Rabu, 27 Maret 2013

Kelompok-kelompok sosial_Nur Fajrina_3

Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya.
Kelompok sosial atau sosial group dapat diartikan sebagai himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan antar mereka, di mana hubungan tersebut menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong. Namun kelompok sosial itu dapat pula mirip dengan dengan situasi massa jika suatu perkumpulan yang berstruktur telah mempunyai anggota cukup banyak, misalnya suatu organisasi massa yang anggotanya satu persatu jarang mengadakan interaksi serba intensif dan yang kadang-kadang saja berkumpul dalam jumlah yang lengkap, sehingga interaksi antara anggotapun terbatas.

Di dalam kelompok sosial terdapat pengklasifikasian jenis kelompok diantaranya klasifikasi kelompok menurut Bierstedt, Robet K. Merton, Emile Durkheim, Ferdinand Tonnies, Charles H. Cooley dan Ellsworth Farris, W.G. Sumner, Soerjono Soekanto yang akan di bahas dari segi pembagian jenis-jenis, norma, kohesi.
Bierstedt
Bierstedt menggunakan tiga kriteria untuk membedakan jenis kelompok, yaitu adanya (a) organisasi, (b) hubungan sosial di antara anggota kelompok, dan (c) kesadaran jenis. Berdasarkan ketiga kriteria tersebut Bierstedt kemudian membedakan empat jenis kelompok diantaranya : kelompok statistik (statistical group), kelompok kemasyarakatan (societal group), kelompok sosial (social group), dan kelompok asosiasi (associational group).
Kelompok asosiasi (associational group) dalam jenis kelompok ini para anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan menurut Bierstedt dengan mengutip pandangan Maclver pada kelompok ini dijumpai persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Disamping itu diantara para anggota kelompok asosiasi kita jumpai adanya hubungan sosial yakni berupa adanya konta dan komunikasi. Selain itu di antara para anggota dijumpai adanya ikatan organisasi formal. Dari riwayat hidup kita dapat ditelusuri berbagai kelompok asosiasi yang di dalamnya kita menjadi anggota, seperti : sekolah, OSIS, Gerakan Pramuka Fakultas, partai politik, dll.
Kelompok sosial (social group) merupakan kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lain, akan tetapi tidak terkait dalam ikatan organisasi, contohnya : kelompok teman sepermainan, kerabat, dll.
Kelompok kemasyarakatan (societal group) merupakan kelompok yang hanya memenuhi satu persyaratan, yaitu kesadaran akan persamaan di antara mereka. Di dalam kelompok jenis ini belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota, dan juga belum ada organisasi. Contohnya seperti pembagian jenis kelamin di suatu daerah tertentu, baik pada kaum laki-laki maupun kaum perempuan yang di kelompokkan itu terdaapat kesadaran akan jenis kelamin mereka masing-masing akan tetapi tiadak ada organisasi yang mengikat sebelumnya antara kaum perempuan dan kaum laki-laki yang di kelompokkan itu, dan diantara seluruh anggota masing-masing kelompok pun tidak dijumpai hubungan sosisal.
Kelompok statistik (statistical group) menurut Bierstedt kelompok statistik ini hanya ada dalam arti analisis dan merupakan hasil ciptaan para ilmuan sosial. Contoh yang dapat disajikan mengenai kelompok statistik ini ialah : pengelompokkan sejumlah penduduk berdasarkan usia dengan interval lima tahun yang antara lain dilakukan oleh Biro Pusat Statistik (0-4 tahun, 5-9 tahun, dst). Pada anak-anak yang dikelompokkan dalam kategori terrendah tersebut, maupun dalam kelompok umur berikutnya tidak dijumpai organisasi, kesadaran mengenai keanggotaan dalam kelompok, ataupun hubungan sosial.
Robet K. Merton
Menurut Robert K. Merton, keanggotaan dalam suatu kelompok tidak berarti seseorang akan menjadikan kelompoknya sebagai acuan bagi cara bersikap, cara menilai atau cara bertindak. Terkadang seseorang tidak menjdaikan kelompoknya sebagai bahan acuan bagi perilakunya. Berdasarkan pengamatannya Merton mambagi kelompoknya menjadi membership group dan reference group.
Membership Group
Membership group merupakan kelompok sosial yang setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Contohnya, seorang mahasiswa/I dalam berperilaku dan bersikap sudah berorientasi pada aturan dan nilai yang berlaku dikalangan perguruan tinggi.
Reference Group
Reference group merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang yang bukan anggota kelompok untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan. Terkadang antara membership group dan reference group sulit untuk dipisahkan. Contonya, seorang anggota suatu parpol kebetulan menjadi anggota DPR, maka DPR adalah membership group baginya, tetapi jiwa dan pikirannya terikat pada partainya yang menjadi reference group baginya.
Emile Durkheim
Durkheim membagi kelompok sosial menjadi dua, yakni kelompok sosial yang didasarkan pada solidaritas mekanik dan solidaritas organik. Solidaritas mekanik merupakan ciri dari masyarakat yang masih sederhana dan belum mengenal pembagian kerja. Dalam masyarakat solidaritas mekanik yang diutamakan adalah persamaan perilaku dan sikap. Seluruh warga masyarakat diikat oleh kesadaran kolektif, yaitu kesadaran bersama yang memiliki tiga karakteristik, yaitu mencakup keseluruhan keprcayaan dan perasaan kelompok, ada di luar warga, dan bersifat memaksa. Sanksi terhadap pelanggaran kesadaran bersama aan dikenai hukuman yang bersifat represif (hukum pidana). Kesadaran bersama itu bertujuan untuk menjaga persatuan, sedangkan hukuman bertujuan agar kondisi tidak seimbang akibat perilaku manyimpang dapat pulih kembali.
Sedangkan solidaritas organik merupakan bentuk solidaritas yang telah mengenal pembagian kerja. Bentuk solidaritas ini bersifat mengikat, sehingga unsur-unsur di dalam masyarakat tersebut saling bergantung. Pada masyarakat dengan solidaritas organik, ikatan utama yang mempersatukan masyarakat bukan lagi kesadaran kolektif, melainkan kesepakatan yang terjalin di antara berbagai profesi. Hukum yang menonjol bukan hukum pidana, melainkan ikatan hukum perdata. Sanksi terhadap pelanggaran kesepakatan bersama bersifat restitutif. Artinya, si pelanggar harus membayar ganti rugi kepada yang dirugikan untuk mengembalikan keseimbangan yang telah ia langgar.
Ferdinand Tonnies
Menurut Ferdinand Tonnies, kelompok di dalam masyarakat dibedakan menjadi dua, yaitu gemenschaft dan gesselschaft. Gemenschaft merupakan kehidupan bersama yang intim, pribadi, dan ekslusif. Suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir. Contohnya adalah, ikatan perkawinan, agama, bahasa, adat, dan rumah tangga. Gemenschaft bersifat individu tetap bersatu meskipun tinggal secara terpisah. Gesselschaft merupakan kehidupan publik sebagai sekumpulan orang yang secara kebetulan hadir bersama tetapi masing-masing tetap mandiri. Gesselschaft ini bersifat sementara dan semu. Contohnya adalah ikatan pekerjaan, ikatan pengusaha.
Charles H. Cooley dan Ellsworth Farris
Menurut Charles H. Cooley di dalam masyarakat terdapat kelompok primer. Kelompok ini ditandai dengan pergaulan dan kerja sama tatap muka yang intim. Ruang lingkup terpenting kelompok primer adalah keluarga, teman bermain pada masa kecil, rukun warga, dan komunitas orang dewasa. Pergaulan yang intim ini menghasilkan keterpaduan individu dalam satu kesatuan, membauat seseorang hidup dan memiliki tujuan kelompok bersama.
Klasifikasi kelompok juga diungkapkan oleh Ellsworth Farris. Ia mengkritik Cooley yang menurutnya hanya menjelaskan kelompok primer. Menurut Farris, di dalam masyarakat juga terdapat kelompok sekunder yang formal, tidak pribadi, dan berciri kelembagaan. Contohnya dari kelompok sekunder adalah koperasi dan partai politik.
W.G. Sumner
Sumner membagi kelompok menjadi dua, yaitu in-group dan out-group. Menurut Sumner, dalam masyarakat primitif yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil dan tersebar di suatu wilayah terdapat pembagian jenis kelompok, yaitu kelompok dalam (in-group) dan kelompok luar (out-group).
Di kalangan kelompok dalam di jumpai persahabatan, kerjasama, keteraturan, dan kedamaian. Apabila kelompok dalam berhubungan dengan kelompok luar, maka muncullah rasa kebencian, permusuhan, perang, atau perampokan. Rasa kebencian itu diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain dan menimbulkan perasaan solidaritas dalam kelompok. Anggota kelompok menganggap kelompok mereka sendiri sebagai pusat segala-galanya (etnosentris).
Soerjono Soekanto
Berbeda dengan Durkheim, Ferdinand Tonnies, Charles H. Cooley dan Ellsworth Farris, W.G. Sumner, Soerjono Soekanto membagi jenis kelompok berdasarkan enam hal, yaitu besar kecilnya jumlah anggota, kepentingan wilayah, derajat organisasi, derajat interaksi sosial, kesadaran terhadap jenis yang sama, serta hubungan sosial.
*        Berdasarkan besar kecilnya jumlah anggota
Menurut Gerorge Simmel, diklasifikasikan dari bentuk terkecil atau dari kelompok dengan jumlah anggota paling sedikit hingga kelompok dengan jumlah anggota banyak :
Monad  ---> Dyad ---> Triad
Sebagai bahan perbandingan, Simmel menelaah bahwa sifat kelompok kecil biasanya masih saling mengenal
*        Berdasarkan kepentingan dan wilayah
Komunitas yang merupakan kelompok/kesatuan atas dasar wilayah yang tidak mempunyai kepentingan khusus tertentu. Contoh : ephimeral group (kerumunan)
 Komunitas asosiasi yang dibentuk untuk memenuhi kepentingan tertentu. Contoh : Lembaga Bantuan Hukum
*        Berdasarkan derajat Organisasi
a)      Kelompok yang terorganisir
b)      Kelompok  yang  tidak terorganisir
*        Berdasarkan kesadaran terhadap jenis yang sama
a)      Kelompok In-group
Atau kelompok dalam yang ditandai dengan munculnya ikatan persahabatan, kerja sama, keteraturan dan kedamaian. Apabila kelompok dalam berhubungan dengan kelompok luar, maka yang muncul adalah rasa benci, permusuhan, biasanya rasa ini diwariskan antar generasi
b)      Kelompok Out-group
*        Berdasarkan hubungan sosial dan Tujuan
a)      Kelompok PRIMER
Cirinya :
1.         Secara fisik saling berdekatan & berinteraksi intensif
2.         Merupakan kelompok kecil
3.         Hubungan berlangsung lama
Di Indonesia, kelompok primer tercermin dalam kelompok yang disebut Paguyuban. Sebuah bentuk kehidupan bersama dimana para anggotanya memiliki hubungan batin yang kuat, bersifat alamiah, dan kekal
Ciri paguyuban menurut TONNIES :
1.      Intim (menyeluruh yang mesra)
2.      Privat (bersifat pribadi)
3.      Eksklusif (hubungan internal kelompok)
b)      Kelompok SEKUNDER
Cirinya :
1.         Biasanya merupakan kelompok besar
2.         hubungan tidak akrab
3.         Tidak saling mengenal
Bentuk kehidupan bersama dimana diantara anggotanya terdapat ikatan lahir yang bersifat pokok dalam jangka waktu yang relatif pendek, dikenal dengan Patembayan
Strukturnya bersifat mekanik dan berlangsung sementara
Proses pembentukan Kelompok
Pada dasarnya, pembentukan kelompok dapat diawali dengan adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut:
1.     Persepsi: Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.
2.     Motivasi: Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri unuk maju.
3.     Tujuan: Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.
4.     Organisasi: Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efesien dan efektif.
5.     Independensi: Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.
6.     Interaksi: Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini