A. Pendahuluan
Sosiologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat; ilmu tentang struktur sosial, proses sosial, perubahannya[1]. Sedangkan menurut Roucek dan Warren sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antarmanusia dalam kelompok-kelompok[2]. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari sifat, perilaku, serta perubahan yang terjadi pada masyarakat.
Ilmu komunikasi memiliki banyak cabang ilmu yang dapat dipelajari, salah satunya adalah komunikasi massa. Komunikasi massa merupakan proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas[3]. Sederhananya, komunikasi massa mempelajari dan mengkaji tentang media massa, serta pesan dan efek yang ditimbulkan oleh media itu sendiri. Komunikasi massa dibutuhkan untuk menjalin hubungan antara masyarakat dengan pihak-pihak media massa agar masyarakat dapat selalu mengetahui perkembangan terbaru mengenai segala hal melalui media massa.
Apa yang dipelajari dalam ilmu sosiologi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, begitu juga komunikasi massa. Pada zaman modern seperti saat ini, media massa memegang peranan penting sebagai alat komunikasi dan sosialisasi kepada masyarakat dari suatu instansi atau organisasi tertentu. Media massa memiliki efek yang kuat terhadap kehidupan masyarakat, karena pada saat ini media massa menjadi salah satu sumber informasi masyarakat.
B. Metode Studi
Metode studi yang digunakan dalam penulisan paper adalah studi pustaka. Metode studi pustaka adalah metode pengambilan data yang dilakukan dengan mengambil data dari buku-buku di perpustakaan[4]. Penulis mendapatkan sumber data dari beberapa buku yang membahas mengenai sosiologi dan komunikasi massa.
Perkembangan teori-teori sosiologi dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran abad pencerahan (Aufklarüng) yang berkembang pada periode perkembangan intelektual dan pembahasan pemikiran filsafat. Pemikiran manusia yang pada awal perkembangannya menaruh harapan besar pada mitos, logos, dogma, dan kemudian beralih pada logos (pikiran manusia) lagi[5].
Menurut Soerjono Soekanto (Soekanto, 1992: 471), sosiologi komunikasi merupakan kekhususan sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial yaitu komunikasi yang menimbulkan proses saling pangaruh-memengaruhi antar individu, individu dengan kelompok, maupun antarkelompok[6]. Jadi, sosiologi komunikasi mempelajari bagaimana komunikasi itu dilakukan dengan menggunakan media, bagaimana efeknya, dan perubahan sosial apa yang terjadi di masyarakat karena efek tersebut.
Contoh kasusnya dapat kita temui di kehidupan sehari-hari, seperti misalnya Korean Fever. Demam Korea mulai bergema di Indonesia sejak munculnya serial drama Korea Full House yang bergenre drama komedi. Sejak itulah, demam Korea dimulai. Masyarakat kita (terutama remaja) menjadi ingin seperti mereka para artis Korea, mulai dari tatanan bajunya, gaya rambutnya, bahkan cara merias wajahnya. Dilihat dari sisi sosiologi, masyarakat terpengaruh oleh budaya Korea sehingga kini banyak masyarakat kita yang mengikuti gaya hidup artis Korea idola mereka.
C. Analisis
Komunikasi massa mempelajari dan mengkaji tentang media massa, serta pesan dan efek yang ditimbulkan oleh media itu sendiri. Sedangkan sosiologi komunikasi mempelajari bagaimana komunikasi itu dilakukan dengan menggunakan media, bagaimana efeknya, dan perubahan sosial apa yang terjadi di masyarakat karena efek tersebut.
Efek yang ditimbulkan dari tayangan-tayangan atau informasi-informasi media massa memiliki pengaruh yang kuat dalam keseharian masyarakat. Contohnya dapat kita lihat saat booming-nya kasus Prita Mulyasari dan Rumah Sakit Omni Internasional Alam Sutra. Saat itu media televisi terus menerus memberitakan kasus tersebut sehingga banyak masyarakat yang bersimpati kepada Ibu Prita. Kasus tersebut menjadi perbincangan selama beberapa lama karena Ibu Prita dituntut sebesar Rp 1 Milyar oleh pihak RS Omni Internasional Alam Sutra karena dianggap telah mencemarkan nama baik rumah sakit. Sejak kasus itu mencuat, banyak pihak yang menggalang dana dengan nama "Koin untuk Prita" untuk membantu Ibu Prita agar dapat membayar tuntutan yang dijatuhkan padanya.
Dari kasus tersebut dapat kita lihat bahwa masyarakat memiliki rasa simpati dan empati yang besar terhadap sesamanya. Tayangan berita yang diulang terus menerus akan menimbulkan pendapat umum dari masyarakat terhadap berita tersebut. Dalam kasus ini, teori komunikasi massa yang digunakan oleh stasiun televisi adalah Teori Aggenda-Setting. McCombs dan Donald Shaw (Effendi, 2000: 288)[7] mengatakan, bahwa audiens (penonton) tidak hanya mempelajari berita-berita dan hal-hal lainnya melalui media massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting yang diberikan pada suatu isu atau topik dari cara media massa memberikan penekanan terhadap topik tersebut.
Dalam sosiologi komunikasi, terdapat Teori Sistem yang dibuat oleh Niklas Luhmann. Luhmann menganggap bahwa sistem terbentuk dari proses komunikasi yang melibatkan makna. Bagi Luhmann, komunikasi yang membentuk sistem sosial merupakan gabungan dari tiga elemen, yaitu informasi (information), ungkapan (utterance), dan pengertian (understanding). Ketiga proses ini merupakan peran penting di dalam proses komunikasi dan pembentukkan makna[8]. Konsep-konsep dasar teori sistem dibentuk kembali dengan paradigma otopoiesis. Otopoiesis merupakan penciptaan diri dengan merujuk kepada diri sendiri melalui pemanfaatan materi dalam lingkungannya[9]. Materi yang dimaksud dalam teori ini adalah media massa yang digunakan. Jadi, teori ini membahas tentang penciptaan diri menggunakan media massa yang ada dalam lingkungannya.
Contohnya dapat kita ambil dari kehidupan sehari-hari. Ketika masyarakat menonton tayangan televisi mengenai kreatifitas buatan tangan, mereka juga menyerap informasi yang mereka dapat dan mengaplikasikannya ke dalam keseharian mereka. Akhirnya, banyak masyaratakt yang kini ikut berbisnisnis kerajinan tangan dan penjualannya bisa memberikan penghasilan yang cukup bagi mereka. Mereka yang berbisnis kerajinan tangan biasanya menjajakan hasil kerajinannya melalui media online seperti blog, facebook, dan twitter.
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku :
Tim Buku Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Edisi baru. Cetakan ke-38. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Edisi pertama. Cetakan ke-2. Jakarta: Kencana.
Situs :
Reza A. A. Wattimena, (2010), Teori Sistem Masyarakat Niklas Luhmann , <http://rumahfilsafat.com/2010/01/03/teori-sistem-masyarakat-niklas-luhmann/>, diakses pada tanggal 9 Maret 2013.
Tadjuddin, Marcia. Teori Sistem Niklas Luhmann. <http://marciatadjuddin.pbworks.com/f/Teori+Sistem+Niklas+Luhmann.ppt>, diakses pada tanggal 9 Maret 2013.
Ijul, Zulkifli. (2011). Metode-metode Sosiologi. <http://www.bintan-s.web.id/2011/11/metode-metode-sosiologi.html>, diakses pada tanggal 11 Maret 2013.
[1] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia. (Jakarta, Pusat Bahasa, 2008), h. 1371
[2] Terjemahan bebas dari Roucek dan Warren, Sociology, an Introduction, Littlefield Adams & Co Peterson, New Jersey, 1962, h. 3 dalam Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2005), h. 19
[3] M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta, Kencana, 2007), h. 71
[4] Zulkifli Ijul, (2011), Metode-metode Sosiologi, <http://www.bintan-s.web.id/2011/11/metode-metode-sosiologi.html>
[5] M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta, Kencana, 2007), h. 3
[6] M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta, Kencana, 2007), h. 31
[7] M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta, Kencana, 2007), h. 286
[8] Reza A. A. Wattimena, (2010), Teori Sistem Masyarakat Niklas Luhmann , <http://rumahfilsafat.com/2010/01/03/teori-sistem-masyarakat-niklas-luhmann/>
[9] Marcia Tadjuddin, Teori Sistem Niklas Luhmann, <http://marciatadjuddin.pbworks.com/f/Teori+Sistem+Niklas+Luhmann.ppt>, pg. 18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar