Selasa, 02 April 2013

TEORI KRITIS_daniella putri islamy/ kpi 6 f_tugas5

TEORI KRITIS
Daniella Putri Islamy (111005100176)
KPI 6 F
Teori Kritis merupakan salah suatu perspektif teoritis yang bersumber pada berbagai pemikiran yang berbeda seperti pemikiran Aristoteles, Foucault, Gadamer, Hegel, Marx, Kant, Wittgenstein dan pemikiran-pemikiran lain. Pemikiran-pemikiran berbeda tersebut disatukan oleh sebuah orientasi atau semangat teoritis yang sama yakni semangat untuk melakukan emansipasi.[1]
Tujuan teori kritis adalah menghilangkan berbagai bentuk dominasi dan mendorong kebebasan, keadilan dan persamaan. Teori ini menggunakan metode reflektif dengan cara mengkritik secara terus menerus terhadap tatanan atau institusi sosial, politik atau ekonomi yang ada, yang cenderung tidak kondusif bagi pencapaian kebebasan, keadilan, dan persamaan.

Ciri khas Teori Kritis tidak lain ialah bahwa teori ini tidak sama dengan pemikiran filsafat dan sosiologi tradisional. Singkatnya, pendekatan teori ini tidak bersifat spektulatif murni. Pada titik tertentu, ia memandang dirinya sebagai pewaris ajaran Karl Marx, sebagai teori yang menjadi emansipatoris. Selain itu, "tidak hanya mau menjelaskan, mempertimbangkan, merefleksikan dan menata realitas sosial tapi juga bahwa teori tersebut mau mengubah".[2]
Teori kritis ini banyak terpengaruh oleh perspektif dari Karl Marx, yaitu Marxisme. Tujuan teori kritis adalah menghilangkan berbagai bentuk dominasi dan mendorong kebebasan, keadilan dan persamaan. Marx adalah satu dari sekian banyak kaum intelektual yang berpengaruh sepanjang masa. Ia adalah penulis yang hebat dan menjadi orang media yang paling kompeten dan juga merupakan pengkritik kapitalisme yang paling keras.[3]   Marx banyak menganalisis mengenai perubahan-perubahan struktur ekonomi-politik di abad ke-19, transformasi dari corak produksi feodalisme menuju kapitalisme. Adam Smith dan David Ricardo adalah tokoh yang sangat berpengaruh terhadap pemikiran Marx berpendapat hubungan produksi dalam masyarakat kapitalis bersifat dinamis dan saling menguntungkan. Berbeda dengan Marx yang beranggapan bahwa hubungan produksi tersebut bersifat timpang dan eksploitatif.[4]
Pada perkembangannya, pemikiran-pemikiran Marx tersebut berkembang menjadi suatu pandangan dunia yang sistematis dan komprehensif yang menginspirasi banyak orang. Ada empat orang yang berperan besar yang menjadikan Marxisme yaitu: Engels, Kautsky, Plekanov dan Lenin. Marxisme disebut materialisme historical karena materialisme ditopang oleh analisis historikalnya ( ekonomi) dan berpangkal pada determinasi ekonomi. Materialisme historikal adalah nama yang diberikan pada doktrin Karl Marx terhadap evolusi kehidupan manusia di masyarakat yang dikendalikan oleh perkembangan kepemilikan benda-benda materi.[5]  
Marxisme dan teori dari para sarjana kritis dapat disediakan sebagai sumber dari ide dan konsep untuk sarjanah ilmiah (Rosengren, 1983). Para sarjana kritis fokus pada isu kepemilikan dan kontrol media massa, topik yang melepaskan ketertarikan ilmiah dari peneliti. Penekanan dari sarjana kritis pada sektor masyarakat lemah yang mungkin mempunyai pengaruh dalam meningkatkan kesadaran dari sajana non kritis.





[1]  Ibid, hal. 51
[2]  Ibid, hal. 52
[3] Lukiati Komala, Ilmu Komunikasi : Prespektif, proses dan konteks,( Bandung:  Widya Padjadjaran, 2009), hal. 24.
[5] Lukiati Komala, Ilmu Komunikasi : Prespektif, proses dan konteks,( Bandung:  Widya Padjadjaran, 2009), hal. 27.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini