Amil Jurumiyyah dan sharaf kaelani.
3.      Kelas tiga adalah kelas menengah dimana pelajaran yang diajarkan sudah memasuki kitab-kitab yang agak besar seperti halnya Taqrib, Fathul Majhid, disamping itu hafalan untuk kunci-kunci ilmu shraf seperti Tashrifan sudah mulai diberlakukan.
4.      Kelas empat adalah kelas tinggi yang sudah mempelajari Balaghah, Ilmu Bayan dan Mantiq.
5.      Kelas lima adalah santri senior yang mata pelajarannya adalah Al-Fiyyah, Iqna dan kitab-kitab besar lainnya. Tidak ada prioritas atau penekanan pada kitab kuning yang diunggulkan dipesantren ini karena semua kitab dari berbagai disiplin ilmu dipelajari dipesantren ini.
Pengajaran yang diterapkan di pondok pesantren Al-Iqtishod selain menggunakan tradisi pesantren salafiyyah pada umumnya yaitu sorogan, balagan, dan hafalan juga diterapkan ujian lisan, ujian tulisan dan masing-masing ada penilaiannya tersendiri sebagai ukuran untuk kenaikkan kelas. Saat ini jumlah santri dipesantren Al-Iqtishod berjumlah 167 orang terdiri dari 100 orang satri putra dan 67 orang santri putri. Mereka datang dari berbagai daerah Banten dan luar Banten seperti Sumatera (lampung misalnya), Jawa Barat dan Jakarta. Sebagai pesantren salafi yang menggunakan metode modern, Al-Iqtishod tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama tetapi pelajaran peningkatan keterampilan santri pun diajarkannya seperti peternakan, pertanian dan kewirausahaan.
Disamping sebagai pengasuh pondok pesantren, KH. Mimih Aminudin juga masih aktif melakukan ceramah keliling dilingkungan kecamatan cikedal dan sekitarnya. Sebagai bentuk pertanggung jawaban pondok pesantren terhadap masyarakat sekitanya maka setiap seminggu sekali diadakan pengajian rutin untuk ibu-ibu dan bapak-bapak. Untuk ibu-ibu dan santri putri istri beliau (ibu nyai) yang aktif menanganinya. Pesantern Al-Iqtishod memilki fasilitas untuk kegiatan pengajaran yang relative memadai dengan tiga asrama dan dua majlis, aktivitas belajar sudah berjalan lancar, hanya saja untuk pengembangan pesantren kedepan, sebagai pesantren yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, Al-Iqtishod menghendaki adanya majlis khusus untuk kegiatan pengajaran masyarakat.       
B.     Perumusan Masalah
Dalam hal ini, saya lebih berfokus kepada Masalah Ekologi Pesantren secara Keseluruhan yang ada di Pondok Pesantren Al-Iqtishod, adapun rumusan malash tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Seberapa Penting para santri yang belajar/Pesantren ini dalam mengaplikasian hadist yang artinya "Kebersihan Sebagian daripada Iman ?".
2.      Apakah ada rasa kepedulian santri terhadap lingkungan pesantren dalam hal Kebersihan?
3.      Bagaimana Keadaan atau Kondisi fisik (Gedung/Bangunan, Sarana dan Prasarana) apakah semuanya terjaga dengan bersih?
4.      Apa dampak dari terganyanya lingkungan pesantren jika pesantren tersebut bersih dan rapi ?
C.    Pertanyaan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah tersebut diatas, pertanyaan ini saya tegaskan kepada permaslahan serta keadaan di lingkungan Pesantren. Adpun pertnyaan – pertanyaan tersbut adalah :
1.      Bagaimana keadaan atau kondisi fasilitas umum yang ada dipesantren terkait : Kamar Mandi Santri, Toilet, Tempat sampah serta jemuran untuk para santri?
2.      Bagaimana Keadaan Sarana Umum terkait kebersihan masyarakat disekitar lingkungan Pondok Pesantren Seperti Masjid atau Majlis Ta'lim?
3.      Apakah dipondok pesantren Al-Iqtishod ini mempunyai sarana kesehatan seaperti UKS (Unit Kesehatan Sekolah)/ UKP (Unit Kesehatan Pondok Pesantren ?
4.      Bagaimana cara penerapan kepda santri untuk menjaga kebersihan lingkungan pesantren ?
5.      Apa dampak dari terjaganya lingkungan Pondok Pesantren jika terjaga kebersihannya?
D.    Gambaran Umum
Pondok pesantren Al-Iqtishod ini terletak di kampung Kadubadak Desa Babakan Lor Cikedal Menes Pandeglang - Banten, Pondok Pesantren ini didirikan pada tahun 1969 oleh KH. Mimih Aminudin yang merupakan Putra dari ulama terkemuka di Jiput yaitu KH.Utsman. KH. Mimih Aminudin ini sebagai pendiri pesantren lahir di Jiput pada tahun 1941.
Pondok Pesantren ini terletak ditengah-tengah desa Bababakanlor, dimana para santri yang menuntut ilmu disana merupakan masyarakat sekitar kebanyakan. Dan terdapat pula santri  dari desa lain yang datang untuk menuntut ilmu dipesantren ini. Pesantren inipun dapat dikatakan masih pesantren tradisional atau biasa disebut dengan pesantren salafiah.  
E.     Analisis
Dalam hal ini, pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan yang didirikan oleh salah seorang atau sekelompok orang yang peduli terhadap pendidikan khususnya pendidikan Agama Islam. Tentunya jika sebuah lembaga ini sudah terbentuk maka pihak pemerintahpun tak akan diam atau menutup mata dalam hal pendidikan, karena dengan pendidikanlah seseorang atau Negara akan maju. 
Pondok pesantren Al-Iqtishod ini jika dilihat selama observasi ekologi pesantren dapat dikatakan belum sepenuhnya layak apalagi dikatakan "Wah", tempat belajar atau ruang kelaspun masih lesehan atau tidak duduk diatas kursi, serta papan tulis yang kurang. Demi majunya pendidikan di Negara ini khususnya terkait dengan pendidikan agama haruslah ada keterkaitan atau campur tangan antara pengelola pondok pesantren dengan pihak pemerintah.  Adapun dalam analisis ini saya menggunakan analisis kasus perspektif institusional, yaitu artinya perspektif yang mengharmonisasikan beragam institusi sosial termasuk pasar, komunitas dan Negara untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah haruslah berperan aktif untuk terciptanya kerjasama dalam strategi yang berbeda dan mengelola usaha pembangunan sosial. Dengan begitu, perspektif institusional dicirikan sebagai aktivitas administrasi yang mengelola pluralism.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa Pesantren adalah lembaga pendidikan khususnya pendidikan agama islam yang didirikan oleh seorang yang mempunyai niat siar islam, baik perorangan atau kelompok untuk memperluas dalam menyebarkan agama islam. Dengan adanya pendidikan agama ini tentunya agama islam, manusia dapat beradab dan berbudi mulia . dan denngan pendidikanlah masyarakat akan maju.
Adapun aktifitas yang dilakukan rutin oleh santri di Pondok Pesantren ini adalah seperti Mengaji, shalat berjama'ah, hafalan sorogan serta kerja bakti, dan terjun ke masyarakat. Hal ini menjadi sebuah kebiasaan rutin yang selalu dikerjakan di pesantren Al-Iqtishod. Hal ini dilakukan agar kelak para santri setelah menempuh pendidikan di pondok pesantren ini membawa ilmu atau bekal ilmu keagamaan dan rasa peduli terhadap masyarakat serta lingkungan.
Pondok Pesantren ini sendiri dapat dikatakan ujung tombak atau tulang punggung di masyarakat, karena hal ini terlontar dari masyarakat tersebut serta pengakuan dari Umi yang memang pengasuh serta pendidik dipesantren Al-Iqrishod. Bahwa setiap ada kegiatan maka semua santri dan pengurus pondok pesantren ini yang turun sebagai pengerak dalam kegiatan yang diadakan. Kebetulan ketika saya observasi dan wawancara bersama teman-teman, pesantren Al-Iqtishod ini lagi sibuk-sibuknya persiapan untuk acara kegiatan ikhtifalan atau perpisahan santri, seperti yang saya lihat para santri ada yang mencari bambu dan ada pula yang memasang bamboo sebagai tiang  untuk umbul-umbul (Bendera aksesoris jalan) agar  nantinya acara tersbut meriah.
F.     Penutup
*Kesimpulan
Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan yang memperpadukan antara ilmu umum dan ilmu agama, dan Pondok Pesantren ini berdiri atau didirikan atas dasar kepedulian seseorang atau sekelompok orang  karena melihat perkembangan zaman yang semakin hari semakin menggulung ilmu agama. Sehingga dengan perkembangan zaman, sedikit-demi sedikit masyarakat lupa akan agama.
Adanya Pesantren ditengah – tengah masyarakat yang semakin lupa akan agamanya, seperti orang yang menemukan cahaya dikegelapan malam. Walaupun zaman semakin menggerus kepercayaan seseorang (Lupa terhadap agama) jika semakin banyaknya pesantren yang berdiri, maka perkembangan zaman akan dapat berjalan seimbang, walaupun masyarakat semakin pintar dengan tekhnologinya maka semakin kuat pula agamanya.
*Pesan
Penelitian atau observasi lapangan ini sangat membantu saya khusunya mahasiswa yang hanya biasa belajar diruang kelas dan duduk diatas bangku, Saat observasi saya banyak menemukan dunia yang nyata yang nantinya akan saya jalani.
Semoga Aktifitas Rutin PMI ini bisa dilakukan setiap tahunnya di jurusan PMI, agar mahasiswa PMI dapat terjun langsung dan tahu keadaan masyarakat yang nantinya akan dihadapi langsung oleh mahasiswa PMI.

                                                                                                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini