Selasa, 15 Maret 2016

M. Anggi Syahrullah_Biografi KH. A. Thahir Fuad_Tugas 2

Dalam hal ini saya melakuklan penelitian subjek dakwah sebagaimana ditugaskan oleh bapak dosen mata kuliah Motodologi Penelitian Dakwah. Kita sudah mengetahui bersama bahwasanya motode penelitian dakwah merupakan motode atau kayfiah (dalam bahasa arab) tata cara melakukan penelitian dengan berbagai macam teknik untuk mentelaah objek dakwah. Namun, tidak hanya objeknya saja, akan tetapi juga mentelaah subjek dakwah yaitu actor keagamaan atau pelaku, seperti ulama, kiayi, guru keagamaan, pendakwah/da'i  dan lain-lain. Pada kesempatan ini saya meneliti seorang panutan dan pemuka agama yaitu Drs. KH. A. Thahir Fuad.
Drs. KH. A. Thahir Fuad adalah ulama asal Tasikmalaya merupakan pimpinan pondok pesantren perguruan KH. Zainal Musthafa sukamanah, Desa. Sukarapih, Kec. Sukarame, Kab. Tasikmalaya Jawa Barat. Dan merupakan anak dari sesepuh pondok pesantren sukamanah yakni KH. Fuad Muhsin dan beliau juga cucu dari ulama terkemuka, pejuang pahlawan nasional KH. Zainal Musthafa. Usia beliau saat ini 56 tahun, beliau mempunyai satu istri, dua anak perempuan, satu anak laki-laki. Istri beliau bernama Ny. Hj. Nunung Nurjamilah.
Beliau merupakan penerus kepemimpinan Pesantren Sukamanah periode ke-3 setelah ayahandanya (Kiyai Fuad Muhsin) menyerahkan kepemimpinan sepenuhnya kepadanya pada bulan desember tahun 1999 - hingga sekarang. Beliau didampingi oleh adik kandungnya yaitu K. A. Rustam Hazim sebagai Sekretaris Pesantren dan adik iparnya yaitu KH. Mastur farid Atto"ilah sebagai Ketua Dewan Pendidikan dan Pengajaran Pesantren. Pesantren sukamanah sendiri berdiri pada tahun  1927, sekitar 89 tahun silam dibangun oleh kakeknya KH Zainal Musthafa, beliau sekarang memiliki santri yang berjumlah sekitar 1500 lebih yang tiap tahunnya semakin bertambah banyak dari berbagai daerah- daerah yang ada di Jawa Barat hingga di seluruh daerah yang ada di Indonesia. Lokasinya yang jauh dari perkotaan dan suasana pesantrennya yang asri, alam yang indah terpancar dari lingkungan pesantren yang dikelilingi oleh pesawahan dan balong-balong ikan yg banyak serta pemandangan gunung galunggung yang elok dan berlalu lalangnya para santri yang berangkat mengaji menjadi ciri khas pesantren.
Pergerakan beliau dalam menyampaikan risalah dakwahnya untuk li'ilai kalimatillah (meninggikan kalimat Allah) pasti terdapat banyak rintangan dan cobaannya karena setiap kebaikan yang diperbuat pasti ada cobaannya. Dengan tekad yang luhur, sifat qona'at dan kecerdasan ilmu beliau yang ditanami oleh sang ayah dan sang kakek, beliau selalu bijaksana, tegar, santai, jenaka serta pandai dalam bergaul pada masyarakat walaupun beliau selalu bersikap santai. Namun, dalam menyampaikan dakwahnya mendalam hingga kena ke hati mad'u atau santri-santrinya. Kemudian beliau orangnya sangat rendah hati sekali, sangat sederhana, tidak menampakan kemewahan bahkan cara berbusana beliau saja tidak seperti kiyai-kiyai yang lain, yang selalu memakai sorban, kopiah haji, jubbah yang panjang. Berbeda dengan beliau ini yang setiap harinya mengajar atau berdakwah hanya memakai songkok nasional, baju koko, dan sarung kadang juga beliau berkalungkan sorban.
Kemudian selanjutnya saya mewancara singkat kepada dua orang secara terpisah, mereka adalah alumni sekaligus murid atau santri kiayi thahir fuad yang pernah menetap di pesantren tersebut selama 6 tahun menimba ilmu disana, yang pertama saya bertanya kepada Kang Lutfi Ahmad Dzulfahmi.
''  Bagaimana menurut anda tentang sosok KH. A. Thahir fuad?. Tanya saya.
'' ia menjawab, ''Yaa. Bapak kiyai itu orangnya bijaksana sekali, santai tapi kena gitu langsung masuk ke hati mendalam sekali dalam menasehati para santrinya''.
'' Apa yang anda sukai dari beliau?. Tanya saya
'' dia  menjawab. '' yang saya sukai dari dalam diri beliau adalah ketawadhuannya yang saya sangat kagumi itu.
'' Seperti apa cara ketika beliau berdakwah atau sedang mengajar?. Tanya saya.
'' dia jawab. '' Bapak kiyai itu kalem orang, santai tapi perhatian, ya contohnya kalau ada santri yang nundutan (tidur), bapak kiyai mah santai-santai aja, gak memarahi santrinya, tapi malah menasehati dengan cara menyindir''….
Yang kedua yaitu saya bertanya kepada Kang Faisal Mustofa, menurut ia adalah:
bahwa kiyai itu bahwa pak kiyai itu orangnya sederhana, selalu tawadhu, tidak pernah membeda-bedakan orang lain.
Kalo dalam berdakwahnya jelas tidak berbelit-belit dalam menerangkan, memberikan canda-canda yang mendidik dan nyaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini