Rabu, 15 Oktober 2014

Arif Syahrizal KPI 5 E 1112051000133

NAMA            : ARIF SYAHRIZAL
KELAS           : KPI 5 E
TUGAS           : UTS
NIM                : 1112051000133
ETIKA MENDENGARKAN CERAMAH DI MAJELIS TA'LIM IPISTA
(IKATAN PEMUDA ISLAM TANAH KUSIR )
 
A.    Latar Belakang
 
Dengan perkembangan zaman sekarang ini sudah sangat minim sekali orang orang islam yang ingin memperdalam ilmu keagamaannya melainkan mereka lebih senang mengikuti perkembangan zaman dibandingkan dengan perkembangan islam. Sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa zaman atau waktu dapat mempengaruhi keinginan seseorang untuk menuntut ilmu agama.
 
Dalam majelis ta'lim atau yang biasa disebut dengan istilah pengajian bisa dibandingkan peminatnya antara anak muda dengan para bapak-bapak dan hasilnya bahwa para bapak-bapak lah yang mendominasi masalah pengajian, namun pada hakikatnya para bapak-bapaklah yang menentukan generasi penerusnya akan dibawa kemana.
 
Para pemuda adalah generasi penerus dari para orang tua yang sudah tua rentan akan pelajaran. Tidak menutup kemungkinan bahwa apabila para bapak-bapak tidak mendorong para pemuda maka generasinya akan hancur dengan berkembangnya zaman serta bertambahnya kehebatan teknologi. Bisa kita perhatikan banyak para pemuda bahkan anak kecil yang menyalahgunakan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-harinya.
 
Ada beberapa kelompok pemuda yang lemah niat untuk mencari ilmu agama dan ada juga para pemuda yang rajin untuk mencari ilmu agama, namun jika dibandingkan kedua-duanya maka akan lebih besar pemuda yang lemah niat mencari ilmu agama. Pada kesempatan kali ini peneliti akan membahas tentang para pemuda yang rajin dalam menimbah ilmu agama, karena dibalik yang minim itu ada sesuatu yang istimewa dan keistemiwaan itu akan diberikan oleh sang maha pencipta bagi hamba-hambanya yang rajin menuntut ilmu agama.
 
Dalam pengajian juga terdapat peraturan peraturan yang harus diikuti oleh para jamaah agar pengajian tersebut bisa berjalan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pimpinan pengajian, namun yang biasa kita lihat disini adalah banyak para pemuda yang mengikuti pengajian karena ada musiknya atau pun hanya untuk meramaikan saja atau juga hanya untuk mencari jodoh sehingga saat isi ceramah disampaikan oleh sang da'i para jamaahnya banyak yang tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh sang da'i. Sehingga bisa disimpulkan bahwa orang mengaji itu belum tentu dia benar, karena dia saja tidak mengetahui isi ceramah yang disampaikan oleh sang da'i  bagaimana dia bisa mengimplementasikan tentang isi ceramahnya tersebut sedangkan dia tidak mengetahui apa isi ceramahnya tersebut.
 
Saat ceramah disampaikan oleh sang da'i ada berbagai perilaku yang dilakukan oleh para pendengarnya yang diantaranya adalah tidur, memainkan handphone, mengkhayal, berbicara dengan teman sebelahnya. Akan tetapi jika para pendengarnya melakukan hal hal yang telah disebutkan diatas kita harus lihat apa yang melatarbelakangi mereka melakukan hal tersebut. Apakah sang da'i menyampaikan isi ceramah yang membosankan? Atau kah mungkin sang da'i juga tidak memperhatikan para pendengarnya sehingga para pendengranya juga merasa tidak diperhatiakan sehingga meraka juga tidak memperhatiakan da'i tersebut saat ceramah.
 
IPISTA dibentuk pada 13 Oktober 2013, yang berpusat di masjid Al Mujahidin. Pengajian ini bertujuan menciptakan kader kader pemuda yang berjiwa kesatria seperti Rasulullah SAW.
 
Pada penelitian kali ini saya memperoleh berita dari salah seorang panitia IPISTA yang bernama Sholeh, dia adalah orang yang berperan dalam menghidupkan pengajian ini karena ia berkata bahwa apabila tidak diawali maka tidak ada seperti sekarang ini.
 
B.     Pertanyaan dan Hasil Wawancara
 
1.      Apakah ada kriteria dalam pemilihan calon sang penceramah?
 
Ketika kita akan melakukan kegiatan pengajian rutinitas ataupun bulanan maka kita akan memilih calon sang penceramah atau bisa digaris besarkan kita yang mencari sang penceramah agar para pendengarnya juga bisa menikmati ceramahnya tersebut, karena jika sebelum pengajian dilakukan pemberitaan kepada para jamaahnya siapa yang akan menyampaikan isi tausiahnya maka para jamaahnya akan melihat siapa yang ceramah. Jika sang penceramah merupakan orang yang sudah tidak asing lagi mereka dengar maka mereka akan mengikuti pengajian tersebut, namun apabila sang calon penceramah merupakan dari kalangan yang biasa biasa saja maka mereka akan berpikir pikir lagi apakah dia harus mengikuti pengajian tersebut ada tidak.
 
Jadi dalam hal ini kami memperhatikan sekali kriteria dalam pemilihan calon sang pencermah, agar apabila sang penceramah menyampaikan isi dari ceramahnya tersebut para pendengarnya bisa memperhatikannya dan tidak melakukan hal hal yang bisa merugikan orang lain dan dirinya sendiri. Apabila sang pendengar bisa memperhatikan sang penceramah dengan baik maka para pendengarnya bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan bisa juga menyampaikannya kepada orang lain agar orang lain juga bisa mengetahuinya dan melakukan hal apa yang dilakukan dari yang satu ke yang lainnya.
 
Selain sang penceramah dari kalangan yang terkenal atau isi isi ceramahnya bagus sang penceramah juga harus bisa membawa suasana pengajian artinya sang penceramahnya juga harus bisa menyisihkan dari , karena ini adalah ceramah pengajian bukan ceramah wajib yang biasa disampaikan pada waktu khutbah jum'at. Pada saat ini penceramah yang bisa mengimbangkan antara sendau gurau dengan keseriusannya dalam penyampaian isi ceramah sangat jarang sekali, namun yang ada pada saat ini atau yang biasa muncul di televisi (TV) kebanyakan yang mengedepankan atau mengutamkan sendau guraunya dibandingkan dengan apa yang di sampaikannya di depan khalayak.
 
Pemilihan calon sang da'i sangat mempengaruhi tentang kedatangan para jamaah, karena biasanya jika sang penceramahnya bagus maka jamaahnya pun akan banyak akan tettapi sebaliknya apabila sang penceramahnya dari kalangan yang biasa biasa saja atau bahkan dari kalangan yang bukan ahlinya maka jamaah yang hadir pun akan sedikit sekali.
 
2.      Apakah ada batasan batasan waktu dalam menyampaikan isi ceramah?
 
Sebenarnya dalam ajaran islam tidak diperkanankan tentang batasan waktu yang diberikan panitia kepada sang da'i, karena itu dapat membuat sang da'i merasa terbatas sekali dalam penyampaiannya isi ceramahnya dan hasilnya pun mungkin tidak maksimal. Namun bila dilihat dari kondisi seperti sekarang sekarang ini kebanyakan orang yang memperhitungkan waktu untuk duduk di dalam majelis itu sangat banyak sekali dibandingkan ia duduk dikantor untuk berkerja.
 
Dari awal ceramah pun pada dasarnya para pendengar sudah memprediksikan berapa waktu yang dibutuhkan penceramah tersebut untuk menyampaikan pesan pesan agama dan biasanya apabila sang pencermah sudah melewati batas yang ditentukan oleh panitia maka para pendengarnya pun akan merasa sudah gelisah atau sudah tidak fokus lagi sehingga hal ini yang sangat menjadi bahan tolak ukur apakah para pendengarnya tersebut benar benar ingin mendengarkan ceramah atau tidak.
 
Jadi pada dasarnya bahwa waktu itu sangat penting dalam penyampaian isi ceramah. Maka sang penceramah juga harus bisa merangkum isi ceramahnya dengan singkat dan padat, agar para pendengarnya tidak merasa bosan dan jenuh sehingga para pendengarnya pun bisa menjadikan isi cermahnya sebagai bahan pedoman kehidupannya dalam sehari-hari.
 
3.      Apakah ada cara cara khusus dalam menangani jamaah yang kurang memperhatikan sang da'i?
 
Sebenarnya kita tidak memiliki cara cara khusus dalam menangani hal tersebut karena bagi kami itu kembali kepada dirinya sendiri apakah jamaahnya tersebut ingin mendaptkan isi dari ceramahnya tersebut ataukah hanya cuma sekedar hadir karena ajakan dari teman atau pun saudara.
 
Saat jamaah sudah merasa bosan dengan sang da'i maka kami akan menyelinginya dengan musik hadroh dan sahalawat sehingga sang pendengarnya pun merasa terhibur dengan hal tersebut.
 
C.     Kesimpulan
 
Etika adalah ilmu yang mempelajari tentang baik buruk perbuatan manusia yang didasarkan atas norma norma yang berlaku di masyarakat sekitar dan etika juga merupakan tujuan yang di ciptakan manusia sebagai penentua hasil akhir perbuatannya tersebut baik atau buruk.
 
Pada saat ini saya meneliti tentang sikap yang dilakukan pemuda masjid dalam mengikuti kegiatan agama yang diantaranya adalah mendengarkan ceramah agama yang disampaikan oleh para mubaligh. Hasil yang dapat diperoleh adalah bahwa kesadaran remaja atau pemuda masjid akan hal mendengarkan ceramah sangat minim sekali di karenakan ada berbagai faktor yang melatarbelakangi mereka melakukan hal tersebut.
 
Mereka memberikan tanggapan dan alasan yang memang masuk kedalam logika atau masuk akal. Diantara tanggapan mereka adalah bahwa mereka sangat bosan dengan apa yang disampaikan oleh sang penceramah karena sang penceramah tidak mengetahui dulu kepada siapa ia memberikan ceramah, jadi cermah yang disampaikan juga tidak mengenai hati para remeja tersebut sehingga ia merasa jenuh dan bosan. Seorang penceramah sebelum memberikan ceramah seharusnya adalah mengetahui terlebih dahulu karakteristik dari para pendengarnya. 
 
Selain itu juga sang penceramah juga harus memperhatikan batasan waktu saat menyampaikan ceramah agar para pendengarnya tidak merasa bosan dengan waktu yang amat panjang dan ketika sang penceramah membuat waktu itu terasa panjang maka para pendengarnya pun akan merasa gelisah atau sikap yang di perlihatkan oleh para pendengarnya akan mencermikan muka yang merasa jenuh serta sikap duduk yang serba salah sehingga apa yang di sampaikan oleh sang penceramah tidak bisa masuk diahti yang artinya masuk kuping kanan keluar kuping kiri.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini