Nama : M. Fahmi Nurdin
Jurusan/Semester : PMI/4
NIM : 1113054000023
Kali ini saya akan membahas Life History seseorang, yang menurut saya orang tersebut sangat memotivasi saya. Sosok yang berwibawa, penuh dengan sikap dan akhlak yang baik untuk dicontoh. Ialah guru saya tercinta Al Ustadz Ahmad Khotib. S. Ag.
Beliau lahir di Tangerang Selatan, tepatnya di kampung Rawa Buntu pada tanggal 12 November 1965. Buah hati dari sepasang orang tua yang berjasa dalam hidupnya, Bpk. H. Dimroh dan Ibu HJ. Tiha.
Ustadz kecil mengawali pendidikan disekolah ayahnya, di MI Nurul Falah Ciater Barat. Selesai Madrasah beliau melanjutkan sekolahnya di Madrasah Tsanawiah (MTS) di daerah Serpong. Setelah selesai Tsanawiah, beliau melanjutkan pendidikannya di salah satu pondok pesantren di daerah Bogor, yang bernama Darul Tafsir. Sampai pada tahun 85 beliau pun menyelesaikan pendidikan tingkat Madrasah Aliyah nya dan pulang ke Serpong kembali.
Seusai belajar selama beberapa tahun, beliau pun mulai meniti karir dan mulai mengabdi di sekolah tempatnya belajar dahulu. Yaitu di MI Nurul Falah Ciater Barat.
Pada tahun 92 beliau melepas masa lajang nya dan menikahi seorang gadis, yang kini menjadi sahabat setia nya dikala bahagia maupun sulit. Hingga saat ini mempunyai seorang anak yang bernama M. Khoir Afandi.
Masa pendidikan ustadz tidak sampai di tingkat MA saja, beliau meniti kembali pendidikannya di perguruan tinggi, dan menyelesaikan S1 nya pada tahun 94, dengan gelar Sarjana Agama.
Seiring berjalannya tahun, orang tua beliau mengundurkan diri untuk pensiun dari jabatan Kepala Sekolah, dikarenakan sudah lanjut usia. Akhirnya beliau pun meneruskan amanah tersebut. Ayahanda pensiun pada tahun 2009, dan beliau pun naik menjadi kepala sekolah di tahun tersebut.
Karir nya pun berlanjut naik, tidak lama dari kenaikannya menjadi kepala sekolah, pada tahun yang sama, beliau di amanahkan menjadi ketua KKM (Kelompok Kerja Madrasah) Se-Kec. Serpong. karir beliau di masyarakat pun tidak kalah dengan karir pendidikannya. Segudang ilmu yang dimilikinya menjadikan beliau panutan di masyarakat sekitar. Dan masyarakat pun memberikan amanah kepadanya untuk mengurusi keAmilan. Beliau juga menjadi guru, sekaligus imam bagi masyarakat di kampung tempatnya tinggal.
Ustadz Ahmad Khotib S. Ag, nama yang sederhana namun penuh history yang inspiratif dihidupnya. Begitupun penilaian masyarakat sekitar tentangnya.
Di masa kecilnya ustadz dididik agama oleh ayahnya, karena ayahnya seorang tokoh agama dikampungnya, ustadz pun sangat diperhatikan sekali keagamaannya. Kecil dididik dalam dekapan keluarga yang islami, dan remaja dididik di lingkungan pondok pesantren yang mengajarinya banyak hal, terutama ilmu agama.
Bpk. H. Dimroh, ayahanda tercinta ustadz ini lahir pada tahun 45'an, di rawa buntu tangerang selatan. Beliau memiliki isteri, ialah ibu dari sang ustadz, yang bernama Hj. Tiha. Ibunda merawat ustadz kecil sampai ia tumbuh besar. Lewat didikan beliau berdua lah sang ustadz kini menjadi orang yang berpendidikan.
Ustadz memiliki isteri, bernama Hayatun Nufus. Menikah pada tahun 2009. Isteri tercinta ini mulai mendampingi hidupnya dan karir sang ustadz. Menemani beliau dalam bahagia dan sulitnya. Lahir di Rawa Mekar Jaya Serpong Tangerang Selatan. Didesa kecil yang tidak jauh dari kampung sang ustadz. Ayah nya bernama abah H. Martan, dan ummi laila. Dari keluarga inilah isteri sang ustadz dididik dan dibesarkan.
Sang isteri berkarir menemani sang ustadz di sekolah tempat sang ustadz mengajar. Bertahun-tahun mendidik anak bersama disekolah tersebut, ustadz dan isteri pun mempunyai anak sendiri. Laki laki kecil nan mungil yang menjadi harapan nya berdua. Si kecil tersebut bernama Khoir Afandi. Anak yang tampan, berkulit putih, dengan rambut hitam yang lebat. Kini ia berusia 15 tahun, menduduki bangku sekolah kelas 3 Madrasah Aliyah didekat rumahnya. Tepatnya di Ciater Barat RT. 04/002 Kel. Ciater. Pada saat ini si anak sedang sibuk menghadapi UN.
Tempat tinggal sang Ustadz didaerah Serpong, tepatnya di kampung Ciater Barat RT. 04/002 Kel. Ciater Kec. Serpong Kota Tangerang Selatan. Kampung kecil tempatnya tinggal ketika beliau sudah menikah dengan sang isteri. Bersama membangun keluarga kecilnya di kampung ini. Rumahnya pun dari kecil, hingga sekarang menjadi besar nan asri.
Hobi nya memiliki tumbuhan menjadikan rumahnya banyak sekali tanaman disekelilingnya. Mulai dari pohon anggrek, pohon buah-buahan hingga pohon anturium beliau miliki. Hampir penuh halamannya dengan tumbuhan yang di tanamnya bersama isteri. Kebetulan sang isteri pun suka dengan tumbuhan.
Selain itu, ustadz juga mempunya hobi lain. Kesenangannya mengoleksi pohon hias tidak menjadikan beliau terpaku pada satu hobi. Beliau juga memiliki hobi yang lain. Ialah mengoleksi batu akik. Hobi yang sedang trend ini rupanya memang sudah di gemari beliau sejak lama, sebelum batu akik tren di jaman ini. Karena kesukaan nya terhadap batu akik. Tidak sedikit jumlahnya, beliau bahkan memiliki banyak batu akik hasil koleksi nya.
Mulai dari batu aseli Tangerang, hingga luar Tangerang, luar pulau jawa dan luar Indonesia pun beliau punya. Mulai dari batu yang harga nya menengah kebawah hingga batu yang harganya lumayan mahal beliau punya. Terkadang beliau menggosok sendiri batu akiknya, ada juga batu akik hasil beli.
Selain itu, sang ustadz juga memiliki beberapa ekor kucing. Kucing ini bukan hasil ia beli di toko. Akan tetapi kucing liar yang diam dirumahnya. Karena beliau sering memberinya makan dan baik terhadap kucing tersebut menjadikan kucing – kucing liar ini berdiam dirumahnya. Kesukaan nya terhadap kucing mengingatkan kita kepada hewan yang dipelihara nabi ini.
Karir mengajarnya sudah tidak diragukan lagi, dan keuletannya memanage sekolah warisan ayahnya membuat sang ustadz banyak memberikan manfaat. Terutama manfaat dikampungnya tinggal. Madrasah yang dipimpin nya kini tidak seperti dahulu. Kesan modern, religius dan syarat akan ilmu ini menjadi bukti kesabarannya meniti karir dan membangun institusi pendidikan yang bisa dibilang berkembang dan sukses.
Sekolah tempatnya mengajar tidak jauh dari rumahnya, setiap pagi hari beliau berangkat bersama isteri tercinta kesekolah tersebut. Bahasa Arab menjadi profesinya dalam mengajar. Guru yang lembut dan murah senyum itu mengajari muridnya dengan telaten. Sang isteri mengajar bahasa Indonesia.
Sang ustadz juga menjadi ketua Kelompok Kerja Madrasah di Kec. Serpong. Sejak 2009 beliau menjadi ketua Kelompok Kerja Madrasah tersebut. Mengiringi karir kepala sekolahnya, ternyata sang ustadz juga memiliki karir luar biasa diluar sekolah tempatnya memimpin.
Di masyarakat, ustadz juga dikenal orang yang lemah lembut, ramah dan bermasyarakat. Beliau sering menyisihkan waktu sibuknya untuk shalat berjamaah di musholah, beliau juga sering mengisi pengajian pada malam jumat di musholah dekat rumahnya. Tausyiah yang ringan namun syarat akan ilmu disampaikannya.
Ustadz juga sering memimpin dzikir dan tahlil tatkala dikampung tempatnya tinggal ada rumah yang berduka. Itu tradisi setiap malam hingga malam ke – 7. Beliau juga yang mengurusi mayit dikampung tersebut, sehingga beliau menjadi amil. Ialah orang yang mengemban amanah mengurusi mayit.
Tetangga disekitar pun menilai positif tentangnya. Karena kebaikan akhlaknya sehingga menutupi segala kekurangan yang dimilikinya. Saya pun menilai beliau sosok yang bisa untuk di contoh. Karena beliau memberi banyak contoh untuk orang – orang disekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar