Selasa, 15 Maret 2016

Arief Wibawa Mukti_Masjid Jami Nurul Huda_Tugas 2

Arief Wibawa Mukti_Masjid Jami Nurul Huda_Tugas 2

Nama               : Arief Wibawa Mukti

NIM                : 11140530000009

Kelas               : Manajemen Dakwah 4A

 

 Sejarah berdirinya Masjid Jami Nurul Huda berawal dari Musholla kecil yang bernama Musholla Nurul Huda berdiri sejak tahun 1985. Masjid Jami Nurul Huda yang terletak di jalan Setia 1 RT 003 RW 010 Kelurahan Jaticempaka, Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi. Dimana berdiri diatas tanah serta halaman rumah milik H. Sauwih. Yang sekarang menjadi tanah wakaf. Beliau yang mengurus, membina, dan mengembangkan Musholla ini. Beliau juga merupakan salah satu tokoh agama dan masyarakat di lingkungannya.

Setelah beberapa tahun Musholla Nurul Huda ini berdiri, H.Sauwih bersama anaknya mendirikan TPA/TPQ yang bernama Nur Faidah. Nama Nur Fidah diambil dari nama seorang cucu beliau yang bernama Nur. Kemudian TPA/TPQ Nur Faidah berkembang pesat dengan telah meluluskan kurang lebih 20 angkatan. Pengajarnya yaitu dari teman-teman ibu Nur cucu dari H.Sauwih.

Pada tahun 2001 H.Sauwih meninggal dunia yang kemudian Musholla Nurul Huda ini dipimpin dan diurusi oleh menantu beliau. Namun, hal itu hanya sementara. Sebab menantu beliau memiliki perbedaan prinsip dengan jamaah yang ada di lingkungan Mushollah Nurul Huda. Setelah cucu beliau menikah dengan seorang Ustadz, yang bernama Ustadz Yusuf Supriyadi, maka pimpinan Mushollah diberikan kepada Ustadz Yusuf Supriyadi.

Selama kepemimpinan Ustadz Yusuf Supriyadi ini, beliau bersama para jamaah memiliki inisiatif untuk mengembangkan Mushollah Nurul Huda ini untuk menjadi sebuah Masjid. Hingga akhirnya pada tahun 2007 dilakukan peletakan batu pertama untuk mengembangkan Mushollah Nurul Huda ini menjadi Masjid yang bernama Masjid jami Nurul Huda. Sebab di jalan Setia 4 juga ada Masjid yang bernama Nurul Huda.

Kegiatan-kegiatan Masjid Jami Nurul Huda, kegiatan-kegiatan yang ada terdiri dari beberapa pengajian rutin. Pengajian disetiap malam Kamis ba'da Isya. Kemudian pengajian kuliah Subuh yang didadakan setiap ba'da Subuh di hari Sabtu. Serta pengajian kaum ibu-ibu setiap hari Sabtu ba'da Dzuhur. Dahulu ketika masih Mushollah, ada ikatan pengajian remaja, namun karena ada suatu konflik diantar pengurus, maka ikatan tersebut dibubarkan. Hingga saat ini belum ada lagi ikatan pengajian khusus remaja baik ikhwan atau akhwat.

 System pengangkatan DKM, pengangkatannya dengan cara demokrasi, dimana ada calon-calon ketua DKM. Dan jamaah diberikan hak untuk memilih, untuk beberapa tahun belakangan ini, Masjid Jami  Nuru Huda belum melakukan penyegaran pengurus DKM. Karena belum ada sosok atau tokoh masyarakat yang ingin mencalonkan dirinya sebagai ketua DKM.

Sarana dan prasarana yang terdapat di Masjid Jami Nurul Huda masih belum memadai untuk digolongkan kedalam Masjid yang besar. Walau terdiri dari 2 lantai sholat yang lantai bawah sebagai tempat imam. Terdapat kamar mandi untuk ikhwan dan juga akhwat  serta kebersihannya pun terjaga. Namun,  Masjid ini belum mempunyai sound system sendiri, dan halaman parkiran yang kurang memadai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini