Pandangan Hidup Mekanistik
Fisika baru berkembang pada abad kedua puluh, pandangan dunia mekanistik ala Descates dan prinsip –prinsip fisika ala Newton tetap mempertahankan pengaruhnya yang kuat pada pemikiran ilmiah barat, dan bahkan pada dewasa ini banyak ilmuan masih memegang teguh paradigma mekanistik, meskipun para fisikawan sendiri telah melampauinya. Louis Pesteur menyatakan hal ini dengan indahnya, "Ilmu berkembang melalui jawaban-jawaban sementara terhadap serangkaian pertanyaan yang semakin tajam, yang mencapai esensi fenomena alam dengan semakin dalam". Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah : "seberapa tepatkah perkiraan model ala Newton sebagai dasar bagi berbagai ilmu, dan diamanakah batas-batas pandangan Dunia decartes dalam bidang-bidang tersebut". Dalam, ilmu fisika, nparadigma mekanistik terpaksa ditinggalkan pada tingkat yang sangat kecil (dalam fisika atom dan subatom) dan pada tingkat yang sangat besar (dalam astrofisika dan kosmologi). Dalam bidang-bidang yang lain, keterbatasan-keterbatasan itu mungkin berbeda-beda, yang harus dihubungkan dengan dimensi-dimensi dari fenomena yang akan digambarkan.
Dalam ilmu biologi, pandangan Descartes tentang organisme hidup sebagai sebuah mesin yang terhubung atas bagian-bagian yang terpisah masih memiliki kerangka konseptual yang dominan. Meskipun biologi mekanistik sederhana ala Descartes ini tidak dijalankan secara jauh dan harus banyak mengalami modifikasi selama tiga ratus tahun berikutnya, kepercayaan bahwa semua aspek organisme hidup dapat di pahami dengan cara mereduksinya hingga unsur-unsur pokoknya yang terkecil dan dengan meneliti mekanisme yang digunakan untuk berinteraksi masih tetap menjadi landasan kuat bagi pemikiran biologi yang paling kontemporer sekalipun. Tidaklah mudah menetukan secara tepat keterbatasan-keterbatasan pendekatan Descartes terhadap studi organisme hidup. Kebanyak biolog bahkan tidak lagi tetarik untuk membicarakan pertanyaan ini karena mereka adalah pengikut reduksionis yang fanatic, dan penulis memerlukan waktu yang lama dan usaha yang keras untuk menentukan pada sisi manakah model ala Descartes itu dapat dirobohkan. Suatu kasus ekstream tentang aktifitas integrative yang telah menarik perhatian ilmuan sepanjang jaman, tetapi sejauh ini telah menolak semua bentuk penjelasan, adalah fenomena embryogenesis – pembentukan dan perkembangan janin – yang melibatkan serangkaian proses yang dilalui oleh sel-sel yang mengkhususkan diri pada pembentukan berbagai macam jaringan dan organ tubuh manusia dewasa. Interaksi dengan masing – masing sel dengan dengan lingkungannya merupakan suatu yang sangat menentukan bagi proses – proses ini, dan seluruh fenomena itu merupakan hasil dari aktifitas keseluruhan organisme itu yang bekerja sama secara terpadu – suatu proses yang terlalu kompleks untuk di terapkan hasil dari aktifitas keseluruhan organisme itu secara terpadu – suatu proses yang terlalu kompleks untuk di serahkan kepada analisis reduksionis. Terdapat suatu kesadaran yang semakin tinggi dikalangan mereka, bahkan banyak masalah yang dihadapi oleh system kedokteran kita dewasa ini berpangkal pada reduksionis tentang organisme manusia yang digunakan sebagai landasan.
Melampaui model Decartes akan menghasilkan suatu revolusi besar dalam ilmu kedokteran, dan karena penelitian kedokteran dewasa ini terkait erat dengan penelitian Biologi – baik secara konseptual maupun secara organisatoris – revolusi semacam itu konsekuensinya akan menimbulkan dampak yang kuat pada perkembangan ilmu biologi selanjutnya. Untuk melihat arah perkembangan tersebut, kita perlu meninjau kembali evolusi model Decaster dalam sejarah biologi. Perspektif historis semacam itu juga menunjukan kepada kita bahwa hubungan antara biologi dengan ilmu kedokteran bukan merupakan sesuatu yang baru, melainkan sudah berlangsung sejak zaman kuno dan telah menjadi factor nyang penting sepanjang sejarah.
Hippocrates dan Galen, dua dokter Yunani yang terkemuka, telah berjasa besar pada pengetahuan biologi Zaman kuno dan tetap mejadi tokoh yang terhormat dalam ilmu kedokteran dan biologi sepanjang Abad pertengahan.
Hubungan dekat antara biologi dan kedokteran berlanjut sepanjang masa Renaisans hingga zaman modern, ketika para ilmuan yang berlatar belakang mencapai kemajuan – kemajuan menentukan secara terus menerus dalam ilmu –ilmu kehidupan. Dengan demikian, Linnaeus, ahli klasifikasi besar pada abad ke delapan belas, bukan hanya seorang ahli botani dan zoology melainkan juga seorang dokter, dan memang botani sendiri berkembang dari penelitian tentang tumbuh-tumbuhan yang mempunyai daya penyembuh. Model Biologi Cartesian telah menemui banyak kegagalan dan keberhasilan sejak abad ketujuh belas, Descartes menciptakan suatu gambaran yang kuat tentang organisme hidup sebagai sebuah system mekanik dan mennetapkan suatu kerangka konseptual yang kaku bagi penelitian berikutnya dalam fisiologi, tetapi tidak banyak menghabiskan waktu untuk observasi dan percobaan fisiologis serta meninggalkan kerangka tersebut pada para pengikutnya untuk menyelesaikan rincian dari pandangan hidup mekanistik tersebut. Karena diilhami oleh keberhasilan Harvey, para fisiolog padfa masa itu mencoba menerapkan metode mekanistik itu untuk menggambarkan fungsi-fungsi tubuh lainnya, semacam pencernaan dan metabolism, tetapi usaha-usaha tersebut semuanya gagal.
Pada abad ketujuh belas fisiologi terbagi menjadi dua kubu yang saling berlawanan. Pada kubu pertama terdapat para pengikut Paracelcus, yang menamakan diri "iatrokemis" dan percaya bahwa funsi-fungsi fisiologis itu dapat dijelaskan dalam pengertian kimia. Pada kubu yang lain terdapat orang-orang yang dikenal sebagai "iatromekanis", yang mengikuti pendekatan Descartes dan percaya bahwa prinsip-prinsip mekanik merupakan dasar dari semua fungsi tubuh. Tentu saja mayoritasnya adalah iatromekanis dan mereka terus membangun model-model mekanik yang luas, yang sering kali salah tetapi lekat pada paradigma yang mendominasi pemikiran ilmiah abad ketujuh belas.
Situasi tersebut banyak berubah pada abad kedelapan belas, yang menyaksikan serangkaian penemuan penting dalam kimia, termasuk penemuan oksigen dan rumusan Antoine Lavoiser tentang teori pembakaran modern. "bapak Kimia Modern" itu juga menunjukkan bahwa pernafasan merupakan suatu bentuk oksidasi khusus yang menetapkan relevansi proses kimiawi pada keberfungsian organisme hidup. Pada akhir abad kedelapan belas, suatu dimensi lebih lanjutpun ditambahkan pada fisiologi ketika Luigi Galvani menunjukkan bahwa transmisi impuls saraf berkaitan dengan arus listrik. Penemuan ini menuntun Alessandro Volta kepada penyeledikan tentang listrik sehingga menjadi sumber dari dua ilmu baru, neurofisiologi dan elektrodinaika.Teori evolusi merupakan sumbangan penting ilmu biologi pada sejarah pemikiran abad keseimbangan belas. Teori ini memaksa para ilmua untuk meninggalkan gambaran dunia Newton sebagai sebuah mesin yang telah muncul sepenuhnya dalam keadaan jadi dari tangan sang pencipta, dan menggantikannya dengan konsep system yang berevolusi dan berubah selamnya.
Teori evolusi pertama kali dirumuskan oleh jean Baptiste Lamarck, seorang ilmuan otodidak yang menemukan kata "Biologi" dan beralih ke studi tentang spesies binatang pada waktu berusia hamper lima puluh tahun. Lamarack mengamati bahwa binatang berubah dibawah tekanan udra lingkungan, dan dia percaya bahwa binatang dapat menurunkan perubahan-perubahan ini hingga ke janin mereka. Penurunan cirri-ciri yang diperoleh ini bagi lamrack merupakan mekanisme utama dalam evolusi. Meskipun kemudian lamrack terbukti salah dalam hal ini, pengakuannya tentang fenomena evolusi – munculnya struktur biologi baru dalam sejarah spesies – merupakan suatu wawasan revolusioner yang berpengaruh besr pada pemikirran ilmiah pada masa berikutnya.
Secara khusus Lamrack mempunyai pengaruh yang kuat pada Charles Darwin, yang memulai karir ilmiahnya sebagai seorang geolog tetapi kemudian menjadi tertarik pada biologi selama ekspedisinyake kepulauan galapos, dimana dia mengamati kekayaan yang melimpah dan bernagai macam Pulau Fauna. Darwin menerbitkan teori evolusinya pada tahun 1859 dalam karya monumentalnya On The Origin Of Species dan melengkapi teori itu dua belas tahun kemudian dengan karyanya The Descent of Man, dimana konsep tranformasi evolusi suatu spesies tertentu menjadi spesies lainnya diperluas dengan memasukkan spesies manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar