Rabu, 14 Mei 2014

FittaFauziah_TugasVI_PenelitianTemaKe2

Anak-anak Jalanan Generasi Bangsa yang Terabaikan

Pendahuluan

Fenomena anak jalanan sebetulnya sudah berkembang lama, tetapi saat
ini semakin menjadi perhatian dunia, seiring dengan meningkatnya
jumlah anak jalanan di berbagai kota besar di dunia. Di Indonesia,
saat ini diperkirakan terdapat 50.000 anak, bahkan mungkin lebih, yang
menghabiskan waktu yang produktif dijalanan. Yang mana anak jalanan
ini merupakan usia belajar dan usia produktif seharusnya menjadi aset
generasi bangsa dimasa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk
meneliti bagaimana gambaran konsep diri anak jalanan usia remaja dan
mengapa konsep diri tersebut dapat terbentuk. Konsep diri adalah
gambaran deskriptif dan evaluatif individu mengenai diri sendiri;
penelitian atau penaksiran mengenai diri sendiri, ataupun cara
seseorang memandang dirinya sendiri. Menurut Baldwin dan Holmes (dalam
Calhoun dan Acocella 1995), faktor pembentuk konsep diri remaja adalah
orangtua, kawan sebaya, masyarakat, dan belajar. Melalui konsep diri
akan terbentuk pandangan atau pola pikir untuk mengembangkan diri
menjadi generasi bangsa yang baik dengan memiliki watak kebangsaan

Sementara itu, Departemen Sosial (dalam Terloit 2001) membuat suatu
definisi operasional dari anak jalanan, yaitu anak yang menghabiskan
sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah dan berkeliaran di
jalanan dan tempat- tempat umum lainnya. Mereka biasanya berusia 6 –
18 tahun, masih sekolah atau sudah putus sekolah, tinggal dengan
orangtua maupun tidak, atau tinggal di jalanan sendiri maupun dengan
teman- temannya, dan mempunyai aktivitas di jalanan, baik
terus-menerus maupun tidak.

Beberapa faktor utama, yang diakui oleh masyarakat dan beberapa tokoh,
yang menyebabkan timbulnya anak jalanan, antara lain kemiskinan,
disfungsi keluarga, dan kekerasan dalam keluarga. Berdasarkan uraian
di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana gambaran
konsep diri anak jalanan usia remaja dan mengapa konsep diri tersebut
dapat terbentuk. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memberi gambaran konsep diri pada anak jalanan usia remaja serta
bagaimana konsep diri tersebut terbentuk.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan teori Karl Marx karena penelitian ini
terkait kelas sosial, keikut sertaan subjek dalam masalah sosial,
penulis pun merekomendasikan untuk dapat berkontribusi menyelesaikan
masalah sosial ini. Pendekatan Penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif di
sini berupa studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang
anak jalanan yang sudah putus hubungan dengan keluarganya, dan
berpartisipasi penuh di jalanan, baik secara sosial maupun ekonomi dan
berusia remaja.

Hasil dan Pembahasan

Pemuda sebagai generasi bangsa harus memiliki watak yang baik dan
dibangun dari pengetahuan yang cukup. Sumber pengetahuan didapat dari
keluarga, sekolah, teman, dan lingkungan. Dalam keluarga subjek dari
penelitian ini keluarganya bisa dibilang tidak harmonis, diawali
masalah ekonomi yang sulit kedua orang tuanya berpisah dan subjek pun
merasa tidak ada yang menyayanginya sehingga pengetahuan yang didapat
dari keluarga terbilang kurang baik dalam pembentukan konsep diri
untuk membangun watak kebangsaan.

Subjek memang pernah sekolah namun hanya sampai SD kelas 5 itu sudah
empat tahun lalu seharusnya sekarang subjek duduk dikelas 3 SMP,
dilihat dari tingkat pendidikan kelas 5 SD belum memadai dalam bekal
keilmuan, dan konsep pembangun watak, dari sini subjek menganggap
pendidikan tidaklah penting karena dengan pendidikannya tidak ada
gunanya terutama untuk menyambung hidup dalam kerasnya ibukota.

Untuk teman karena subjek banyak di jalan jadi teman-temannya ya
merupakan anak jalanan lain, pedagang, preman, supir transportasi jadi
ilmu yang didapat sebatas ilmu untuk mencari makan dan hidup dijalan
sama sekali tidak ada pengembangan diri, motivasi apalagi pembentukan
watak.

Beberapa dimensi diatas memiliki lingkungan yang saling mendukung
khususnya dalam pembentukan watak yang saat ini terbentuk sebagai
seorang remaja yang merasa terisingkir dari keluarga, dimasyarakat pun
dianggap sampah, bahkan dalam keilmuan sosial anak jalanan dianggap
masalah sosial. Dalam undang-undang mereka harusnya dilindungi dan
dipelihara oleh negara diberi kehidupan yang layak, selayaknya
generasi muda karena nasib bangsa masa mendatang merupakan bagian dari
tangan anak – anak yang sekarang menjadi anak jalanan tersebut.

Dengan banyaknya anak jalanan berarti makin banyak generasi bangsa
kita yang sia – sia dan terabaikan, mereka tidak mendapatkan hak nya
mulai dari pendidikan, kehidupan yang layak sampai kepada proses
pengembangan diri yang terpaku hanya mencari kebutuhan perut. Jadi
jangan salahkan jika mereka akan terus menjadi masalah sosial.

Perlu adanya penanganan yang serius baik dari pemerintah maupun
masyarakat agar anak jalanan dapat dibina demi generasi penerus bangsa
yang berkualitas, jika mereka tetap diabaikan bagaimana nasib bangsa
ini dimasa mendatang.

Penutup

Kesimpulan dan Saran

Anak jalanan merupakan bagian dari masyarakat dan masalah sosial yang
harus di selesaikan, karena mereka menjadi anak jalanan bukanlah
kemauan mereka sendiri namun mereka tercebur dalam lingkungan yang
seharusnya bukan tempat mereka. Anak jalanan merupakan generasi
penerus bangsa yang sangat penting untuk masa depan bangsa negara ini.
Penulis menyarankan bagi pembaca tergugah hatinya untuk bisa
berkontribusi dalam menangani masalah sosial ini. Demikian penelitian
ini dibuat semoga dapat bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini