Kamis, 25 April 2013

Perspektif dalam Psikologi Sosial_Ahmad Munsorif

Perspektif dalam Psikologi Sosial[i]
Oleh : Ahmad Munsorif[ii]
Dalam sosiologi, kajianya berpusat terhadap masyarakat. Tentu dalam memahami kondisi masyarkat, baik itu budaya, perilaku, dan lain sebagainya diperlukan adanya sebuah diskursus untuk mendalaminya. Psikologi social merupakan bagian diskursus untuk mengkaji tentang kondisi masyarakat.
            Psikologi social merupakan suatu studi yang memadukan antara sosiologi dan psikologi tentang kejiwaan kehidupan masyarakat. Setelah mengkaji psikologi social diharapkan pekerja social dapat mengetahui kondisi kejiwaan masyarkat, sehingga akan mempermudah dalam berinterkasi social dengan mayarakat.
         
   Dalam kajian psikologi social terdapat empat perspektif. :
  1. 1.        Structural

Emile Durkheim berpandangan bahwa struktur sosial itu terdiri dari norma-norma dan nilai-nilai dan melalui sosialisasi kita mempelajari defenisi-defenisi normatif ini, hanya melalui proses ini yang membuat anggota-anggota masyarakat menjalankan kehidupan sosial mereka. Bagi Durkheim walaupun kita mungkin menganggap dapat memilih perilaku tertentu untuk berinteraksi dengan orang lain, dalam realitasnya pilihan sebenarnya sudah disediakan oleh sistem nilai dan sistem norma untuk kita.
Durkheim mengungkapkan bahwa pencapaian kehidupan sosial manusia dan eksistensi keteraturan sosial dalam masyarakat yang disebut Solidaritas Sosial, dimantapkan oleh sosialisasi, yang melalui proses tersebut manusia secara kolektif belajar standar-standar atau aturan-aturan perilaku. Hal ini kemudian disebut oleh Durkheim dengan Fakta Sosial.
Fakta Sosial menurut Durkheim berada eksternal (diluar) dan mengendalikan individu-individu. Meski tidak dapat dilihat, struktur aturan-aturan itu nyata bagi individu yang perilakunya ditentukan oleh fakta sosial tersebut. Ini kemudian membuat Durkheim berpendapat bahwa masyarakat memiliki eksistensinya sendiri.
  1. 2.      Kognitif
Kognitif merupakan sesuatu yang berhubungan dengan kognisi. Kognisi sendiri menurut Neisser merupakan proses yang mengubah, mereduksi, memperinci, menyimpan, mengungkapkan, dan memakai setiap masukan yang datang dari alat indra.
Teori kognitif merupakan teori yang menitikberatkan proses-proses sentral (misalnya sikap, ide, dan harapan) dalam menerangkan tingkah laku.[iii]
Contoh teori kognitif mudahnya tatkala masyarakat mengikuti tingkah laku public figure. Masalah yang sedang tenar adalah tentang goyang harlam shake, ini merupakan contoh teori kognitif, karena mereka mengubah, mereduksi, menyimpan dan mengaplikasikan dalam kehidupanya.
  1. 3.      Interaksi Sosial
Dalam hidup bermasyarakat tentu diperlukan adanya hubungan antara satu individu dengan individu lainya, satu kelompok dengan kelompok lainya.  Dalam studi sosiologi disebut dengan interaksi social. Interaksi social merupakan kunci dari semua kehidupan social karena tanpa interaksi social, tak mungkin ada kehidupan bersama.[iv] Bertemunya orang-perorangan secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok social. Pergaulan hidup semacam itu baru akan terjadi apabila orang-orang perorangan atau kelompok-kelompok social bekerja sama, berinterkasi untuk mencapai tujuan bersama.
Bentuk-bentuk interaksi social :
·         Kerja sama (cooperation)
Para sosiolog menganggap bahwa kerja sama merupakan bentuk interkasi social yang pokok. Sebaliknya, sosiolog lain juga menganggap bahwa kerja samalah yang merupakan proses utama. Golongan yang terakhir ini menggambarkan bahwa segala bentuk interaksi dapat dikembalikan pada kerja sama.[v]
Charles H. Cooley menggambarkan pentingnya kerja sama sebagai berikut. "Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan memppunyai cukup pengathuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; keasadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna."[vi]
·         Akomodasi (accommodation)
Akomodasi digunakan para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan social yang sama artinya dengan pengertian adaptasi yang dipergunakan oleh ahli-ahli biologi.[vii]
Dengan pengertian tersebut dimaksudkan bahwa akomodasi merupakan suatu proses di mana tatkala seseorang saling bertentangan atau bermusuhan. Maka peran akomodasi inilah untuk menyeimbangi supaya tidak terjadi lagi pertentangan atau permusuhan.
·         Asimiliasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan suatu proses social dalam taraf kelanjutan, yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara individu atau kelompok dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. [viii]
Factor yang mendukung asimiliasi adalah toleransi, kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang, menghargai kebudayaan lain, terbuka, ada persamaan unsur kebudayaan, perwakilan campuran, dan musuh bersama dari luar.
·         Persaingan (competition)
Persaingan diartikan sebagai suatu proses social, di mana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian public atau dengan mempertajamprasngka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.[ix]
  1. 4.      Tindakan social
Teori tindakan mempunyai asumsi bahwa manusia pada umumnya rasional; bahwa mereka bertindak dengan mempertimbangkan bahwa hal tersebut adalah baik bagi mereka. Namun, rasionalitas dalam jenis tindakan Weber ini tidak terbatas pada pengertian yang sempit untuk 'memaksimalkan keuntungan' sebagaimana ketika digunakan dalam term ekonomi. Seseorang yang melakukan sesuatu karena mengikuti kebiasaan mungkin merupakan sesuatu yang sangat rasional ketika mengacu pada rasionalitas tindakan dalam pandangan Weber.



[i] Tema tugas ke 2 mata kuliah Psikologi Sosial.
[ii] Mahasiswa PMI UIN Jakarta semester 4.
[iii] Sarwono, Sarlito. Teori-teori Psikologi Sosial. (Jakarta, Rajawali Press, 2010). H. 83.
[iv] Soekanto, Soerjono, Sosiologi suatu Pengantar, (Jakarta, Rajawali Press, 2010) H 54.
[v] Ibid H 65.
[vi] Ibid H 66.
[vii] Ibid H 67.
[viii] Ibid H 81.
[ix] Ibid H 83.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini