Jumat, 28 Juni 2013

ujang kosasih(1110054000020).ekoman dan hubungan manusia dengan tuhannya

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Lokasi Penelitian
Nama Tempat             : Pesantren Al-Iqtishod Cikedal
Alamat                                    : Desa. Babakan Lor
                                      Kec. Cikedal. Banten

B.      Masa Pelaksanaan Penelitian
Masa pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 21-23 Juni 2013 di Desa Babakan Lor, Kecamatan Cikedal, Banten.

C.      Proses Penelitian
Metode penelitian adalah dengan berdiskusi dengan pengurus serta santri di Pesantren Al-Iqtishod Cikedal. Diskusi diawali dengan pengurus dan santri mempresentasikan keadaan Ekologi (lingkungan) pesantren. Peneliti mencatat hal-hal yang dibutuhkan dan mengajukan pertanyaan-pertanaayn yang telah dirancang sebelumnya, sesuai dengan kebutuhan, dan diskusi diakhiri dengan berkeliling pesantren untuk melihat keadaan ekologi pesantren.


D.     Latar Belakang, Demografis Pesantren dan Desa Babakan Lor
Ekologi manusia membicarakan bagaimana hubungan antara manusia dengan alam,  dan manusia dengan Tuhannya. Alam memberikan sumberdaya tak terbatas apabila kita mampu memanfaatkannya, namun sebaliknya apabila sumberdaya tersebut dimanfaatkan berlebihan tanpa pertimbangan maka akan banyak sekali kerusakan yang terjadi. Adapula hubungan manusia dengan Tuhannya, ranahnya masuk pada ranah agama, dimana dengan mencintai, mejaga dan melindungi  apa yang diciptakan Tuhan maka ia mencintai Tuhannya.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengimplementasikan pemahaman-pemahaman yang didapat dikelas. Ekologi adalah tindakan, dimana pemahaman teoritis dan analisis masalah dipadukan dalam sebuah tindakan nyata yang memberikan kontribusi dan perubahan  besar terhadap lingkungan.
Pondok Pesantren Al-Iqtishod terletak di Kampung Kadubadak Desa Babakan Lor Cikedal Pandeglang, didirikan pada tahun 1969 oleh KH. Mimih Aminudin. Pesantren Al-Iqtishod yang dipi,pim oleh KH. Mimih Aminudin adalah generasi pertama, walaupun dalam pengajaran keseharian secara praktis sudah dipegang oleh putra-putranya. Perkembangan pesantren Al-Iqtishod yang sudah memasuki usianya yang ke 33 Tahun mengalami pergeseran dalam pengelolaannya. Tradisi Salafiyah diimbangi dengan metode pengajaran yang relatif modern, ini ditujukan dengan manajemen yang digunakan di pesantren Al-Iqtishod. Tidak seperti pesantren salafiyah lainnya, Al-Iqtishod mengelola santri seperti halnya pesantren modern dari mulai pengkategorian santri sampai penyusunan kurikulum dan administrasi yang dipakainya.
Keadaan lingkungan pesantren didukung dengan keadaan masyarakatnya yang harmonis dan keadaan alam yang masih terjaga dibeberapa tempat, masyarakat yang harmonis mampu menciptakan suatu ikatan antara satu dengan yang lainya, misalnya :
-          OPSI : Oprasi bersih-bersih yang digalakan oleh pesantren selama 2 minggu 1 kali bersama-sama masyarakat. Kegiatan ini tidak sulit dilakukakn dan banyak yang bergabung, salah satu alasannya adalah keadaan masyarakatnya yang harmonis dengan lingkungan pesantren.
Selain daripada itu, keadaan lingkungan pesantren (khususnya) masih terbilang alami dan terjaga, berbeda dengan beberapa tempat di Babakan Lor dimana perkebunannya mulai tergerus jalan raya, hal ini menciptakan lingkungan yang tenang dan segar dan menjadi salah satu pendukung ketenangan dalam pembelajaran dilingkungan pesantren.
Dibalik keadaan lingkungan yang mendukung kekuatan dan penciptaan masyarakat yang harmonis, keadaan alam di daerah Babakan Lor secara ekonomis tidak terlalu banyak mendukung, keberagaman usaha bukan menjadi factor pendukung yang besar untuk peningkatan ekonomi, alasannya :
1.      Wirausaha yang beragam seperti ;  Pengusaha Kue Balok, Keceprek, kerupuk dan emping.
2.      Pertanian dan peternakan      :  Ternak ikan lele, Petani sawah.
Kedua usaha diatas tidak menjadi factor pendukung peningkatan perekonomian warga di Desa Babakan Lor karena warga hanya menjadi buruh, kedua hal diatas hanya menguntungkan para tengkulak yang mempunyai modal besar. Adapun lahan untuk persawahan yang hanya memiliki luas 25 hektar untuk wilayah se-desa Babakan Lor  dianggap kurang mendukung pada peningkatan perekonomian petani.[1] Selain daripada itu, tidak ada keseriusan masyarakat untuk mengelola perkebunan, itu dikarenakan hasil tani dibeli rendah oleh para tengkulak dan dibeli mahal ketika dipasaran oleh konsumen.
Namun hal diatas tidak menjadi focus penelitian yang kali ini saya lakukan, saya terpaku pada mulai rusaknya beberapa perkebunan di daerah Desa Babakan Lor, kerusakan diakibatkan mulai ditebangnya pohon-pohon besar yang berumur tua untuk bahan bangunan. Dari masalah ini saya akan mencoba untuk menganalisis bagaimana Ekologi pesantren dan masyarakat memberikan kontribusi terhadap lingkungan secara luas didaerah Babakan Lor.
E.      Analisis masalah
1).   Bagaimana kondisi fasilitas umum (jemuran , lapangan, tong sampah)
       2).   Bagaimana kondisi kamar santri secara umum (tempat tidur dan lemari)
      3).    Gimana kondisi kamar mandi (tempat nyuci, wc dan tempat wudhu)
       4).   Bagaiamna kondisi dapur(tempat masak, dll)
       5).   Bagaimana kondisi kantin
       6).   Bagaimana kondisi kel
       7).  Bagaimana kondisi mesjid
       8).   Bagaimana kondisi aula
       9).  Bagaimana kondisi perpus
      10). Bagaimana kondisi kantor
      11).  Bagaimana kondisi halaman pesantren
      12).  Bagaimana kondisi fasilitas pesantren (lemari, kasur, al-quran, dll)
      13).  Bagaimana jadwal piket
      14).  Bagaimana keadaan asrama secara keseluruhan
      15).  Bagaimana keadaan kesehatan santri
      16).  Apakah ada POSKESTREN atau UKS
      F.  Tujuan Menulis
      Dalam sebuah peenelitian di perlukannya seebuah data yang real dengan adanya catatan apa yang telah kita wawancarai, tujuan menulis juga Agar bisa menambah wawasan pengetahuan tentang ekologi manusia khususnya yang ada pada  lingkungan pondok pesantren Al-Iqtishod  bagaimana cara penanggulangan dan melestarikan lingkungannya.
  





















BAB II
TINJAUAN TEORI

A.     PERAN
PENGERTIAAN PERAN
Peran mempunyai kaitan yang sangat erat dengan status (kedudukan), walaupun terlihat berbeda tetapi keduanya sangat mempunyai hhubungan erat, sebab seseorang dapat dikatakan berperan manakala seseorang tersebut mempunyai kedudukan atau status.
Peran atau sering juga disebut rote, peran adalah seperangkat harapan-harapan yang dikenakan  individu tertentu yang mempunyai kedudukan sosial tertentu. Menurut David Berry harapan merupakan hubungan dari norma –norma sosial, oleh karena itu dapat dikatakan; peran itu dilakukan oleh norma dalam masyarakat, berarti seseorang di wajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat di dalam pekerjaan dan tingkah laku[2]. Dan peran sosial istilah peranan menunjukan bahwa masyarakat mempunyai lakon dan peran sosial ini merupakan fungsi masyarakat[3].
Peranan dapat disimpulkan beberapa aspek:
1.    Peranan sosial adalah sebagian dari keseluruhan fungsi masyarakat.
2.    Peranan sosial merupakan sejumlah pola yang telah ditentukan.
3.    Peran sosial dilakukan oleh perorangan atau kelompok lain.
4.    Pelaku peeranan sosial mendapat tempat tertentu dalam tetanggamasyarakat.
5.    Dalam peranan sosial terkandng harapan-harapan yang khas dari masyarakat.
6.    Dalam peranan sosial ada gaya khas tertentu.
7.    Setiap peranan di pegang individu mempunyai harapan yang berbeda-beda.







B.      TEORI
PENGERTIAN TEORI
            Banyaknya pengertian teori funsional structural. Teori merupakan sebuah kumpulan pemikiran yang dilandaskan berdasaaarkan dengan peenelitian. Teori Talcott Persons Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan.
Masalah Stratifikasi Fungsional Struktural Masalah fungsionalnya ialah menempatkan setiap individu pada posisi yang tepat. Penempatan sosial dalam masyarakat menjadi masalah karena posisi tertentu lebih menyenangkan, Posisi tertentu lebih penting untuk menjaga keberlangsungan masyarakat, Setiap posisi memiliki kualifikasi dan bakat yang berbeda[4].





















BAB III
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN EKOLOGI MANUSIA
Secara etimologi, ekologi berasal dari bahasa latin yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat hidup, sedangkan logos artinya ilmu.Soemarwoto mengatakan bahwa oikos berasal dari bahasa yunani yang artinya rumah dan logos berarti ilmu. Karena itu secara harfiah ekologi diartikaan ilmu tentang makhluk hidup dalam rumahnya atau ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup.Dan ekologi manusia dapat disimpulkan bahwa ekologi manusia merupakan ilmu yang mempelajari hubangan timbal balik antara mannusia dan lingkungan, manusia dengan tuhannya.
Dimana Pondok pesantren Al-Iqtishod terletak dikampung kadubadak Desa Babakan Lor Cikedal Pandeglang, didirikan pada Tahun 1969 oleh KH. Mimih Aminudin. KH. Mimih Aminudin sebagai pendiri pesantren lahir di Jiput pada Tahun 1941. Beliau semasa mudanya nyantri dipondok pesantren Caringin Labuan dan Babakan Tipar Sukabumi Jawa Barat. Mengambil nama Al-Iqtishod', beliau memiliki gagasan ke depan bahwa pesantren yang didirikannya harus mampu menjadi penengah atau berdiri ditengah-tengah sesuai dengan arti nal_iqhtisod yaitu antara ilmu Al-Qur'an dengan kajian kitab kuning mampu menjadi penengah antara Tasawuf dengan fiqih dan mampu menjadi penengah dalam menyikapi masyarakat yang sedang berseteru.
Pesantren Al-Iqtishod yang dipimpin oleh KH. Mimin Aminudin adalah generasi pertama, walaupun dalamp pengajaran keseharian secara praktis sudah dipegang oleh putra-putranya. Ayah KH. Mimih adalah seorang ulama terkemuka di Jiput yaitu KH.Utsman. dari Ayahanda-lah KH. Mimih mendapat banyak ilmu pengetahuan tentang keharusan syiar islam dijalankan. Maka tujuan pertama kali didirikan pondok pesantren Al-Iqtishod adalah menyebarkan syiar islam dengan jalan mencetak 'Ulama-ulama handal yang mampu menguasai ilmu-ilmu Islam untuk kemudian disebarluaskan pada yang lainnya. Dakwah Islamiyah menjadi tujuan selanjutnya dari pendirian pondok pesantren Al-Iqtishod.
Perkembangan Pesantren Al-Iqtishod yang memasuki usianya yang ke-33 Tahun mengalami pergeseran dalam pengelolaanya. Tradisi salafiyah diimbangi dengan metode pelajaran yang relatif modern, ini ditunjukkan dengan manajemen yang digunkan dipesantren Al-Iqtishod. Tidak seperti pesantren salafi lainnya, Al-Iqtishod mengelola santri seperti halnya pesantren modern dari mulai pengkatagorian satri sampai penyusunan kurikulum dan administrasi yang dipakainya.
Metode pengajaran yang diterapkan di pesantre Al-Iqtishod dengan jalan mengklasifikasikan satri terlebih dahulu. Ada lima kategori santri yang ada dipesantren Al-Iqtishod yaitu :
1.      Kelas satu A dan B khusus bagi satri pemula (yang masuk belum bisa ngaji) dan belum tahu tentang seluk beluk ilmu ke-islaman.
2.      Kelas dua yaitu santri yang telah lulus dari kelas satu B dengan titik tekan pengajaran pada pemahaman Al-Qur'an dan tauhid. Pada kelas dua ini kitab-kitab fiqh yang dikenalkan adalah safinatunaza karya Imam Nawawi dan ilmu nahwunya Amil Jurumiyyah dan sharaf kaelani.
3.      Kelas tiga adalah kelas menengah dimana pelajaran yang diajarkan sudah memasuki kitab-kitab yang agak besar seperti halnya Taqrib, Fathul Majhid, disamping itu hafalan untuk kunci-kunci ilmu shraf seperti Tashrifan sudah mulai diberlakukan.
4.      Kelas empat adalah kelas tinggi yang sudah mempelajari Balaghah, Ilmu Bayan dan Mantiq.
5.      Kelas lima adalah santri senior yang mata pelajarannya adalah Al-Fiyyah, Iqna dan kitab-kitab besar lainnya. Tidak ada prioritas atau penekanan pada kitab kuning yang diunggulkan dipesantren ini karena semua kitab dari berbagai disiplin ilmu dipelajari dipesantren ini.
Pengajaran yang diterapkan di pondok pesatren Al-Iqtishod selain menggunakan tradisi pesantren salafiyyah pada umumnya yaitu sorogan, balagan, dan hafalan juga diterapkan ujian lisan, ujian tulisan dan masing-masing ada penilaiannya tersendiri sebagai ukuran untuk kenaikkan kelas. Saat ini jumlah santri dipesantren Al-Iqtishod berjumlah 167 orang terdiri dari 100 orang satri putra dan 67 orang santri putri. Mereka datang dari berbagai daerah Banten dan luar Banten seperti Sumatera (lampung misalnya), Jawa Barat dan Jakarta. Sebagai pesantren salafi yang menggunakan metode modern, Al-Iqtishod tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama tetapi pelajaran peningkatan keterampilan santri pun diajarkannya seperti peternakan, pertanian dan kewirausahaan.
Disamping sebagai pengasuh pondok pesantern, KH. Mimih Aminudin juga masih aktif melakukan ceramah keliling dilingkungan kecamatan cikedal dan sekitarnya. Sebagai bentuk pertanggung jawaban pondok pesantren terhadap masyarakat sekitanya maka setiap seminggu sekali diadakan pengajian rutin untuk ibu-ibu dan bapak-bapak. Untuk ibu-ibu dan santri putri istri beliau (ibu nyai) yang aktif menanganinya. Pesantern Al-Iqtishod memilki fasilitas untuk kegiatan pengajaran yang relative memadai dengan tiga asrama dan dua majlis, aktivitas belajar sudah berjalan lancar, hanya saja untuk pengembangan pesantren kedepan, sebagai pesantren yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, Al-Iqtishod menghendaki adanya majlis khusus untuk kegiatan pengajaran masyarakat.       
Selain itu kebersihan yang disssana sangat baik, namun kebersihan kobong  anak perempuan lebih bersih dibanding dengan kobong anak laki-laki.dan sarana yang ada di kobong pesantren itu peralaatan anak-anak santri yang di bawa untuk kebutuhan selama mereka menetap di pesantren, seperti; kasur, lemari, dll.















BAB IV
PENUTUP
Pondok Pesantren Al-Iqtishod terletak di Kampung Kadubadak Desa Babakan Lor Cikedal Pandeglang, didirikan pada tahun 1969 oleh KH. Mimih Aminudin. Pesantren Al-Iqtishod yang dipi,pim oleh KH. Mimih Aminudin adalah generasi pertama, walaupun dalam pengajaran keseharian secara praktis sudah dipegang oleh putra-putranya. Perkembangan pesantren Al-Iqtishod yang sudah memasuki usianya yang ke 33 Tahun mengalami pergeseran dalam pengelolaannya. Tradisi Salafiyah diimbangi dengan metode pengajaran yang relatif modern, ini ditujukan dengan manajemen yang digunakan di pesantren Al-Iqtishod. Tidak seperti pesantren salafiyah lainnya, Al-Iqtishod mengelola santri seperti halnya pesantren modern dari mulai pengkategorian santri sampai penyusunan kurikulum dan administrasi yang dipakainya.
Pesantren Al-Iqtishod yang dipimpin oleh KH. Mimin Aminudin adalah generasi pertama, walaupun dalam pengajaran keseharian secara praktis sudah dipegang oleh putra-putranya. Ayah KH. Mimih adalah seorang ulama terkemuka di Jiput yaitu KH.Utsman.
Pesantren al-iqtishod ini, dimana Keadaan lingkungan pesantren didukung dengan keadaan masyarakatnya yang harmonis dan keadaan alam yang masih terjaga dibeberapa tempat, masyarakat yang harmonis mampu menciptakan suatu ikatan antara satu dengan yang lainya. Dan kebersihan yang ada di pondok pesantren al-iqtishod cukup baik dengan diadakannya kebersihan santri yang dilaksanakan 2 (dua minggu sekali).


[1] Keterangan dari pegawai kelurahan, pada diskusi pada tanggal 21 juni 2013.
[2]N. Grass WS. Massa & AW. MC. E achan, "ekploration Role Analisis" Dalam David Berry pokok-pokok pikiran dalam sosiologi, (Jakarta: PT. grafindo Persada, 1995), h.99-100.
[3] Hendropuspito, Drs. D. sosioloTgi sistematik, h. 179-181

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini