Nama : Fitri Permata Sari
NIM : 1112051000151
Kelas : KPI 5/E
Tugas : Etika dan Filsafat Komunikasi
Etika dalam Komunikasi dan Kebudayaan
(Memahami Dimensi Etik dalam Ruang Kebudayaan)
Media komunikasi, khususnya media iklan, memang sangat bersinggungan dengan masalah etika atau moral. Melalui simbol-simbol imajinatif media komunikasi massa jelas sangat memperhitungkan dan memanfaatkan nafsu, peranan, dan keinginan yang berada dalam kemanusiaan kita. Sesungguhnya media iklan dalam arti tertentu berlaku juga untuk media elektronik dan cetak sangat mempermainkan dan mengeksploitasi nafsu terdalam manusia.
Etika komunikasi juga tampak jelas dalam peranan fungsi komunikasi. Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan informasi mengenai suatu kebenaran. Kebenaran disederhanakan menjadi semacam kepercayaan yang dianggap masukakal dalam batas-batas pengetahuan atau cara berfikir tertentu. Karena itu, dalam arti tertentu apa yang dimaksud sebagai kebenaran ilmiah juga akan sangat tergantung pada pihak-pihak yang mampu merekayasa, menguasai dan mendayagunakan simbol-simbol dalam media komunikasi itu.
Berdasarkan keterkaitan media, peran kebenaran yang mau disampaikan dan kekuasaan, maka dapat dilihat fungsi komunikasi massa, yaitu:
1. Mengikat dan menyeragamkan.
2. Memproduksi dan memperbaharui.
3. Mendistribusikan dan mengontrol.
Diperlukan pemahaman yang cukup luas tentang apa yang dimaksud kebudayaan yaitu pemahaman akan aneka warna kebudayaan milik sendiri dan pemahaman akan segi-segi positif dari kebudayaan milik masyarakat yang lain.
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif setiap orang dalam sebuah masyarakat bersistem diandaikan mempunyai kebebasan untuk menafsir dan mempunyai orientasi nilai kebudayaan yang kurang lebih sama.
Beberapa fungsi penting dari media komunikasi yaitu:
1. Bisa dipandang sebagai perekat yang mampu mengikat warga sebuah kelompok atau masyarakat tertentu.
2. Media komunikasi berfungsi menawarkan sebuah sintesis.
3. Media komunikasi berfungsi menyediakan sarana untuk menghasilkan sebuah pengetahuan atau kebenaran.
4. Media komunikasi dapat juga membuat orang kreatif.
5. Media komunikasi juga dapat menghasilkan perubahan (transformasi) dengan cara menyediakan beragam informasi, menyebarluaskan dan mendesakkan pendapat tertentu.
6. Media komunikasi berfungsi mendistribusikan dan mengontrol.
Media dapat saja menentukan siapa-siapa saja yang boleh menerima informasi, dan informasi macam mana yang akan dibagi-bagikan kepada oranglain. Media komunikasi menyaring, memilih mana yang perlu atau tidak perlu, memolesnya dan mengatur atau mendistribusikan informasi yang masuk dan keluar. Sebuah kontrol dilakukan untuk mempengaruhi bentuk, isi adat atau kebudayaan seseorang.
Jika fungsi-fungsi media komunikasi diatas tidak dipahami dengan cermat, maka timbulah banyak kode etik yang tampil sebagai ide yang berbeda-beda karena mereka berasal dari kebudayaan yang berbeda pula. Dengan memberikan prioritas perhatian pada perbedaan etika maka akan mengetahui apa yang patut dan tidak patut dilakukan dalam kebudayaan kita terhadap orang lain. Menatap orang lain yang lebih tua umumnya diperkenankan menurut satu budaya, namun dalam kebudayaan lain merupakan hal tabu.
Dalam arti tertentu bahasa, adat dan agama memang merupakan produk sosial akal budi dari sebuah komunitas. Tetapi yang terjadi pada saat ini, media komunikasi cenderung tidak lagi menyajikan makna dan pesan yang komunikatif. Media komunikasi saat ini lebih berfungsi untuk menghasilkan berbagai macam rekaan sebuah gaya hidup.
Ketiadaan kebebasan menggunakan akal budi sesungguhnya adalah sebuah obsesi, khayalan, atau bahkan preokupasi. Tanpa kebebasan berpikir dan berbincang-bincang tentang berbagai macam informasi komunikatif yang disampaikan bisa jadi itilaj kemanusiaan yang dimiskinkan. Apalagi hal itupun dihasilkan oleh salah satu hasil (jerat) rekayasa kebudayaan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar