Kamis, 23 Mei 2013

PROPOSAL PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA Nur Halimah dan Rizka Arteinia


PROPOSAL
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK USIA  4-6 TAHUN
Rt 02 Rw 01 Kp. Cicayur Desa Cisauk Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang
Disusun oleh:
Nur halimah    1111054000005
Rizka Arfeinia 1111054000002
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa memerlukan bantuan orang lain baik bidang sosial, ekonomi, politik maupun dalam bidang pendidikan. Bantuan seseorang dalam pendidikan ini disebut sebagai bimbingan atau guidance. Istilah bimbingan yang lebih populer dalam masyarakat menurut penulis adalah yang diwujudkan dalam perhatian.
         Keluarga merupakan lingkungan hidup pertama dan utama bagi setiap anak. Di dalam keluarga anak mendapat rangsangan, hambatan dan pengaruh yang pertama dalam pertumbuhan dan perkembangannya, baik biologis maupun psikologis. Di dalam keluarga, anak juga mempelajari norma atau aturan dalam hidup bermasyarakat, melalui kehidupan dalam keluarga, anak dilatih tidak hanya mengenal norma tetapi juga menghargai dan mengikuti norma-norma dan pedoman hidup dalam bermasyarakat.
       Imam Ghazali mengatakan bahwa anak itu adalah amanat bagi kedua orang tuanya, hatinya akan suci dan bersih jika terus menerus diajarkan kebaikan, dan anak akan tumbuh dengan kebiasaan yang baik.[1] Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua. Melalui orang tua, anak beradaptasi dan mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan hidup yang berlaku di lingkungannya. Orang tua merupakan dasar pertama bagi pembentukan pribadi anak dan membentuk baik buruknya perilaku anak.
      
  Pola asuh yang diberikan pada anak bisa dalam bentuk perilaku psikis yang tercermin dalam tutur kata, sikap, perilaku, dan tindakan yang diberikan. Penanganan terhadap prilaku anak yang menyimpang bukanlah hal yang mudah. Orang tua berhak memilih pola asuh yang dapat diterapkan dalam kehidupan keluarga. Tetapi, apabila pola asuh yang diterapkan orang tua keliru, maka yang akan terjadi bukan perilaku yang baik, sebaliknya akan menambah buruk perilaku anak.
       Dewasanya saat ini banyak para orang tua mengeluh terhadap anaknya sendiri, karena perilaku seorang anak sudah tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di daerah sekitarnya. Kurangnya komunikasi antara pihak orang tua dan anak, menimbulkan seorang anak berprilaku tertutup terhadap masalah yang sedang dihadapinya. Dengan demikian perhatian dan peranan orang tua sangat penting, terutama dalam berkomunikasi dengan anak, orang tua kiranya mampu menjadi orang tua sekaligus sahabat yang berperan sebagai orang yang peduli dan slalu ada ketika ia dalam keadaan apapun. Untuk itu orang tua sangat besar kemungkinan dalam menentukan nasib anak-anaknya dikemudian hari.
           
B.       Perumusan Masalah
Sesuai dengan judul yang telah diajukan di atas berikut dengan latar belakang pengambilannya, maka dalam penelitian ini penulis dapat merumuskan masalah yang akan diteliti, sebagai berikut:
1.    Bagaimana pengaruh pola asuh orang tua terhadap anak?
2.     Pola asuh yang bagaimana yang dapat mengganggu kepribadian anak?
3.     Bagaimana  dampak  pola asuh orang tua terhadap anak?
C.            Tujuan Penelitian
1.    Mengetahui seberapa besar pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan karakter  anak.
2.    Memilih dan menerapkan pola asuh yang baik untuk anak.
3.    Mengetahui dampak dari pola asuh orang tua terhadap anak, baik yang positif maupun  yang negatif?
D.    Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari beberapa segi diantaranya:
1.      Akademis. Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang dapat dijadikan bahan acuan tentang pola asuh orang tua dalam pembentukan karakter anak usia 4-6 tahun bagi Universitas khususnya bagi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.
2.      Masyarakat. Diharapkan dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, khsusnya bagi orang tua mengenai pola-pola asuh dalam pembentukan akhlak anak.
E.     Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan penelitian ini penulis mengadakan tinjauan pustaka terhadap beberapa skripsi yang memiliki kemiripan judul untuk menghindari bentuk pelagiat salah satunya adalah Skripsi yang di buat oleh Winarti dari Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam 2011 yang bertema " Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Akhlak Anak Usia 7-12 Tahun di Ketapang Tangerang. Hasil dalam penelitian ini menyebutkan bahwa pola asuh orang tua beerpengaruh positif terhadap pembentukan akhlak. Realita di lapangan membuktikan bahwa setiap keluarga tidak hanya terpaku pada satu jenis pola asuh, karena orang tua menyadari bahwa pola asuh harus disesuaikan dengan kontek kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki oleh anak, untuk itu terkadang satu pola asuh yang berhasil di terapkan oleh satu keluarga belum tentu bisa diterapkan dengan baik oleh keluarga lain. Karena setiap keluarga memiliki nilai-nila tersendiri.
Dalam penelitian sebelumnya yang lain, skripsi dari choiruddin dengan tema " Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap sikap percaya diri anak pada siswa Madrasah Tsanawiyah Husnul Khotimah Semarang", kesimpulan dari penelitiannya adalah ia membandingkan keluarga-keluarga yang interaksinya bercorak demokratis, permisive dengan keluarga di mana terdapat pengawasan orang tua yang keras terhadap anak-anaknya, dengan hasil bahwa makin otoriter orang tuanya, makin berkuranglah ketidak taatan anak, kurangnya inisiataif, tidak dapat merencanakan sesuatu, daya tahan berkurang dan penakut. Sedangkan sikap permisive orang tua anak tidak mengindahkan tata cara dan norma-norma yang ada dilingkunganya, tidak bisa bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya. Sebaliknya sikap demokratis dari orang tua menimbulkan anak mudah berinisistif, tidak penakut, lebih giat dan lebih bertujuan, tetapi juga memberi kemungkinan berkembangnya sifat tidak taat dan tidak mau menyesuaikan diri. karena masing-masing tipe pola asuh diatas ada segi positifnya dan ada segi negatifnya, tergantung bagaimana orang tua menentukan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Dalam peninjauan penelitia ini penulis menggunakan dua teori  dari beberapa ahli, diantaranya:
1.        Teori Identitas Sosial
Teori yang dipelopori oleh Henri Tajfel (1957, 1959) Dalam teori ini menyebutkan bahwa  identitas sosial seseorang  ikut membentuk konsep diri dan memungkinkan orang tersebut menempati dirinya diri pada posisi tertentu  dalam jaringan hubungan-hububgan sosial yang rumit.[2] Misalnya seorang anak akan memosisikan dirinya sebagai seorang anak yang harus menghormati dan berilaku baik terhadap orang tuanya, demikian pula ketika ia memosisikan dirinya sebagai orang yang lebih tua dari adiknya.
Terbentuknya konsep diri dari setia anak dipengaruhi oleh pola asuh yang diterapkan oleh orang tuanya terhadap anaknya tersebut. Namun, menurut teori ini ada dua kemungkinan yang mempengaruhi identitas sosial, yaitu mobilitas sosial dan perubahan sosial itu sendiri.
Mobilitas sosial adalah perpindahan individu dari kelompok yang lebih rendah kepada yang lebih tinggi, itu terjadi jika peluang untuk mencapai mobilitas tersebut ada.[3] Orang tua memerintahkan  anaknya sekolah, dengan harapan bahwa anak ini dapat merubah hidupnya terutama prilakunya. Jika kemungkinan mobilitas sosialnya tidak ada, maka seorang anak akan berusaha terus untuk meningkatkan statusnya sebagai kelompok yang lebih tinggi. Ada dua pilihan yang akan ditempuh oleh seorang anak ketika ia ingin bergeser meningkat kapada yang lebih tinggi, yang pertama adalah berusaha keras menggeser statusnya ke atas, bisa  jadi ketika anak merasa tidak ada yang mendukung dirinya menjadi apa yang ia inginkan, ia akan berusaha sekeras mungkin untuk mendapatkannya, walaupun harus melewati jalan yang kurang baik. Yang dua ketika seorang anak bersikeras menggeser posisinya pada hal yang ia sukai, kadang akan slalu ada hambatan oleh orang-orang sekitar, bisa juga lingkungannya. Gejala ini dinanakan gravitasi motifasi.[4]
2.        Teori Belajar
Teori belajar menekankan pada peranan situasi dan lingkungan sebagai sumber penyebab tingkah laku. Teori ini menganalisa tingkah laku sosial dalam istilah "asosiasi yg dipelajari" antara stimulus dan respon. Tingkah laku terjadi akibat proses belajar yang juga disertai dengan adanya reinforcement. Sehingga manusia cenderung berinteraksi dengan orang-orang yg memberikan ganjaran dan akan menghindari orang-orang yang menimbulkan kerugian. Adapun proses belajarnya disebut "imitasi". Ada tiga ciri khusus teori belajar, diantaranya:
1)             Sebab-sebab prilaku terletak pada pengalaman belajar individu di masa lampau
2)             Cenderung menempatkan penyebab prilaku pada lingkungan eksternal
3)             Pendekatan belajar diarahkan untuk menjelaskan prilaku yang nyata dan bukan keadaan subyektif atau psikologis (faktor internal seperti emosi/perasaan. Motif, persepsi dll).
Dari teori belajar ini menggambarkan bahwa apa yang dilihat, diajarkan dari orang tua apapun bentuknya pasti akan selalu ditiru dan bahkan diterapkan oleh seorang anak, apalagi anak usia  4-6 tahun masih sangat labil dan tingkat imitasinya sangat tinggi, jadi apapun yang ditampilkan oleh orang tua pasti ia lebih hapal dan ingat dalam pikirannya, dan pada akhirnya muncullah prilaku dari hasil imitasi tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Lokasi penelitian
Adapun lokasi yang penulis pilih untuk penelitian adalah beralamat di Rt 02 Rw 01 Kp. Cicayur Desa Cisauk Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang.
B.     Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan dari tanggal 16 mei sampai 30 mei 2013.
C.     Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang akurat peneliti mengunakan data primer dan data sekunder yaitu:
1.      Observasi. hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.
2.    Wawancara. Adalah tanya jawab antara dua orang atau lebih secara langsung.[5]
3.    Dokumentasi. Yaitu mengumpulkan data mengenai hal-hal yang akan diteliti data diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang terdapat dalam buku yang berkaitan dengan judul penelitian seperti buku-buku, internet, skripsi, catatan lapangan, rekaman, dan yang berkaitan dengan intrument penelitian lainnya.
4.    Metode pengambilan data berguna untuk menginventarisir semua data yang diperlukan. Dalam pengambilan data yang dibutuhkan penulis menggunakan librari research.
BAB IV
PENUTUP
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan, terutama dalam hal pola asuh orang tua terhadap anak. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi dari pola asuh orang tua. Jika pola asuh orang tua terhadap anak berfungsi dengan baik maka pengaruh dengan baik pada psikologi dan prilaku anak. Demikian sebaliknya jika berfungsi tidak maksimal maka akan berpengaruh dengan buruk para psikologi dan prilaku anak.
Dengan demikian apa yang penulis tulis merupakan hasil pemikiran sendiri dan data-data yang bersangkutan tentunya. pastinya  akan banyak terdapat kesalahan,  mudah-mudahan bisa diperbaiki kembali.


[1] Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta:Rajawali Press, 1992)
[2] Sarlito Wirawan Sarwono. "psikologi sosial". cet . 3. Jakarta: Balai Pustaka, 2005. Hal. 91.
[3] Sarlito Wirawan Sarwono. "psikologi sosial". cet . 3. Jakarta: Balai Pustaka, 2005. Hal. 92.
[4] Motivational Gravity, ( car, 1994)
[5] Ibid,h.55

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini