Nama: Iqbal Bayhaqy
NIM: 11140530000037
Kelas: Manajemen Dakwah 4B
Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Dakwah
Puji serta syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-Nya lah saya dapat diberikan berbagai macam nikmat terutama nikmat sehat wal 'afiat, sehingga dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Metode penelitian dakwah merupakan tatacara melakukan penelitian dengan berbagai macam teknik untuk menelaah tentang objek dakwah berupa lembaga dakwah, ormas islam, DKM Masjid dan lain sebagainya maupun subjek dakwah berupa Da'i, Kyai, Guru agama, dan lain sebagainya.
Dalam kesempatan ini saya akan memberikan laporan penelitian tentang seorang da'iyah yang sangat berpengaruh dalam penyebaran keilmuan Islam di daerah Pasarminggu, Jakarta Selatan dan sekitarnya, yaitu mendiang AlMarhumah Ustadzah Hj. Ummi Kalsum. Dalam penelitian kali ini, saya melakukan penelitian dengan mewawancarai seorang narasumber yang cukup terpercaya dan juga merupakan anak kandung dari beliau yaitu Ustadzah Hj. Sehaty.
Pertama-tama sebelum masuk ke hasil wawancara penelitian, saya akan menjelaskan biodata singkat mengenai beliau. Beliau bernama asli Ummi Kalsum, namun orang-orang sering memanggilnya dengan sebutan "Guru Ummi". Beliau lahir di daerah Jatipadang, Pasarminggu, Jakarta Selatan pada masa kolonialisme Belanda, tepatnya pada tanggal 6 Juni 1935 dari pasangan H. Mawardy dan Hj. Rohimah yang merupakan orang asli Jakarta. Beliau memiliki suami seorang wiraswastawan bernama H. Muhammad Saman bin H. Muhammad Thoyyib, dan dikaruniai sepuluh orang anak. Beliau juga adalah pendiri Majelis Ta'lim Al-Barkah yang terdapat di daerah Pasarminggu Jakarta Selatan.
Kemudian saya akan melaporkan hasil wawancara singkat yang saya susun ini, pertama saya bertanya "Bagaimana sosok Guru Ummi menurut ibu?" tanya saya. "Beliau adalah pribadi yang ramah dan tegas kepada orang lain untuk menyampaikan suatu kebenaran." Jawab Ustadzah Sehaty. Saya bertanya lagi "Bagaimana perjalanan hidup yang dilalui Guru Ummi ini sehingga beliau dapat menjadi Da'iyah yang paling berpengaruh di daerahnya?" tanya saya lagi. "Dari kecil beliau memang anak yang rajin dan senang belajar agama, terutama mengaji, dikarenakan orangtuanya sendiri adalah seorang guru ngaji. Setelah remaja beliau melanjutkan studi di perguruan As-Syafi'iyah langsung kepada pendirinya yaitu, KH. Abdullah Syafi'ie. Di tempat itu beliau sering belajar berpidato di atas podium dan merupakan salah satu murid kesayangan KH. Abdullah Syafi'ie dikarenakan rajin serta cerdas terutama di dalam bidang Nahwu Shorofnya. Beliau juga sering membantu Kyai untuk mengajar murid lain yang ada di perguruan itu. Kemudian, setelah dewasa beliau mulai mengajar mengaji Al-Qur'an kepada anak-anak kecil dan remaja yang terdapat di sekitar tempat tinggalnya. Dengan perjalanan yang cukup panjang akhirnya beliau mendirikan sendiri majelis ta'lim di sekitar tempat tinggalnya yang bernama Majelis Ta'lim Al-Barkah. Semakin lama nama beliau tersebar sampai hampir ke seluruh daerah Jakarta Selatan dan sekitarnya. Karena keramahan dan wibawanya, semakin banyak orang yang berbondong-bondong datang ke majelis ta'limnya. Setelah itu, dimulailah beliau mendapat panggilan ceramah dari majelis-majelis ta'lim lain yang memang sudah mengetahui kewibawaan beliau. Setiap diundang beliau selalu berceramah dengan metode otodidak karena memang beliau sudah terlatih dari kecil untuk menyampaikan ceramah di atas podium dan juga karena ilmu yang ia pelajari langsung dari KH. Abdullah Syafi'ie. Beliau biasa menghadiri undangan di majelis-majelis ta'lim dengan berjalan kaki, karena masih sangat jarangnya sarana transportasi pada masa itu. Karena semangatnya dalam berdakwah sehingga sejauh apapun medan yang beliau lalui, menjadi tidak terasa walaupun melewati jalan yang sangat sulit sekalipun jika hujan beliau kehujanan dan jika panas maka beliau kepanasan namun beliau tidak pernah mengeluh akan hal itu. Setelah sekian lama perjalanan dakwah beliau, akhirnya memetik buah dari kerja kerasnya itu. Tidak ada muridnya satupun yang tidak menjadi orang sukses, kebanyakan mereka melanjutkan perjuangan beliau dalam berdakwah, termasuk putra putrinya yang kebanyakan berhasil menjadi Da'i dan Da'iyah yang melanjutkan jejak beliau. Dikala perjalanan dakwahnya beliau adalah Da'iyah pertama dan satu-satunya di daerah tempat tinggalnya karena sangat jarangnya da'i dan da'iyah pada waktu itu dan banyak sekali masyarakat yang masih buta terhadap ilmu agama Islam serta masih menganut faham animisme. Beliau adalah seorang tokoh yang sangat dihormati karena perjuangannya yang membuat orang-orang yang buta dengan ilmu agama disekitarnya menjadi orang-orang yang cerdas dalam ilmu agama. Salah satu muridnya yang paling terkenal adalah anak dari guru beliau serta mantan Mentri Negara Pemberdayaan Wanita pada rezim Soeharto sampai BJ. Habibie, yaitu Prof. Dr. Hj. Tutty Alawiyah, M.A. Dan juga sampai akhir hayatnya pun, beliau tidak henti-hentinya dalam belajar dan mengajar." Jawabnya. Setelah itu saya menanyakan pertanyaan terakhir "Bagaimana keadaan Majelis Ta'limnya setelah sepeninggal beliau?" tanya saya. "Majelis Ta'lim itu masih berdiri sampai sekarang, karena masih diteruskan oleh anak-anaknya. Kami selalu menjaga majlis ta'lim ini sehingga sekarang masih terus berkembang dari waktu ke waktu. Memang semenjak sepeninggal beliau rasanya di Majelis Ta'lim ini ada yang kurang,Tapi mau bagaimana lagi takdir di tangan Allah. Kita hanya bisa berdoa semoga Allah memberikan tempat terbaik disisinya dan beliau bisa menjadi suri tauladan yang baik untuk kita semua dan untuk generasi-generasi mendatang". Jawabnya.
Kesimpulan dari laporan hasil penelitian saya ini adalah bahwasanya Ustadzah Hj. Ummi Kalsum ini adalah seorang tokoh yang sangat penting di daerahnya terutama dalam bidang ilmu agama Islam dan dengan semangatnya dalam berdakwah serta akhlakul karimahnya inilah yang membawa beliau menjadi orang yang sangat dihormati oleh masyarakat dan patut menjadi contoh untuk kita semua agar terus berjuang di jalan Allah SWT tanpa henti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar