Sekilas Tentang Bustanul Arifin
Bustanul Arifin adalah peneliti dan insinyur memimpin di Institut Nasional Indonesia Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), dengan latar belakang Orbit Penentuan dan Kontrol, sistem termal dan simulasi, analisis Misi, dan Sistem Antariksa Teknik. Untuk orang yang berasal dari negara berkembang seperti Indonesia, antusiasme dan minat di sektor ruang cukup baik. Pada dasarnya, ruang adalah kata mempengaruhi kehidupan Bustanul ketika ia masih remaja. Cintanya di sektor ini telah membawanya ke Institut Teknologi Bandung (ITB) Indonesia, tempat di mana dia mendapat semua keterampilan dasar dalam Aeronautics dan Astronautics, dan kemudian pergi ke Luar Angkasa Internasional Universitas Perancis, dan akhirnya menghadiri BUAA International Graduate Summer School di Beijing 2011. Dalam rangka meningkatkan kemampuan juga, ia telah berafiliasi dengan beberapa forum internasional dan menghadiri beberapa konferensi internasional / Seminar. Dia juga direpresentasikan sebagai delegasi Indonesia selama beberapa International Korporasi antara LAPAN dan Agensi Luar Angkasa lainnya, seperti Roscosmos dan JAXA. Sementara untuk membuat hidup lebih bermakna, dalam waktu luangnya ia suka bepergian dan menikmati bermain bulu tangkis, juga membaca, memasak, dan menonton film Kungfu.
Lebih lengkap ....
Buatanul Arifin laki-laki kelahiran Jakarta, 23 Maret 1977 ini anak dari bapak Ahmad Jacob Senakip dan ibu Siti Marchamah merupakan anak ke empat (4) dari emapt bersaudara. Merupakan anak yang sangat membanggakan untuk keluarganya. Ia lahir di tengah-tengah keluarga yang sederhana yang beralamat di Jl. Kemayoran Gempol RT 009 RW 06 No. 5 Jakarta 1030 dikenal sebagai anak yang baik dimata keluarga, sahabat, dan tetangga nya. Saat ia kecil ia sudah ditinggal oleh ayahnya dan ia di didik oleh orang tua tunggal yaitu Ibunya yang tidak pernah lelah mengurus, merawat dan menjaganya. Walaupun menjadi orang tua tunggal, ibunya mampu mendidik anak-anaknya dengan sangat baik.
Menurut penuturan Ibunya Siti Marchamah dari kecil ia memang gemar sekali belajar, dan membaca buku, bahkan saat ia ke kamar kecil pun ia selalu membawa buku bacaan. Setelah ia membaca ia mengumpulkan anak-anak yang usianya lebih kecil dari ia dan ia bacakan buku yang telah ia baca kepada anak-anak itu. Ibunya tidak pernah merasa susah dan repot mengajarinya belajar "buat ibu si neng enggak susah ngajarin bustanul, gak harus di suruh-suruh buat belajar dia mah udah belajar sendiri, kadang ampe ke kamar mandi ajah dia bawa neng bukunya, ampe saya sendiri ajah heran" begitu penuturan ibu yang sangat cantik ini. Bustanul memang memiliki kemauan belajar yang tinggi dan tekun tanpa harus orang tuanya menyuruhnya untuk belajar. Untuk mengisi waktu luangnya ia suka bepergian dan menikmati bermain bulu tangkis, membaca, memasak, dan menonton film Kungfu.
Sejak kecil Bustanul dikenal sebagai anak yang gigih. Dia tidak takut terhadap apapun bahkan saat dia lulus dari SMA dan masuk ke salah satu perguruan tinggi terkenal di Indonesia ia tidak takut untuk mengundurkan diri dari universitas tersbut dan mencoba lagi dari awal. "Mas Nung mah gigih banget de dulu udah di terima di UI ajah dia ngundurin diri, ampe dapet lagi di STAN eh dia ngundurin diri lagi, ya mugkin emang dia gak srek kali ya ama sekolahnya ampe akhirnya dia di terima di ITB eh ampe sukses deh kaya sekarang" ujar bapak Okto yang merupakan saudaranya.
Ia bersekolah di sekolah yang biasa-biasa saja, sewaktu Sekolah Dasar (SD) ia bersekolah di SD N 06 Petang Jakarta. Murid dari ibu Sainah ini di kenal sebagai anak yang pandai dan berprestasi. "Bustanul mah waktu SD pinter banget neng, baik lagi sama temennya, kalo pembagian rapot diamah dapet pringkat mulu neng" begitulah kira-kira penuturan ibu Sainah. Sewaktu Sekolah Menengah Pertama (SMP) ia mulai memilih sekolahnya sendiri, ia tidak mau sekolah nya di pilihkan oleh orang tuanya, ia memilih bersekolah di SMPN 79 Jakarta. "waktu SMP sama SMA mah Bustanul mah milih sekolah sendiri neng, ampe daftar ajah sendiri gak mau di daftarin" begitu penuturan ibunya. Di SMP ia didik oleh seorang guru yang hebat bernama bapak Gumarang. Menurut pak Gumarang "Sewaktu ia di SMP dia mah anak yang baik, pinter, berprestasi dan mudah bergaul sama temen-temennya". Saat ia lulus SMP dan ingin melanjutkan pendidikannya di SMA pun ia memilih sekolahnya sendiri di sekolah yang ia inginkan yaitu di SMAN 41 Jakarta dan di didik oleh guru bernama bapak Andi. Dimata guru-gurunya mulai dari SD, SMP, dan SMA ia memang dikenal sebagai anak yang gemar membaca, belajar dan berprsetasi menjadi murid kebanggaan bagi tempat ia bersekolah.
Setalah ia lulus dari bangku SMA ia melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Awalnya ia melanjutkan pendidikan di UI (Universitas Indonesia), tetapi kurang pas di hatinya akhirnya ia pun mengundurkan diri. Lalu ia mendaftarkan disi di STAN (Sekolah Tinggi Akutansi Negara), sewaktu di STAN ia seangkatan dengan Gayus Tambunan, tetapi tidak sampai lulus ia pun mengundurkan diri dan pindah ke ITB (Institut Teknologi Bandung). "Bustanul mah dulu udah di terima di UI terus menurut dia gak srek dia ngundurin diri neng, tapi si uang masuknya kembali 80% lah karna ibu kan bikin surat pernyataan tuh, trus di STAN juga gitu neng, ya ibu mah ikut ajah maunya dia gimana" ujar penuturan ibu cantik ini. Walaupun ia berpindah-pindah kuliah ia tidak mengeluarkan biaya karena ia di terima di UI, STAN dan ITB dengan hasil tesnya sendiri. Ia di ITB mengambil program studi Aeronautics Astronautics dan lulus dari ITB pada Maret 2002. Setelah lulus dari ITB ia mencari pekerjaan. Awal karirnya ia bekerja di sebuah pabrik di daerah Tangerang selama beberapa bulan. Karirnya mulai melesesit diantaranya:
· Pada bulan April 2002 sampai dengan Desember 2002 ia bekerja di LP3N sebagai Dosen Teknologi Informasi.
· pada Desember 2002 samapai dengan September 2003 ia bekerja di PT. AIRLINES INDONESIA sebagai Staf Depertemen Teknik. Tidak lama berselang perusahaan tersebut pun bangkrut dan ia pun mencari pekerjaan lain.
· Pada Oktober 2003 - Desember 2003 di PT. ADAM AIR sebagai
Staf Teknik Departemen. Samapai akhirnya ia dipercaya untuk mendirikan Adam Air. Ia di percaya untuk mendirikan dan mengurus Adam Air. Mulai dari mencari atau merekrut karyawan, pilot, staf, dan teknisi-teknisi pesawat samapai mencari mesin-mesin samapai akhirnya pesawat tersebut bisa berjalan. Tidak lama beselang ia mengikuti tes Pegawai Negri Sipil (PNS) ia pun lulus dan di terima menjadi PNS, tetapi menurut ia kurang pas, dan akhirnya ia bekerja di sebuah perusahaan milik Prancis selama tiga (3) bulan.
· Pada Desember 2003 - Juli 2009 Lembaga Nasional Indonesia Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Peneliti dan Thermal Insinyur
1. Analisis dan mendukung semua subsistem termal untuk satelit LAPAN semua dan menjadi pemimpin insinyur termal untuk Inasat-1 (2004-2005), G2-Sat (2006-Juni 2008)
2. Orbit Analisis dan Misi G2-Sat (2006-Juni 2007).
Setelah bekerja di perusahaan perancis ia memutuskan melanjutkan pendidikannya di salah satu universitas di Strasbourg, Prancis bernama International Space University (ISU), ia pun mendapatkan beasiswa penuh mulai dari biaya pendidikan, makan, tempat tinggal dan uang saku selama 1 (satu) tahun setengah. mengambil program Studi Luar Angkasa. Ia lulus dari International Space University (ISU) pada Agustus 2010. Dari prancis pun ia sempat berpindah ke Jerman untuk magang beberapa bulan yaitu, pada Mei-Agustus 2010 sebagai Intership di Active Ruang Technologies (AST), Berlin, Jerman Thermal Insinyur. Dengan tugasnya Membuat Teknik Evaluasi (Technical Assesment), Jadwal, dan Total Biaya MicroGEM dari fase A ke Tahap D. Dan setelah itu ia pun memilih untuk kembali ke Indonesia. Setelah ia menamatkan pendidikannya di Strasbourg, Prancis ia bekerja kembali di indonesia diantara :
· Oktober 2010 - National Institute Hadir Indonesia Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
· Oktober 2010 - Februari 2013 Gemini Inovasi, Kanada Peneliti muda di Kapal Deteksi dan Identifikasi Sistem.
· July 2012 - 2014 October Ruang Generation Advisory Council (SGAC), Wina – Austria Nasional Point of Contact (NPoC) untuk Indonesia.
· Januari-Desember 2012 Timbal data paket CCSDS dengan tugas
1. Memberikan rekomendasi paket data yang paling tepat untuk CCSDS satelit LAPAN A3
2. Sebagai seorang pelatih di CCSDS paket lokakarya data pada LAPAN .
· Januari-Desember 2013 dengan tugas sebagai:
1. Peneliti dan Enginner IR Bolomoter untuk satelit LAPAN A4: Misi Kebutuhan IR Sensor bolometer untuk LAPAN A4 mikrosatelit
2. Tim Teknisi konsorsium satelit Indonesia: INASAT.
· Mei 2013 - Februari 2015 The International Academy of Astronautics (IAA), Italia
Kelompok studi 3.14 di Umum / Access Manusia Swasta ke Space
Setelah lulus dari ISU dan bekerja ia pun kembali mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan pendidikannya di International Graduate Summer School di Aeronautics dan Astronautics, Beijing, Cina dan lulus pada Juli 2011. Selain kuliah ia pun mengikuti beberapa pelatihan dan woekshop diantaranya:
· 16 November 2011 Workshop: Sosialisasi Peran ICT dalam Pengelolaan Karya Tulis Ilmiah dan Perpustakaan LAPAN.
· 16-14 Juli 2012 Workshop of Geometric dan Radiometri Koreksi (LAPAN, Indonesia)
· 16 Oktober – 30 November 2013: Pengembangan Penginderaan Jauh Sensor untuk Pemantauan Lingkungan Tropis Lahan Gambut: IR microbolometer dan analisis Misi di Universitas Hokkaido, IR sensor di ISAS-JAXA Sagamihara, IR Sensor di EORC-JAXA Tsukuba, Optical Sistem di Genesia Corporation, dan mikrosatelit di Universitas Tohoku.
Selain mengikuti beberapa pendidikan dan workshop ia pun juga mengisi seminar diantaranya:
· 18-21 Oktober 2010 Isnet / NARSS SEMINAR on "Menjembatani Gap melalui teknologi satelit.
· 16-18 Desember 2010 International Summit I-4 (Ikatan Ilmuan Indonesia Internasional)
· 22-23 November 2011 Simposium Internasional "Komunikasi Publik Sains Dan Teknologi (PCST) di BPPT, Indonesia
· 6 Desember 2011 Seminar Hak Kekayaan Intelektual Indonesia di BPPT, Indonesia
· 27-29 September 2012 Ruang Generasi Kongres (SGC) di Naples, Italia
· 01-05 Oktober 2012 ke-63 International Astronautical Congress (IAC) di Naples, Italia
· 19 September 2014 Simposium Ilmiah Pengembangan Teknologi Satelit 2014 di Bogor, Indonesia.
Selain mengikuti pendidikan formal ia pun mengikuti beberapa lembaga pendidikan non formal diataranya :
· Space Generation Advisory Council (SGAC)
· International Academy of Astronautics (IAA),
· Inter Islamic network on Space Technology and Application (ISNET)
Terkadang ia mendapatkan tugas-tugas tambahan karena pendidikannya diantaranya ialah :
· Penanggung Jawab RUU Hukum Ruang Indonesia di Satelit Technology Center
· Sebagai seorang pelatih di Geometric dan Radiometri lokakarya Koreksi, terutama dalam Penentuan Orbit Menggunakan GPS
· Sebagai penghubung di LAPAN Satelit Technology Center jika ada perusahaan atau orang yang ingin perusahaan dengan LAPAN, baik di bidang Teknik atau aplikasi
· Memberikan ceramah dalam kursus pelatihan di LAPAN
Beberapa penghargaan yang telah ia capai ialah diantaranya:
· Pendanaan SUPARCO untuk menghadiri Koferensi Internasional kedua di Ruang (ICS) 2014 di Pakistan
· Konferensi dan gelar Beasiswa non dari Kementrian Negara Riset dan Teknologi Departemen (2012) untuk menghadiri IAC 2012 di Naples
· Calon MVP di SGAC Fusion Forum 2012
· Beasiswa Pemerintah Prancis (2009-2010)
· Peneliti Muda Terbaik di LAPAN (2007) dengan penelitian di "Orbital Pemanasan Analisis Harga di G2-Sat"
· Kepala peneliti dan manajemen Proyek untuk proyek "Desain Satellite Alat SDS Pro Vers. 10" di LAPAN (Jan 2007-Desember 2007)
Dalam hidupnya Bustanul Arfini ini memiliki pandangan hidup yang ia pegang hingga saat ini yaitu "Selalu berpikir positif dan menerima terhadap segala sesuatu yang kita alami" ujar Bustanul. Sosok yang menyukai sekali Science dan Matematika ini ketika di tanya mengenai cita-citanya ia pun menjawab "Alhamdulillah yah neng saya udah ke 25 negara dari 3 benua Cuma Australia ajah nih yang belum, Cita-cita saya mah neng pengen menjadi Ketua ISNET, organisasi Islam dunia di bidang Space Technology and Application" ujarnya.
Bustnul Arifin juga dikenal sebagai orang yang taat beragama. Ia didik oleh ibunya dengan agama yang baik. Sewaktu kecil ia belajar mengaji bersama dengan temannya Kusnandar, dan diajar oleh seorang guru mengaji bernama M. Rusli Amin. Walaupun saat ini ia tidak lagi belajar mengaji seperti waktu ia masih kecil tetapi di tengah kesibukannya sampai saat ini ia rutin mengikuti majelis taklim bersama teman-temannya. Dimata M. Rusli Amin sebagai guru mengajinya ia memang orang yang taat beragama, tidak sombong, tidak lupa dengan orang tua dan keluarganya, terutama Ibunya, ia juga tidak pernah lupa melaksanakan Sholat lima waktu serta mengikuti pengajian-pengajian yang diadakan.
Sewaktu kecil ia memang tidak banyak sekali bermain, ia lebih suka menghabiskan waktunya untuk membaca buku di karenakan juga tidak ada yang sepantara dengannya di rumah karena ia merupakan anak yang paling kecil, tetapi dimata tetangganya ia dikenal sebagai orang yang ramah, baik hati dan tidak sombong mengingat suksesnya ia. Ia juga tidak melupakan bahwa bertentangga itu sangat penting, sehingga ia tidak sombong dengan tentangganya. Dimata keluarga ia juga dikenal sebagai anak yang baik, tidak sombong, dan tidak pernah melupakan keluarga terutama Ibunya.
Adik dari Siti Mahmudah, Siti Nurhayah, dan M. Furqon ini memang adik yang sangat membanggakan bagi kakak-kakaknya. Ia tidak pernah menyusahkan kakak-kakaknya karena memang ia dikenal sebagai anak yang mandiri. Menurut Siti Mahmudah ade saya yang satu ini mah mandiri banget de, gak pernah nyusahin kakak-kakanya. Belajar sendiri, daftar sekolah sendiri cari beasiswa juga sendiri" ujarnya, Kedekatan antara adik dan kakak ini sangat baik, tidak pernah bertengkar. Mereka bertengkar hanya sekedarnya saja itupun sewaktu ia mereka sama-sama kecil. Sehingga sampai kedua kakak perempuannya menikah dan mempunyai keluarga kecilnya sendiri hubungan mereka pun tetap terjalin dengan baik. Mereka tetap saling tolong menolong jika ada diantara mereka yang mengalami masalah ataupun kesusuahan. "Sampe sekarang kita udah nikah kalo lagi kumpul mah masih tetep kaya dulu neng Cuma sekarang kan nambah anggotanya saya ama kakak saya udah pada bawa anak sama suami. Dia juga ngayomin banget anak-anak kakak kalo lagi belajar pokoknya bangga banget deh kakak sama dia mah" ujar perempuan cantik bernama Siti Nurhaya.
Dimata Desi, Apri, dan Ibnu sebagai sepupunya, ia dikenal sebagai saudara yang asik di ajak bermain, ngobrol bahkan menanyakan PR sewaktu sekolah. Samapai saat ini pun kedekatan mereka tidak berkurang, mereka tetap ngobrol, bermain hanya saja topik pembicaraannya yang mungkin sudah berbeda. Sementara dimata Epriyadi Akbar (Almarhum) dan Ahmad Zamzami ia dikenal sebagai saudara ipar yang baik. "Saya mah sama mas nung ini udah kaya kakak ade ajah neng walaupun kita cuma saudara ipar, saling tolong menolong pokoknya udah gak ada jarak deh antara kita. Kadang kita ngomongin kerjaan, ngomongin liburan yah seru ajah ngobrol ama bustanul mah udah kaya ade kandung ajah" ujar Ahmad.
Sementara dimata teman bermain, sekolah sekaligus sahabat-sahabatnya Kusnandar, M. Taufik, Abdul Karim, Michael Safyan, Edward Ross, dan Yuval Brodsky ketika ditanya mengenai sosok Bustanul ini mereka pun kompak menjawab "dia mah baik banget neng walaupun dia udah suskses kaya sekarang dia gak pernah lupa sama temen-temennya masih tetep nongkrong bareng kalo dia lagi libur sayang ajah dia belum nikah neng hehehe". Ujar kelima temannya.
Ditengah karirnya yang sukses ia memang belum memiliki seorang pendamping hidup, padahal jika melihat betapa sukses nya ia tidak menutup kemungkinan banyak sekali para gadis yang ingin menikah dengannya. Tetapi memang ia belum ingin menikah, karena ia masih ingin tinggal bersama ibunya. Baginya ibu merupakan sosok yang paling penting. Melihat ibunya bahagia itu sudah cukup bagi dirinya. Ia takut jika nanti tidak bisa membagi waktu untuk ibunya jika menikah nanti. "saya mah neng yang penting ibu saya ajah kalo istri mah kalo udah waktunya dan ketemu sama jodoh yang pas juga bakal nikah neng. Lagi saya masih fokus sama orang tua dan karir dulu neng, ya doain ajah yang neng biar cepet ketemu jodohnya hehehe" ujar pria bergolongan darah O ini.
Semenjak kecil ia memang tidak gampang sakit, ia dikenal sebagai anak yang kuat. Jika ia sakit itupun hanya penyakit yang wajar. "Bustanul mah dari kecil sakitnya paling panas, pilek, batuk yah kaya anak-anak yang lain, kalo sekarang-sekarang ini paling dia mah Cuma sakit karena kecapean ajah si neng" ujar ibu. Mengingat ia memang belum memiliki pendamping hidup, jadi ketika ia mengalami kondisi yang kurang sehat atau kecapean dengan pekerjaan maka sang ibu lah yang akan mengurusnya. Sang ibu akan merawatnya sampai ia sembuh. Sang ibu malaikat tak bersayap ini akan merawat ia dengan baik tanpa kenal lelah baik ketika ia sedang sakit ataupun tidak.
Melalui pekerjaan yang ia lakukan dan karirnya ia pria kelahiran Jakata ini mampu meningkatkan taraf kehidupannya. Ia memang pantas mendapatkan penghasilan yang layak atas usaha dan kerja kerasnnya selama ini. Awal kehidupannya memang ia tidak seperti sekarang, tetapi sekarang ia telah mampu mengangkat derajat orag tua dan keluarganya. Ketika ditanya mengenai pengahasilan ia memang tidak menjawab secara pasti berapa pengahasilannya selama sehari, seminggu ataupun sebulan. Ia hanya menjawab "buat pengahsilan mah alhamdulillah neng cukup untuk kehidupan saya dan ibu yah kira-kira si sekitar 10 jutaan neng kan gaji PNS" begitulah katanya. Ia memang tidak mau memamerkan pendapatannya ketika ditanya oleh seseorang.
Ketika ditanya mengenai pengeluaran pun ia juga tidak ingin menjawabnya. Menurutnya pengeluaran yang ia keluarkan masih standar dan cukup untuk di tabung. Ia memang selalu ingat bahwa dia harus menabung untuk masa depan ia dan ibunya. Karena banyak hal yang bisa saja terjadi kapan pun. "pengeluaran saya mah neng masih standar-standar ajah lah namanya pengeluaran pasti gak tentu lah berapa banyak yang keluar per hari, minggu, tapi kalo di itung perbulan mah kira-kira 5-6 juta lah perbulan. Sisanya kan masih bisa kita tabung kan biarpun saya udah gede tetep ajah nabung itu penting neng" ujar pria kelahiran 1977 ini.
Dimata tetangganya ia merupakan pemuda yang berjiwa sosial tinggi. Ia rajin sekali mengikuti kegiatan-kegiatan sosial yang ada di lingkungan rumahnya. Setiap hari libur ketika di lingkungan rumahnya sedang mengadakan kerja bakti ia selalu menghadirinya ia selalu ikut kerja bakti bersama warga yang lain. Jika ia memang tidak bisa mengikuti kerja bakti ia pasti meminta tolong ibunya untuk membelikan makanan ringan untuk mereka yang sedang melakukan lerja bakti. "dia mah mbak orangnya baik kok, setiap kegiatan yang diadakan pasti dia dateng ikut serta gitu, yah paling kalo dia gak bisa dateng dia pasti ngasih sesuatu buat warga". Ujar ibu pipin tetangga dekat rumahnya.