Marxisme
Marxisme adalah sebuah paham yang mengikuti pemikiran-pemikiran Karl Marx. Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Karena Marxisme memadukan tiga tradisi intelektual yang masing-masing telah sangat berkembang saat itu, yaitu filsafat Jerman, teori politik Perancis, dan ilmu ekonomi.Pengikut teori ini disebut sebagai kaum Marxis.
Pada awalnya Marxisme adalah ilmu sejarah yang terdiri atas suatu sistem konsep-konsep ilmiah baru yang memungkinkan mempelajari sejarah sebagai sebuah ilmu. Sebelumnya, kisah-kisah sejarah hanya menjadi ideologi atau filsafat dan bukan sebagai ilmu yang mandiri. Oleh Karl Marx, paham ini disebut "materialisme sejarah" atau "materialisme historis", sedangkan oleh Friedrich Engels disebut "materialisme dialektis". Maka kombinasi gagasan Marx dan Engels ini dikenal dengan metode Materialisme – Dialektika – Histori.
Determinasi Ekonomi
Walaupun seorang Dialektis, dalam beberapa karyanya Marx berbicara seolah-olah seperti seorang determis ekonomi. Ia menganggap sistem ekonomilah yang terpenting dan menentukan semua sektor masyarakat lainnya. Agger (1978) menyatakan determinasi ekonomi mencapai puncaknya sebagai interpretasi teori marxian selama periode komunis internasional kedua antara awal 1889 dan 1914. Periode ini disebut sebagai puncak kapitalisme pasar awal.
Teori Kritis
Definisi :
Teori kritis adalah produk sekelompok neo-Marxis Jerman yang tak puas dengan teori Marxian (Bernstein, 1995; Kellner, 1993), terutama kecendrungannya menuju determinasi ekonomi.
Asal Teori Kritis :
Teori kritis berasal dari dan sebagian besar berorientasi ke pemikir Eropa, meski pengaruhnya tumbuh dalam sosiologi Amerika (Marcus, 1999; van den Berg, 1980).
Tujuan Teori Kritis :
Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap berbagai aspek kehidupan sosial dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah menguangkapkan sifat masyarakat secara lebih akurat.
Kritik Utama terhadap kehidupan Sosial dan intelektual
1. Kritik Terhadap Teori Marxian
Penyebab : Determinisme yang mekanis sehingga memusatkan perhatiannya pada bidang ekonomi. Seharusnya juga memusatkan perhatian pada aspek kehidupan sosial lain, seperti kultur.
2. Kritik Terhadap teori Positivisme
Keyakian dalam penganut positivisme : pengetahuan bersifat netral dan dapat mencegah masuknya nilai-nilai kemanusiaan dalam pemikiran mereka,sehingga menimbulkan pandangan bahwa ilmu tak berada dalam posisi mendukung bentuk tindakan sosial khusus apa pun.
Alasan aliran kritis menentang possitivisme :
a. Positivisme cendrung melihat kehidupan sosial sebagai proses alamiah. Hal itu meneybabkan aktor dan ilmuan sosial menjadi pasif oleh kekuatan alamiah.
b. Berwatak konservatif. Positivisme berpuas diri hanya dengan menilai alat untuk mencapai tujuan tertentu, dan karena tidak membuat penilaian serupa terhadap tujuan.
3. Kritik Terhadap Sosiologi
a. Menjadikan metode ilmiah sebagi tujuan dalam dirinya sendiri.
b. Sosiologi tak serius mengkritik masyarakat, tak berupaya merombak struktur sosial masa kini.
c. Sosiologi telah melepaskan kewajiabannya untuk membantu rayat yang ditindas oleh masyarakat masa kini.
d. Sosiologi lebih memperhatikan masyarakat sebagai kesatuan ketimbang memeperhatian individu dalam masyarakat.
4. Kritik Terhadap masyarakat Modern.
Seperti yang dijelaskan Trent Schroyer (1970) pandangan aliran kritis adalah bahwa dalam masyarakat modern penindasan dihasilkan oleh rasionalitas yang menggantikan eksploitasi ekonomi sebagai masalah soisal dominan.
Meski kehidupan modern kelihatan rasional, aliran kritis memandang masyrakat modern penuh dengan ketidakrasionalan (Crook, 1995). Dalam hal ini, aliran kritis memusatkan perhatiannya pada satu bentuk rasionalaitas formal-teknologi modern (Feenberg, 1996). Mercuse (1964) misalnya, mengecam keras teknologi modern setidaknya seperti yang digunakan dalam kapitalisme. Teknologi modern adalah efektif karena walaupun diciptakan tampaknya netral sebenarnya ia memperbudak. Karena teknologi memebantu menindas individualitas.
5. Krirtik terhadap kultur.
Ada dua hal yang paling dicemaskan oleh pemikir kritis mengenai industri kultur.
a. Mereka mengkhawatirkan mengnai kepalsuannya. Mereka membayangkan sebagai sekumpulan paket gagasan yang diproduksi secara masal dan disebarkan ketengah-tenah massa melalui media (berita dalam Televisi).
b. Teoritisi kritis terganggu oleh pengaruh yang bersifat menentramkan, menindas, dan membius dari industri kultur terhadap rakyat.
6. Kritik terhadap industri pengetahuan
Industri pengetahuan mengacu kepada entitas-entitas yang berhubungan dengan produksi pengetahuan (misalnya universitas dan lembaga penelitian) yang menjadi struktur otonom di dalam masyarakat. Otonomi itu membuat mereka melampaui mandatnya (Schroyer,1970). Mereka menjadi struktur yang opresif yang hanya tertarik untuk menyebarkan pengaruhnya keseluruh masyarakat.
Kontribusi aliran kritis
a. Subjektivitas
Usaha mengorientasikan teori marxian kearah subjektif.
b. Dialektika
Fokus pada Totalitas sosial dengan menguraikan fenomena yang terjadi dengan sejarah secara keseluruhan dan kepada struktur sosial yang dibayangkan sebagai entitas global sehingga menolak aspek spesifiknya khususnya sistem ekonomi.
c. Pengetahuan dan Kepentingan Manusia.
Kritik terhadap teori kritis :
1. Teori kritis bersifat ahistoris, meneliti berbagai peristiwa tanpa banyak memperhatikan pada konteks sejarah dan komparatifnya.
2. Mengabaikan Ekonomi.
3. Beragumen bahwa kelas pekerja telah hilang sebagimana halnya kekuatan revolusioner, pandangannya yang bertentangan dengan analisis Marxian tradisional.
Sumber :
Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. 2007. Teori Sosiologi Modern, Edisi Ke-6. Jakarta : Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar