Sabtu, 25 Mei 2013

Penelitian Pengaruh Telepon Seluler Terhadap Perilaku Gaya Hidup Di Kalangan Pelajar Nur Fajrina

Pengaruh Telepon Seluler Terhadap Perilaku Gaya Hidup Di Kalangan Pelajar
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Menurut Fatimah Safira dalam skripsinya yang berjudul "Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Intensi Membeli Telepon Seluler Pada Mahasiswa" menerangkan pada hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara gaya hidup dengan intensi membeli telepon seluler. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa gaya hidup dan intensi membeli telepon seluler keduanya saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain yang membentuk perilaku dalam mencapai pemuasan akan kebutuhan. Pada penelitian yang lainnya dilakukan oleh Mariana wijayanti dalam skripsinya yang berjudul     
" Analisis Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Handphone" penelitian yang dilakukan oleh Mariana ini bertujauan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh perilaku konsumen terhadap intensi membeli handphone pada mahasiswa di seluruh kota Jakarta. Mengenai faktor ketertarikan dalam membeli handphone, 43% responden menjawab faktor teknologi. Kemudian untuk mode dan gaya sebanyak 38%, untuk kemudahan penggunaan 36%, dan untuk kelengkapan fasilitas sebesar 36%. Singkat pada penelitiannya ini menunjukkan bahwa mahasiswa di Jakarta membeli telepon seluler karena ada faktor kecanggihanya seperti kamera, pemutar mp3, permainan dan sejenisnya. Karena itu gaya hidup disini mempunyai hubungan yang sangat erat dengan intensi pembelian telepon seluler. Hal ini sesuai dengan hasil penelitiannya yang menyatakan bahwa ada hubungan gaya hidup (life style) sbagai karakteristik latar belakang konsumen terhadap membeli telepon seluler.

Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti mencoba menjelaskan tentang pengaruh serta dampak yang dihasilkan oleh perilaku  para pelajar terhadap gaya hidup dalam menggunakan telepon seluler. Dalam penelitian ini peneliti mengambil responden para pelajar yakni SD, SMP, dan SMA. Peneliti tertarik untuk menjadikan pelajar sebagai responden penelitian yang terkaitan dengan maraknya telepon seluler yang digunakan oleh pelajar.
Kehadiran handphone pada awalnya untuk memudahkan komunikasi antar individu yang berjauhan. Sebelum ada handphone, telah hadir alat komunikasi penyampai pesan yang kita kenal dengan "page". Kemudian dengan berkembangnya zaman, alat tersebut tergusur dengan munculnya alat komunikasi yang lebih canggih, yaitu "Handphone atau Telepon Seluler".
Saat ini hampir semua orang memiliki handphone, tidak terkecuali para pelajar di sekolah. Banyak pelajar yang memiliki telepon seluler dengan berbagai macam merk dan fasilitas didalamnya, dari yang hanya bisa untuk telpon dan sms saja sampai yang yang mempunyai fasilitas "wah". Kehadiran teknologi telepon seluler yang semakin berkembang, tanpa disadari mempengaruhi perilaku pelajar baik yang positif maupun yang negatif. Jika kita amati dengan seksama, ternyata pengaruh negatif yang ditimbulkan telepon seluler lebih banyak daripada pengaruh yang positif.
Pengaruh positif dari telepon seluler yaitu memudahkan komunikasi antar individu, Jika telepon seluler memiliki fasilitas internet, mungkin bisa berguna untuk mencari informasi penting yang kita perlukan. Dibalik pengaruh positif tersebut, ternyata pengaruh negatif akan banyak sekali timbul jika pelajar tersebut tidak bisa mengontrol diri atau tidak bisa menggunakan sebagaimana fungsinya. Sebagai contoh : Banyak kita jumpai pelajar membawa telepon seluler ke  lingkungan sekolah. Dan banyak dijumpai banyak pelajar mempergunakan telepon seluler pada saat jam pelajaran, dimana yang seharusnya siswa tersebut belajar dan memperhatikan pelajaran, yang terjadi justru pelajar asyik memainkan telepon seluler dari yang sekedar main game, sms sampai dengan bertelpon tanpa perduli waktu.
Pada fenomena yang terjadi sekarang ini pelajar yang paling banyak menggunakan telepon seluler dengan alasan bukan karena faktor kebutuhan saja melainkan faktor gaya hidup orang tua mereka yang menunjang mereka untuk membeli telepon seluler. Akan tetapi kebanyakan pelajar juga sering menyalah gunakannya,yaitu untuk melihat hal-hal yang semestinya tidak patut mereka lihat apalagi sebagai pelajar. Bayangkan jika para pelajar melihat hal-hal seperti itu. Sekalipun belum ada pembuktian secara akademis, bahwa maraknya peristiwa penyimpangan seksual dan pernikahan dini saat ini adalah didorong oleh penyalah gunaan tekologi seperti situs porno di HP. Rancangan Undang-Undang agar pelajar tidak diperbolehkan membawa telepon seluler diperbincangkan di mana-mana. Perilaku pelajar dewasa ini semakin menjadi-jadi. Tak sedikit pelajar yang ketahuan menyimpan video dan foto yang tidak senonoh di handphone. Belum lagi, handphone juga digunakan untuk tukar-tukanran jawaban ujian.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti menetapkan judul: "Pengaruh Telepon Seluler Terhadap Perilaku Gaya Hidup Di Kalangan Pelajar".
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana pengaruh telepon seluler terhadap perilaku serta gaya hidup para pelajar ?
2.      Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari penggunaan telepon seluler bagi para pelajar ?
C.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1.    Untuk mengetahui bagaimana gaya hidup para pelajar baik itu SD, SMP, maupun SMA yang menggunakan telepon seluler
2.    Untuk mengetahui berbagai dampak yang ditimbulkan dari penggunaan telepon seluler bagi para pelajar
D.    Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1.      Bagi mata kuliah Psikologi Sosial : Mengetahui pengaruh serta dampak yang dihasilkan oleh perilaku para pelajar terhadap gaya hidup mereka dalam menggunakan telepon seluler.
2.      Bagi Masyarakat : Memberikan pengetahuan terhadap masyarakat secara luas (baik orang tua, pihak sekolah maupun lembaga pendidikan lainnya) mengenai perilaku penggunaanhandphone dikalangan siswa sehingga orang tua dapat lebih mengarahkan serta mengontrol penggunaan handphone bagi anak mereka khususnya berkaitan dengan dampak negatif yang timbul dari penggunaan alat tersebut.
3.      Bagi Peneliti :  Dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi peneliti yang ingin mengadakan penelitian dengan tema yang sejenis di masa yang akan datang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Teori kehadiran sosial (social presence) awalnya berasal dari teori-teori psikologi sosial dalam komunikasi interpersonal yang menganggap kehadiran sosial sebagai suatu yang hadir atau tidak secara sederhana. Dalam telekomunikasi, Short, William, dan Christie (1979) mendefinisikan "social presence" sebagai suatu tingkat penonjolan dari orang lain dalam komunikasi yang termediasi dan konsekuensi penonjolannya dalam interaksi interpersonal. Artinya kehadiran sosial tidak lagi diartikan sebagai suatu yang hadir atau tidak secara sederhana melainkan keberadaan sebagai suatu keberlanjutan (Kang, 2008). Pendapat ini sepertinya dipengaruhi oleh dugaan Goffman tentang "copresence" (Goffman, 1963) yang mendefinisikan secara luas sebagai kesadaran bersama tentang frase "menjadi bersama" dengan interaksi dua orang yang sadar antara satu dengan lainnya dalam ruang virtual, dan kesadaran mutual sebagai esensi kehadiran sosial.
Kehadiran teknologi telah memiliki dampak yang besar dalam komunikasi manusia dengan manusia lainnya dan memperkuat konseptualisasi dari kehadiran sosial. Kekuatan teknologi mempengaruhi kehadiran sosial dalam komunikasi atau interaksi yang termediasi oleh teknologi. Hal seperti yang dilakukan oleh Biocca, Harms, dan Christie (2003) dengan mengajukan definisi komprehensif kehadiran sosial dengan dasar psikologi khususnya dalam interaksi yang termediasi. Biocca dkk. mengelaborasi definisi kehadiran sosial  dengan anggapan bahwa kehadiran bersama melibatkan model orang-orang yang berinteraksi dan keinginan untuk mengakses orang lain dalam hubungan psikologi dibalik konsep kesadaran fisik. Biocca dan Harms (2002, dalam Kang, 2008) menilai bahwa efektivitas interaksi yang termediasi dapat dicapai dengan menciptakan kehadiran sosial dan peningkatan komunikasi sosial. Oleh karena itu, Biocca dkk. (2003) mengatakan bahwa pengukuran kehadiran sosial dapat digunakan untuk menilai performa teknologi bergerak seperti telepon genggam.
Komunikasi telepon seluler digunakan untuk mengidentifikasi formasi dan kegiatan sehari-hari dalam paradigma jaringan sosial dan dalam sistem sosial berbasis orang yang saling berinteraksi berdasarkan kepercayaan (Nyiri, 2003). Telepon seluler memberikan penggunanya berbuat secara dinamis dan memberikan interaksi sosial yang lebih kuat tanpa harus menghadirkan diri setiap saat. Kang (2008) mengatakan bahwa dalam penelitian yang terkait dengan komunikasi telepon seluler, penelitian tersebut berakar dari hubungan kualitas dan kuantitas antara sesama orang yang saling berinteraksi tersebut. Kang juga lebih lanjut mengatakan bahwa dalam komunikasi telepon seluler terdapat tiga ruang yaitu dua ruang yang nyata dari orang yang saling bertelepon dan satu ruang dalam telepon. Orang-orang dapat berkomunikasi pada ruang ketiga yang posisinya ada di jaringan telepon tersebut secara bergerak setiap saat dan setiap waktu. Hal ini menekankan pentingnya konsep keterhubungan yang melekatkan dalam jaringan sosial dan interaksi sosial. Komunikasi telepon seluler memberikan ruang bagi orang-orang yang merasa terhubung antara satu dengan lain dalam jaringan komunikasi virtual. Selalu hadir dalam komunikasi telepon seluler juga memberikan kontribusi yang kuat dalam rasa keterhubungan (Kang, 2008). Sehingga dengan sendirinya situasi ini memberikan orang-orang yang berkomunikasi antara satu dengan lain makin terlibat dan responsif dalam lingkungan yang termedia seolah-olah mereka dalam situasi yang sama.
Keadaan ini membuat Kang (2008) mengajukan bahwa alasan orang memilih komunikasi telepon seluler adalah untuk menciptakan dan memperkuat hubungan sosial yang dapat ditemukan dari perasaan keterhubungan. Konsep keterhubungan sendiri menurut Kang adalah untuk menjelaskan kehadiran sosial (social presence) orang-orang dalam komunikasi telepon seluler. Dengan konteks ini Kang mempertegas bahwa kehadiran bersama (copresence) merupakan perasaan terhubung dan kesadaran bersama yang sebenarnya merupakan inti dari kehadiran sosial (social presence) (Rettie, 2004). Sehingga untuk mencapai keberhasilan berkomunikasi dengan menggunakan telepon seluler, orang-orang seharusnya hadir bersama dalam ruang telepon dengan kesadaran bersama dan perasaan terhubung dengan orang lain.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Penentuan Daerah Penelitian
Daerah lokasi penelitian yang telah dipilih adalah Sekolah Dasar (SDN 05 Pagi Cijantung), SMP (Muhammadiyah 1 cilengsi), SMA (88 Cijantung).
B.     Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada akhir bulan Mei sampai pertengahan bulan Juni 2013.
C.     Teknik pengambilan data
Teknik pengambilan data yang dilakukan melalui penelitian kualitatif yakni penelitian yang menekankan pada kualitas data atau kedalaman data yang dapat diperoleh. Teknik yang digunakan diantaranya:
*      Observasi
Observasi adalah serangkaian pengamatan terhadap fakta di lapangan yang terjadi selama proses penelitian. Teknik observasi dilakukan untuk mengetahui secara langsung pengakuan pergaulan bebas di kalangan anak jalanan.
*      Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan serta menggali informasi tentang pergaulan bebas di kalangan anak jalanan dengan cara tanya jawab (tatap muka) antara peneliti dengan informan. Yang bertujuan untuk mendapatkan informasi secara mendalam.
*      Dokumentasi
Dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui pendokumenan seperti fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, foto, jurnal kegiatan dan sebagainya.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Perkembagan teknologi sekarang yang cukup modern dapat mempengaruhi dunia pendidikan di Indonesia. Maraknya HP sekarang juga sudah merusak akhlak pelajar di negeri kita rusak. Dan alasan  pelajar menggunakan telepon seluler bukan karena faktor kebutuhan saja melainkan faktor gaya hidup orang tua mereka yang menunjang mereka untuk membeli telepon seluler.
Daftar Pustaka
Safira, Fatimah. (2007) Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Intensi Membeli Telepon Seluler Pada Mahasiswa. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi UIN.
wijayanti, mariana. (2006) analisis pengaruh perilaku konsumen terrhadap keputusan pembelian handphone. Skripsi. Jakarta: Fakultas Sosial Ekonomi UIN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini