Ekologi Pesantren Al-Iqtishod Di Kampung Kadubadak Desa Babakanlor Cikedal
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu (UAS)
mata kuliah Ekologi Manusia
Dosen: Tantan Hermansyah. M.Si
Disusun oleh:
Fikri Dzulkarnain 1110054000032
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2013
A. Latar Belakang Pondok Pesantern "Al-Iqtishod Cikedal"
Pondok pesantren Al-Iqtishod terletak di kampung Kadubadak Desa Babakan Lor Cikedal Menes Pandeglang, didirikan pada tahun 1969 oleh KH. Mimih Aminudin. K.H. Mimih Aminudin sebagai pendiri pesantren lahir di Jiput pada tahun 1941. Beliau semasa mudanya nyantri di pondok pesantren Caringin Labuan dan Babakan Tipar Sukabumi Jawa Barat. Mengambil nama pesantren Al'Iqtishod, beliau memiliki gagasan kedepan bahwa pesantren yang didirikannya harus mampu menjadi penengah atau berdiri ditengah-tengah sesuai dengan arti "Al-Iqtishod" yaitu antara ilmu Al-Qur'an dengan kajian kitab kuning, mampu menjadi penengah antara Tasawuf dengan Fiqh dan mampu menjadi penengah dalam menyikapi masyarakat yang sedang berseteru.
Pesantren Al-Iqtishod yang dipimpin oleh KH. Mimih Aminudin adalah generasi pertama, walaupun dalam pengajaran keseharian secara praktis sudah dipegang oleh putra-putranya, ayah KH. Mimih adalah seorang Ulama terkemuka di Jiput yaitu KH. Ustman. Dari ayahandanya lah KH. Mimih mendapat banyak ilmu pengetahuan tentang keharusan syiar islam dijalankan. Maka tujuan pertama kali didirikannya pondok pesantren Al-Iqtishod adalah menyebar luaskan syiar islam untuk kemudian disebarluaskan pada yang lain.
Pengajaran yang diterapkan di pondok pesantren Al-iqtishod iniselain menggunakan tradisi pesantren salafiyyah pada umumnya yaitu, sorogan, balagan, dan hafalan juga diterapkan metode ujian lisan, ujian tulisan dan masing masing ada penilaiannya tersendiri sebagai ukuran untuk kenaikan kelas. Saat ini jumlah santri di pesantren Al-iqtishod berjunlah 167 orang terdiri dari 100 orang santri putra dan 67 orang santri putri. Mereka datang dari berbagai daerah Banten dan luar Banten seperti Sumatra, Jawa Barat dan Jakarta. Sebagai pesantren salafi yang menggunakan metode modern, Al-Iqtishod tidak hanya mengajarkan ilmu ilmu agama tetapi pelajaran peningkatan keterampilan santripun diajarkannya seperti peternakan, pertanian dan kewirausahaan.
Disamping sebagai pengasuh pondok pesantren, KH. Mimih Aminudin juga masih aktif melakukan ceramah keliling lingkungan kecamatan Cikedal dan sekitarnya. Sebagai bentuk pertanggung jawaban pondok pesantren terhadap masyarakat sekitarnya maka setiap seminggu sekali diadakan pengajian rutin untuk Ibu-ibu dan Bapak-bapak. Untuk ibu-ibu dan santri putrid istri beliau (Ibu Nyai) yang aktif menanganinya. Pesantren Al-iqtishod memiliki fasilitas untuk kegiatan pengajaran yang relative memadai dengan tiga asrama dan dua majelis, aktifitas belajar sudah berjalan lancer, hanya saja untuk pengembangan pesantren ke depan, sebagai pesantren yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, Al-iqtishod menghendaki adanya majelis khusus untuk kegiatan pengajaran masyarakat.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalah lingkungan pesantren maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimanakah program kebersihan pesantren yaitu dengan aktivitas santri, manfaat dan dampak lingkungan bersih?
b. Bagaimanakah pencapaian target fisik (sarana prasarana kebersihan) dilingkungan pesantren?
c. Bagaimanakah dampak positif dan negative terhadap kebersihan lingkungan pesantren?
d. Bagaimanakah masalah factor pendukung dan factor penghambat dalam pelaksanaan program kebersihan?
C. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan yang saya ajukan kepada narasumber berkaitan dengan kebersihan lingkungan pondok pesantren sebagai berikut:
1. Bagaimana para santri mengamalkan hadist nabi tentang kebersihan dilingkungan pondok pesantren?
2. Apakah ada pembekalan kebersihan lingkungan oleh para asatidz kepada para santri?
3. Apakah ada fasilitas yang sudah disediakan kepada para santri untuk kebersihan lingkungan?
4. Apakah ada peraturan tentang kebersihan lingkungan?
5. Sejauh mana para santri mentaati peraturan tentang kebersihan lingkungan?
6. Sangsi apa yang diberikan kepada para santri ketika melanggar peraturan khususnya peraturan kebersihan linghkungan?
D. Gambaran Umum
Pondok pesantren Al-Iqtishod terletak di kampung Kadubadak Desa Babakan Lor Cikedal Menes Pandeglang, didirikan pada tahun 1969 oleh KH. Mimih Aminudin. K.H. Mimih Aminudin sebagai pendiri pesantren lahir di Jiput pada tahun 1941.
Pesantren ini di kelilingi oleh lahan pertanian serta berbagai macam pohon-pohonan dan kebun-kebun bebas milik masyarakat, bangunan yang dihuni adalah bangunan semi permanen terbuat dari bahan batu bata dan bilik yang dianyam. Perkampungan yang sangat jauh dari pusat keramaian menjadikan para santri lebih focus untuk mendapat ilmu.
Jalan yang menuju ke pesantren masih sangat perlu perhatian karena sulitnya akses menuju pesantren, sebab masih belum ada angkot atau kendaraan umum selain ojek itu pun dengan ongkos yang tidak murah serta masih banyak batu-batu aspal yang kurang baik dan tidak dapat dilalui dua mobil sekaligus.
E. Analisis
Analisis ini menggunakan perspektif institusional artinya perspektif yang mengharmonisasikan beragam institusi sosial termasuk pasar, komunitas dan Negara untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah harus memainkan peran aktif untuk mengharmonisasikan strategi yang berbeda dan mengelola usaha pembangunan sosial. Dengan begitu, perspektif institusional dicirikan sebagai aktivitas administrasi yang mengelola pluralism.
Jika dikaitkan dengan pesantren ini, perspektif institusional mengharmonisasikan antar masyarakat dengan pondok pesantren. Oleh karena itu pemerintah setempat harus mampu berperan aktif untuk mengharmonisasikan antara masyarakat dengan pondok pesantren agar adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama dalam bidang agama.
Pesantren adalah lembaga yang didirikan atas dasar niat seorang pendirinya untuk membuat wadah pendidikan sekaligus pembibitan untuk melaksanakan penyebaran ilmu agama yang mulanya dipusatkan namun kemudian para santri bersyi'ar ke daerahnya masing-masing, bahkan ada yang di luar daerah demi untuk menyebar luaskan ilmu yang mereka dapat di pesantren.
Hal semacam ini adalah positif untuk selalu dilestarikan demi kebutuhan umat atau masyarakat terhadap ilmu agama yang harus dipahami secara mendalam. Oleh sebab itu adanya sebuah komunitas santri ini masyarakat terbantu untuk memahami agama secara utuh.
Mengaji, shalat berjama'ah, kerja bakti, dan terjun ke masyarakat adalah sebuah kebiasaan rutin yang selalu terlihat di pesantren itu. Dan semua kegiatan mempunyai sanksi masing-masing ketika tidak dijalankan semata-mata untuk mendidik mental spiritual para santri agar terbiasa melakukan rutinitas yang mempunyai nilai kemanfaatan yang tinggi.
Para santri ini dibutuhkan oleh masyarakat baik ketika mereka masih dalam proses belajar maupun sudah ke luar dari pesantren demi membina dan berbagi pengetahua.
F. Penutup
Dengan adanya penelitian di atas dapat kita ketahui bahwa selain adanya pendidikan Formal yang mempelajari ilmu-ilmu umum, ada pula pendidikan yang sifatnya tidak formal namun keberadaannya sangat penting bagi masyarakat untuk membantu dalam memahami ilmu-ilmu agama.
Keberadaan pesantren di tengah masyarakat seperti keberadaan oase yang ada di gurun pasir tepencil, namun menyegarkan bagi masyarakat sebagai lembaga yang sering terjun langsung turut serta dalam kegiatan masyarakat.
Dengan adanya penelitian tersebut di atas semoga menjadi wawasan tambahan bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya.
Demikianlah hasil obeservasi ini kami tulis dengan segala kelebihan dan kekurangannya kami titipkan sebuah harapan semoga banyak memberi manfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar