Selasa, 02 April 2013

Daniella Putri Islamy/6KPIF

PERPEKTIF TEORI SOSIOLOGI UNTUK KOMUNIKASI MASSA
DANIELLA PUTRI ISLAMY
KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM VI/F
1.    Pendahuluan
Sosiologi berasal dari dua kata, yaitu socious dan logos. Socious berarti sosial dan logos berarti ilmu. Secara singkat dapat diartikan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan perubahan sosial dalam interaksi masyarakat[1]. Ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat di dalam mempengaruhi sistem tersebut.
Tujuan sosiologi secara khusus mempelajari berbagai sektor kehidupan bermasyarakat, seperti sektor perekonomian, agama hukum, politik dan kebudayaan[2]. Bila kita kaitkan ilmu sosiologi dengan ilmu komunikasi itu mempunyai keterikatan, karena dalam ilmu sosiologi kita akan mempelajari bagaimana cara berkomunikasi yang baik agar dapat bersosial dengan baik dapat diterima oleh masyarakat luas.
Ilmu komunikasi itu dapat diartikan yaitu ilmu yang mempelajari proses terjadinya penyampaian pesan, pengolahan pesan dan umpan balik dari komunikan. Bila kita kita luaskan ilmu komunikasi bisa mencapai komunikasi massa, arti dari komunikasi massa yaitu pesan-pesan yang dikomunikasikan/disampaikan melalui media massa terhadap orang banyak atau masyarakat. Jika kita kaitkan ilmu sosiologi dengan komunikasi massa yaitu penyampaian pesan terhadap masyarakat luas dan bisa diterima dengan baik dan dimengerti oleh masyarakat luas.

2.    Metode Studi
Teori merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih, dimana fakta adalah sesuatu yang dapat diamati dan diuji secara empiris. Suatu teori akan sangat berguna dalam mengembangkan sistem klasifikasi fakta, membina konsep-konsep serta memperkembangkan definisi-definisi yang penting untuk penelitian. Dalam pembahasan mengenai persfektif teori sosiologi untuk komunikasi massa kita dapat kaitkan dengan teori yang dibuat oleh Auguste Comte. Seperti yang kita tahu Comte adalah orang pertama yang membedakan ruang lingkup dan isi sosiologi dari ruang lingkup dan isi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.[3]
a.       Auguste Comte (1798-1853)

Hal yang menonjol dari sistematika Comte adalah penilaiannya terhadap sosiologi, yang merupakan ilmu pengetahuan paling kompleks, dan merupakan   suatu ilmu pengetahuan yang akan berkembang dengan pesat sekali.[4] Teori yang digunakan oleh Comte adalah Teori Sosial, yaitu social static yang berkaitan dengan komunikasi massa.

1.      Social Static dibagi menjadi empat doktrin, yaitu:[5]
a.       Sikap-sikap dasar manusia individual
Comte melihat bahwa perilaku individu tidak merupakan cerminan dari perilaku kelompok atau masyarakat. Persfektif Comte mengukur adanya sifat egois didalam diri manusia, jadi untuk penyampaian pesan massa harus ada tolak ukur agar pesan tersebut dapat diterima dengan baik secara individual.
b.      Keluarga
Keluarga merupakan kelompok yang terbentuk melalui instink dan daya tarik alamiah. Individu akan membentuk keluarga atau kelompok kecil dalam masyarakat. Apabila  dalam penyampaian pesan di dalam keluarga atau kelompok kecil tidak stabil maka akan terjadi disorganisasi sosial dalam penyampaian pesan.
c.       Masyarakat
Masyarakat dapat diibaratkan seperti organisme. Keluarga adalah bagian-bagian kecil dari masyarakat. Oleh sebab itu di dalam masyarakat ada saling ketergantungan pada setiap manusia. Hubungan timbal balik antar keluarga adalah inti dari interaksi dari masyarakat.

d.      Negara
Masyarakat yang semakin komplek akan menciptakan pembagian kerja. Agar pembagian kerja dapat berjalan dengan baik, maka perlu institusi yang mengatur. Instutusi tersebut adalah negara. Sehingga fungsi negara adalah menjaga kesatuan sosial melalui suatu kelompok politik. Sistem yang mengatur adalah pemerintahan. Hak pribadi tetap diakui, negara hanya bertugas mengawasi dan mengatur.

Perspektif Auguste Comte ini menjabarkan cara untuk bersosialisasi yang dapat diterima dari ukuran kecil hingga ukuran yang luas. Ketika berinteraksi sosial secara ukuran kecil tidak dapat diterima maka dalam ukuran luas pesan yang kita sampaikan akan diabaikan. Suatu emosional inidividu dapat mempengaruhi semua bentuk komunikasi massa, jadi saat menyampaikan massa harus mengetahui kondisi emosional masyarakat tersebut.

3.    Analisis atau Hasil Studi
Sosiologi mengajarkan kita untuk bersosialisasi dengan masyarakat. Dalam bersosialisasi dibutuhkan komunikasi yang dapat diterima oleh semua kalangan agar tidak terjadi kesalah-pahaman atau disorganisasi. Dalam komunikasi massa kita melihat persfektif menurut Auguste Comte dalam teori social static yang telah saya  jabarkan dalam empat hal yaitu sikap dasar manusia individual, keluarga, masyarakat, dan negara.  Saat komunikasi massa terjadi kita juga harus melihat sisi culture. Maksud dari sisi culture adalah bagaimana kita melihat suatu peradaban dan adat yang ada saat kita menyampaikan pesan, karena culture dan egoistic saling berhubungan, karena dalam masyarakat culture dan egoistic itu dapat mempengaruhi tingakat pemikiran saat penerimaan pesan yang telah disampaikan. Jika tidak ada keseimbangan dalam proses komunikasi maka akan terjadi suatu kesalahpahaman atau pesan akan diabaikan karena tidak dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.



[1] Mulat Wigati Abdullah, Sosiologi Untuk SMP dan MTS, hal: 3
[2] Mulat Wigati Abdullah, Sosiologi Untuk SMP dan MTS, hal: 8
[3] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, hal: 30
[4] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, hal: 31

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini