Jumat, 11 Oktober 2013

NITA LISTIANAH KPI/1C_Tugas 6_METODE-METODE DALAM SOSIOLOGI

METODE-METODE DALAM SOSIOLOGI
Setelah mendapatkan pokok-pokok tentang runag lingkup sosiologi beserta hubungannya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya dan teori-teorinya, perlu dijelaskan cara-cara sosiologi mempelajari objeknya yaitu masyarakat. Untuk kepentingan itu sosiologi mempunyai cara kerja atau metode (method) yang juga dipergunakan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Pada dasarnya terdapat dua jenis cara kerja atau metode yaitu: a). metode kualitatif, b).metode kuantitatif.
a)      Metode Kualitatif mengutamakan bahan yang sukar dapat diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan tersebut terdapat dengan nyata didalam masyarakat. Didalam metode kualitatif terdapat beberapa metode yaitu :
·         Metode Historis
·         Metode Komparatif
·         Metode Studi Kasus
Keduanya dikombinasikan menjadi historis dan komparatif. Metode historis menggunakan analisis atas peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum. Seorang sosiologi yang ingin menyelidiki akibat-akibat revolusi (secara umum) akan mempergunakan bahan-bahan sejarah untuk meneliti revolusi-revolusi penting yang terjadi dalam masa silam.
Metode komparatif mementingkan perbandingan antara bermacam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya, untuk memperoleh perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan serta sebab-sebabnya. Perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan tersebut bertujuan untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk mengenai perilaku masyarakat pada masa silam dan masa sekarang, dan juga mengenai masayarakat-masyarakat yang mempunyai tingkatan peradaban yang berbeda atau yang sama. Metode studi kasus (case Study) bertujuan untuk mempelajari  sedalam-dalamnya salah satu gejala nyata dalam kehidupan masyarakat. Studi kasus dapat digunakan untuk menelaah suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat (community), lembaga-lembaga maupun individu-individu. Dasarnya adalah bahwa penelaahan suatu persoalan khusus yang merupakan gejala umum dari persoalan-persoalan lainnya dapat menghasilkan dalil-dalil umum. Alat-alat yang dipergunakan oleh metode studi kasus adalah misalnya, wawancara (interview), pertanyaan-pertanyaan (questionnaires), dari daftar pertanyaan-pertanyaan (schedules), participant observer technique dan lain-lain. Teknik wawancara sering kali dipakai apabila diperlukan data penting dari masyarakat lain. Teknik wawancara dapat dilaksanakan secara tidak tersusun dan secara tersusun. Pada yang pertama, penyelidik menyerahkan pembicaraan kepada yang diajak berwawancara, sedangkan pada yang terakhir, penyelidik yang memimpin pembicaraan. Dalam mempergunakan teknik tersebut, penyelidik harus sadar bahwa apa yang dikemukakan oleh yang diajak berwawancara, sedikit banyaknya terpengaruh oleh kehdirannya. Pada teknik questionnairs, telah dibuatkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Teknik gtersebut hamper sama dengan schedules, dimana dilakukan wawancara melalui daftar pertanyaan- pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu.
Dalam participant observer technique, penyelidik ikut serta dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok sosial yang sedang diselidikinya. Dalam hal ini penyelidk akan berusaha  sedapat-dapatnya untuk tidak mempengaruhi pola-pola kehidupan masyarakat yang sedang diselidikinya.
Metode kualitatif tersebut dalam istilah bahasa jerman dapat dinamakan sebagai metode berdasarkan verstehen (artinya pengertian).
b)      Metode Kuantitatif mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan mempergunakan skala-skala, indeks, table dan formula. Formula yang semuanya itu sedikit banyaknya mempergunakan ilmu pasti atau matematika.yang termasuk jenis metode kuantitatif adalah Metode Statistic yang bertujuan menelaah gejala-gejala  sosial secara matematis. Akhir-akhir ini dihasilkan suatu teknik yang dinamakan sociemetry yang berusaha meneliti masyarakat secara kuantitatif sociemetry mempergunakan skala-skala dan angka-angka  untuk mepelajari hubungan-hubungan antar manusia dalam masyarakat. Jadi sociemetry adalah himpunan konsep-konsep dan metode-metode yang bertujuan untuk menggambarkan dan meneliti hubungan-hubungan antar manusia dalam masyarakat secara kuantitatif.
Disamping metode-metode diatas , metode-metode sosiologi lainnya didasarkan pada penjenisan antara Metode Induktif yang mempelajari suatu gejala yang ksusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam lapangan yang lebih luas, dan Metode Deduktif yang mempergunakan proses sebaliknya yaitu mulai dengan kaidah-kaidah yang dianggap berlaku umum untuk kemudian dipelajari dalam keadaan yang khusus.
Hamper sama akan tetapi pada hakikatnya berbeda adalah penggolongan metode-metode sosiologi kedalam jenis Metode Empiris yang menyadarkan diri pada keadaan-keadaan yang dengan nyata didapat dalam masyarakat, dan jenis metode rationalisits yang mengutamakan pemikiran dengan logika dan fikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah kemasyarakatan. Metode empiris dalam ilmu sosiologi modern diwujudkan dengan researchatau penelitian yaitu cara mempelajari suatu masalah secara sistematis dan intensif untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak mengenai maslah tersebut. Research dapat bersifat basic atau applied. Basic research adalah penelitian yang bertujuan  untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak dari ilmu pengetahuan, sedangkan apllied research ditujukan pada penggunaan ilmu pengetahuan secara praktis. Metode rasionalistis banyak dipergunakan dahulu, sekarang masih dad fungsionalisme oleh para sarjana sosiologi di Eropa.
Akhirnya, sosiologi juga sering mempergunakan metode fungsionalisme. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa metode fungsionalisme bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat. Metode tersebut berpendirian pokok bahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakat mempunyai hubungan timbal-balik yang saling pengaruh mempengaruhi  masing-masing mempunyai fungsi tersendiri terhadap masyarakat. Dalam bidang antropologi, metode tersebut dipopulerkan oleh Bronislaw Malinowski dan A.R. Radcliffe Brown, sedangkan sarjana-sarjana sosiologi yang melaksanakan pendekatan fungsional terhadap masyarakat adalah antara lain Talcot Parsons dan Robert K. Merton.
Metode-metode sosiologi tersebut diatas bersifat saling melengkapi dan para ahli sosiologi seringkali menggunakan lebih dari satu metode untuk menyelidiki obyeknya. Kecuali metode-metode tersebut diatas, masing-masing ilmu pengetahuan dan juga sosiologi mempunyai perlengkapan alat-alatnya sendiri yaitu alat-alat yang disebut konsep (concept) untuk menganalisis masalah-masalah yang terdapat dalam lapangannya khususnya untuk sosiologi yaitu masyarakat.
Sumber : Prof. Dr. Soerjono Soekanto, SH, MA, SOSIOLOGI SUATU PENGANTAR, Pt. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1982

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini