KATUN BERWARNA
A. Sejarah Sang Petani Kapas
Ada satu perusahaan yaitu Natural Cotton Colours, awal mula perusahaan ini dibuat karena hobi kemudian berkembang menjadi usaha. Pendiri perusahaan ini adalah Sally Fox, dia berasal dari San Francisco yang memiliki hobi suka memintal. Dia memintal apa saja yang dapat dipintal sepeerti, sutra, linen, mohair katun , bahkan bulu anjing kesayangan miliknya. Selain itu, dia sangat tertarik pada ekologi, lingkungan hidup, dan berkebun organik.
Saat ini dia menjalankan perusahaannya sendir, menanam sendiri pohon kapas yang menghasilkan kapas berwarna, seperti warna tanah, hijau, dan putih. Katun berwarna dipintal untuk bahan baju kaos, topi, pakaian, atau alas kasur produksi perusahaan-perusahaan besar seperti Levi Strauss, Esprit, dan Fieldcrest. Sejak awal Sally sudah memberi nama pada mereknya ini adalah "FoxFibre".
Keuntungan dari bahan ini adalah serat kapasnya tidak perlu dicelup atau dikelantang, ini menguntungkan dari sisi lingkungan, karena proses celup dan kelantang membutuhkan banyak sekali bahan kimia, termasuk zat logam berat. Selain itu, Fox Fibre tidak mudah luntur juka dicuci, justru malah membuat bahanya semakin cerah dan bersih dari pada sebelumnya.
Pada jaman Fox pertama kali melihat kapas coklat, "petani kapas umumnya tidak mengacuhkan kapas berwarna," katanya, "karena seratnya terlalu pendek untuk diolah dengan mesin pintal." Kemudian Hobi Fox muncul kembali, dan dia mulai kembali memintal kapas. Kegemarannya berkebun mendorongnya, pada tahun 1982, untuk menanam sebidang tanah dengan pohon kapas berwarna di surga pertanian yang amat luas bernama "San Joaquin Valley of California."
Pada waktu panen pertama, serat dan biji dipisahkan dengan tangan. Biji yang memiliki serat panjang dikumpulkan untuk dijadikan benih. Beberapa kali panen kapas, proses seleksi itu menghasilkan serat kapas berwarna yang dapat dipintal dengan mesin. Fox juga menyilang kapas berwarna dengan kapas putih berserat panjang dan menghasilkan jenis-jenis serat kapas baru yang menarik. Beberapa tahun kemudian, Fox menemukan sesuatu yang baru :"saya menemukan serat hijau pada dua pohon kapas coklat."
Pada tahun 1988 ladang kapas Fox bertambah luas, dan serat yang dihasilkan cukup panjang sehingga dapat memudahkan memintal dengan mesin. Perusahaan-perusahaan tekstil pun mulai mendekatinya. Pembeli yang pertama muncul dari Jepang, yang sangat suka pada katun dan sangat menyukai katun berwarna.
Fox Fibre sangat terkenal di kalangan perusahaan pakaian karena dapat memenuhi dua hal terpenting yang diminta konsumen yaitu, kain alam, dan harga yang lebih murah dari katun yang dihasilkan dengan cara lama. Karena kata Fox , jika cara lama biaya yang dihasilkan habis hanya untuk tenaga buruh, mencelup dan untuk menyingkirkan limbah celup, biaya usaha terlalu tinggi sehingga harga kapas yang dihasilkan menjadi mahal. Kerugian-kerugian tersebut terjadi ketika ladang yang dimiliki Fox masih kecil, dan ketika ladang sudah diperbesar, harga dapat diturunkan cukup besar. Fox Fibre juga memenuhi syarat berikut: perancang busana suka warna-warna ceria, hangat, dari merah kecoklat-coklatan ke hijau kuning keabu-abuan.
Perancang busana juga kain serat kapas Fox Fibre dari segi rasa dan lipatan, karena agak berbeda dengan katun biasa, lebih lembut dan lebih lentur dan mengundang orang untuk ingin menyentuh kain tersebut. Dan kelebihan kain ini jyga mudah ditenun menjadi kain denim dan kain chambray, dan alas kasur dan flannel terasa lebih lembut. Kain jyga dapat ditenun atau dirajut, dangan corak kotak-kotak atau garis-garis, beludru dan corduroy sedang dikembangkan.
Petani kapas biasanya mennghabiskan waktu dengan bekerja sama dengan pabrik, yang merancang berjenis kain untuk kemudian diperagakan pada perancang mode. Tetapi dalam hal ini, Fox sang petani kapas merancang sendiri berbagai jenis benang dan kain. Suatu ketika Fox pergi menghampiri Levi, Fox mengatakan "coba lihat apa yang dapat anda hasilkan dengan ini. Kemudian perancang itu akan menghubungi pabrik. Lalu Levi mengatakan "saya ingin katun ini." Dan pabrik tidak tahu bagaimana membuatnya, lalu mereka semua menghubungi Fox.
Salah satu mutu serat coklat Fox Fibre yang paling menakjubkan adalah tahan api. Serat ini memenuhi lima syarat anti api yang ditetapkan untuk kursi pesawat terbang tanpa perlu diolah lebih lanjut. Dari segi teori, kain serat itu dapat dicelup atau dicetak dalam aneka tata warna dan masih tetap tidak membutuhkan zat kimia dibandingkan dengan pakaian anti-api lainnya.
C. Dibalik Keuntungan dari Kapas Fox Fibre
Kapas warna Fox tidak mendapat sambutan dari industri kapas lainnya. Kemudian dia mulai berjuang melawan pengusaha besar kapas karena undang-undang tahun 1925 yang melarang petani California menanam kapas jenis lain selain dari kapas putih, kualitas tinggi, yakni jenis Acala. Tujuan undang-undang itu adalah menjadikan daerah itu daerah penghasil kapas utama yang dapat dipercaya konsumen. Meskipun undang-undang itu sudah diubah pada tahun 1990, yang menjadikan orang boleh menanam kapas Pima, juga kapas putih kualitas tinggi, menanam kapas warna tetap dilarang.
Fox berjuang untuk mendapatkan izi menanam kapas warna untuk skala niaga, tetapi gagal menggoyahkan keputusan Dewan Kapas San Joanquin Valley. Akhirnya pada tahun 1993, Fox memindahkan kantornya ke Arizona dan perbedaan iklim usaha nampak dengan jelas. Dan Departemen Pertanian Arizona menerima kedatangan Fox dan merasa bangga dengan kedatangan pengusaha iklim seperti Fox.
Kapas termasuk hasil pertanian bukan pangan terbesar di dunia, dan separuh dari semua tekstil dibuat dari kapas. Biji kapas dapat dijadikan makanan yang bergizi tinggi bagi manusia, tetapi sayangnya, makanan dari biji kapas mengandung zat kimia beracun yang tidak dap dihilangkan. Zat kimia itu mungkin dapat dihilangkan dengan kawin silang, tetapi pohon kapas semacam itu ternyata sulit tumbuh. Jika tidak, biji kapas sebagai biji tanaman yang paling bergizi di dunia, yang mengandung semua enam asam amino yang diperlukan, untuk membangun protein. Penggemar makanan dari biji kapas suka mengatakan, jika seperempat saja dari gandum pada roti hamburger diganti dengan tepung biji kapas, kandungan protein roti itu lebih besar dari pada kandungan protein daging hamburger.
Menanam kapas secara organik hal yang biasa lima puluh tahun yang lalu. "Serangga dikontrol dengan cara memelihara populasi pemangsa yang tepat, menggunkan sabun dan minyak dari alam, dan membiarkan kerusakan oleh serangga terjadi. Rumput liar dikendalikan dengan metode pertanian dan dengan bajak. Perlu keterampilan yang tinggi dan nasib baik untuk menghasilkan tanaman yang sehat.
Bersamaan dengan itu, mesin pemetik kapas digunakan dimana-mana. Sekarang petani kapas menggunakan zat kimia dan mesin pemetik, mereka tidak lagi banyak menggunakan buruh. Namun, sekarang, akibat, dari terlalu bergantung pada zat kimia makin tampak. Hama menjadi kebal pada petisida , sehingga petani harus lebih sering menyemprot atau harus menggunakan obat yang lebih keras. Pestisida juga banyak sekali membunuh serangga yang berguna untuk membasmi ulat-ulat yang merusak. Akibatnya, ladang kapas tidak lagi memiliki perlindungan alami ketika muncul hama-hama baru.
"petani kapas sering ini dapat mengontrol hama dengan mudah tanpa pestisida," kata Fox, mantan pengendali hama hayati itu. "adanya banyak sekali cara alami untuk mengontrol hama, dan ahli yang dapat membantu petani agar berhasil." Misalnya, pada waktu penyakit ulat kapas merah muda berjangkit di California dan dengan cepat mengancam sumber penghidupan petani, petani mencoba aneka ragam zat kimia untuk membasminya, tetapi semua ini tidak mempan membunuh ulat kapas itu. Lama kemudian petani akhirnya tahu banyak ulat itu bersembunyi di pangkal pohon kapas selama musim dingin. Dengan cara membajak dan menghancurkan tanaman itu dalam musim gugur dan menanamkan benih baru kembali Sembilan puluh hari kemudian, ulat itu berhasil dikendalikan.
Karena kapas tidak digunakan untuk makanan, zat kimia yang biasanya digunakan untuk kapas banyak yang berbahaya bagi manusia jika termakan. Tetapi meskipun biji kapas tidak dimakan orang, petani dan orang yang tinggal dekat ladang kapas terancam oleh zat-zat kimia itu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa zat kimia terbang berkilometer-kilometer jauhnya dibawa angin. Untuk melindungi dirinya lebih jauh, Fox menolak menjual benih pohon kapasnya. Dia takut katun berwarnanya ditanam orang secara sembarangan saja dan benih itu lepas dan masuk ke ladang pohon kapas putih.
Benihnya dapat tentu saja dicuri orang, dan sudah ada bukti ini telah terjadi. "tidak lama setelah saya mengajukan sebuah usul kepada dewan kapas, tiba-tiba saya lihat beberapa orang mengenakan kemeja katun berwarna. Dan saya mencoba mengembangkan industri ini sebgai milik saya. Saya ingin sesuatu yang dapat dikendalikan. Saya yang menentuka siapa yang boleh menanamnya, dan tentu saja menunjuk orang-orang yang mencoba bertanam cara organik, yang mau menjadi pelindung alam ini. "fox juga tidak menjual katunnya begitu saja pada sembarang orang. Dia punya syarat, setiap barang yang dibuat dari katun Fox Fibre harus dibuat di Negara-negara yang memberikan yang memberikan upah yang tinggi pada kaum buruhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar