Rabu, 27 Maret 2013

Kelompok Sosial_Siti Nuraini_Tugas 3

Kelompok sosial : Jenis-jenis, norma-norma, proses dalam kelompok, dan kohesi kelompok.
Menurut pengertiannya kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya. Secara sosiologis pengertian kelompok sosial adalah suatu kumpulan orang-orang yang mempunyai hubungan dan saling berinteraksi satu sama lain dan dapat mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama. Disamping itu terdapat beberapa definisi dari para ahli mengenai kelompok sosial. Menurut Josep S Roucek dan Roland S Warren kelompok sosial adalah suatu kelompok yang meliputi dua atau lebih manusia, yang diantara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh para anggotanya atau orang lain secara keseluruhan.
Kelompok sosial mengandung pengertian suatu kumpulan dari individu-individu yang saling berinteraksi sehingga menumbuhkan perasaan bersama.
Berikut ini adalah pengertian kelompok sosial dari beberapa ahli.
a.       Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, istilah kelompok sosial diartikan sebagai kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
b.      Menurut George Homans, kelompok adalah kumpulan individdu yang melakukan kegiatan, interaksi dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan berhubungan secara timbal balik.
c.       Menurut Soerjono Soekanto, kelompok adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.
Beberapa ahli mengemukakan pendapat tentang jenis-jenis kelompok sosial, diantaranya :
1) W.G Sumner -> W.G Summer mengemukakan bahwa jenis-jenis kelompok sosial yaitu, in group atau we group dan out group atau others group .
a) In group yaitu : di dalam in group ada asosiasi ke arah mana tiap-tiap individu anggota kelompok kesetiaan dan solidaritas dan di situ terdapatlah usaha identifikasi pribadi satu sama lain ke arah adanya rasa persahabatan, kerja sama, rasa tanggung jawab, terutama di dalam saat –saat mendesak dan gawat.
b) Out group yaitu : sikap out group ditandai dengan kelainan yang berwujud antagonism atau antipasti. Kelompok sosial jenis ini adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in groupnya.
2) C.H Cooley -> Atas dasar besar kecilnya jumlah anggota kelompok, maka Cooley mebedakan antara kelompok primer dan kelompok sekunder. Menurut Cooley, kelompok ditandai dengan adanya hubungan yang erat dimana anggota-anggotanya saling mengenal dan sering kali bertatap muka serta terdapat kerja sama yang bersifat pribadi yang erat.
a) Kelompok primer adalah suatu kelompok kelompok yang "characterized by intimate face-to-face association and cooperation"–kelompok yang ditandai oleh pergaulan dan kerja sama tatap muka yang intim. Menurutnya ruang lingkup terpenting dari kelompok primer ini.adalah keluarga, teman bermain pada anak kecil, dan rukun warga serta komunitas pada orang dewasa.
b) Kelompok sekunder : segala sesuatu yang telah dikatakan pada kelompok primer, pada kelompok sekunder adalah kebalikannya. Kelompok sekunder memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
- Jumlah anggotanya banyak, sehingga anggotanya tidak saling mengenal
- Hubungan renggang dimana anggotanya tidak perlu saling mengenal secara pribadi
- Sifatnya tidak permanen
- Hubungan cenderung pada hubungan formal, karena sedikit terdapat kontak di antara anggotanya, dan baru ada kontak apabila terdapat kepentingan tertentu saja.
3) Ferdinand Tonnies -> Dalam bukunya Gemeinschaft und Gesellschaft Ferdinand Tonnies mengadakan pembedaan antara dua jenis kelompok, yang dinamakannya Gemeinschaft dan Geselschaft.
a) Peguyuban (Gemeinschaft) digambarkannya sebagai kehidupan bersama yang intim, pribadi dan eksklusif; suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir.
b) Patembayan (Gesellschaft) merupakan suatu nama dan gejala baru. Gesellschaft dilukiskannya sebagai kehidupan public sebagai orang yang kebetulan hadir bersama tetapi masing¬masing tetap mandiri.
4) J.L Gillin -> Gillin membagi kelompok berdasarkan fungsionalnya, misalnya sebagai berikut.
a) Kelompok persamaan darah (blood group),contoh : keluarga dan kasta
b) Kelompok berdasarkan karakteristik jasmaniah atau mental, contoh : persamaan jenis kelamin, persamaan umur dan sama ras
c) Kelompok proximitas : kelompok-kelompok territorial
d) Kelompok berdasarkan interest kulturil : ekonomi, teknologi, agama, pendidikan, politik dan rekreasi.
Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.  Norma tidak boleh dilanggar. Siapa pun yang melanggar norma atau tidak bertingkah laku sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam norma itu, akan memperoleh hukuman. Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk sosial. Pada awalnya, aturan ini dibentuk secara tidak sengaja. Lama-kelamaan norma-norma itu disusun atau dibentuk secara sadar.
Tingkatan norma sosial
Cara (usage) Cara adalah suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan individu dalam suatu masyarakat tetapi tidak secara terus-menerus. Contoh: cara makan yang wajar dan baik apabila tidak mengeluarkan suara seperti hewan.
Kebiasaan (folkways) Kebiasaan merupakan suatu bentuk perbuatan berulang-ulang dengan bentuk yang sama yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan-tujuan jelas dan dianggap baik dan benar. Contoh: Memberi hadiah kepada orang-orang yang berprestasi dalam suatu kegiatan atau kedudukan, memakai baju yang bagus pada waktu pesta. kesopanan dalam berperilaku / berpenampilan sopan
Tata kelakuan (mores) Tata kelakuan adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup dari sekelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna melaksanakan pengawasan oleh sekelompok masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Dalam tata kelakuan terdapat unsur memaksa atau melarang suatu perbuatan. Contoh: Melarang pembunuhan, pemerkosaan, atau menikahi saudara kandung.
Adat istiadat (custom) Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya.
Pada dasarnya, pembentukan kelompok dapat diawali dengan adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut:
1.      Persepsi: Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.
2.      Motivasi: Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri unuk maju.
  1. Tujuan: Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.
  2. Organisasi: Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efesien dan efektif.
  3. Independensi: Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.
  4. Interaksi: Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.
            Kelompok merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang berrinteraksi satu dengan yang lain dan saling pengaruh mempengaruhi (shaw,1979). Tingkatan yang menunjukan anggota kelompok saling tertarik satu dengan yang lain menunjuk pada kohevisitas kelompok. Ada tiga makna tentang kohesivitas kelompok, pertama, ketertarikan pada kelompok termasuk rasa tidak ingin keluar dari kelompok. Kedua, moral dan tingkatan motivasi anggota kelompok. Ketiga, koordinasi dan kerjasama antar anggota kelompok.
Faktor-faktor lain yang mempengaruh khesivitas antara lain adalah:
a.       Sejumlah usaha yang diperlukan untuk masuk kelompok, biaya yang besar untuk masuk kelompok menyebabkan ketertarikan anggota menjadi lebih besar.
b.      Adanya ancaman dari luar atau kompetensi.
c.       besarnya kelompok, pada kelompok yang kecil lebih cenderung kohesif.
Selanjutnya, Gibson (1997) menjelaskan bahwa kelompok yang rendah kohesivitasnya tidak memiliki keterikatan interpersonal di antara anggotanya. Kelompok dapat menarik individu disebabkan oleh adanya :
a.       Tujuan kelompok dan anggota saling mengisi dan spesifikasi yang jelas
b.      Kelompok memiliki pemimpin yang kharismatik
c.       Reputasi kelompok tampak yaitu keberhasilan mencapai tujuan
d.      Jumlah anggota kelompok kecil, sehingga memungkinkan anggota berpendapat, mendengar, dan evaluasi
e.       Anggota saling mendukung dan menolong satu sama lain untuk mengatasi rintangan dan hambatan
Kelompok yang memiliki kohesivitas tinggi biasanya terdiri atas individu-individu yang termotivasi untuk membangun kebersamaan dan cendrung memiliki kinerja kelompok yang efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini