Nama : Lidya Ismawatie
Kelas/Nim : KPI 5 C/ 1112051000076
Etika dan komunikasi dalam presektif Islam : Etika dalam pergaulan sehari-hari; dan etika komunikasi dalam dakwah (lisan dan perbuatan)
Dalam islam tidak disebutkan istilah "Pergaulan bebas" sebab secara fitrah manusia memiliki keharusan untuk bergaul dalam interaksi sosial yang merupakan sunah sosial dan kehidupan itu sendiri.
Namun setelah masuknya budaya asing kedalam pergaulan masyarakat muslim yang dibentuk oleh kecenderungan material semata-mata dan falsafah hidup yang lahir dari bumi dan hawa nafsu, maka Islam menamakannya sebagai pergaulan bebas, bebas dari tuntunan wahyu, moral dan fitrah. Etika pergaulan sendiri memberikan definisi yaitu sopan santun / tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.
Namun setelah masuknya budaya asing kedalam pergaulan masyarakat muslim yang dibentuk oleh kecenderungan material semata-mata dan falsafah hidup yang lahir dari bumi dan hawa nafsu, maka Islam menamakannya sebagai pergaulan bebas, bebas dari tuntunan wahyu, moral dan fitrah. Etika pergaulan sendiri memberikan definisi yaitu sopan santun / tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.
Dalam pergaulan sehari-hari sebagai masyarakat yang berbudaya,maka akan mengenal aturan, norma-norma atau nilai-nilai yang perlu diperhatikan, seluruh manusia berkewajiban melaksanakan norma-norma dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Yang tentunya perlu ditingkatkan agar masyarakat tidak terbawa arus globalisasi pergaulan manusia yang kadang-kadang berdampak negatif. Untuk itu dalam pergaulan manusia yang berbudaya, beragama, yang ingin menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan tidak menyinggung perasaan orang lain, penting mengenal dan mengimplementasikan tentang etika pergaulan. Terutama dalam etika pergaulan sehari-hari. Dalam bergaul, kita juga sebaiknya pandai menempatkan diri dan dapat membedakan bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih tua dan yang lebih muda. Orang yang lebih tua atau yang dituakan harus kita hormati, yang sebaya harus dihargai dan yang lebih muda harus kita sayangi.
Kemudian saya akan membahas etika komunikasi dalam dakwah baik lisan maupun perbuatan, didalam Al-Qur'an Allah Ta'ala berfirman:
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk"
Dakwah merupakan satu bagian yang pasti ada dalam kehidupan umat beragama. Dalam ajaran agama Islam, dakwah merupakan suatu kewajiban yang dibebankan oleh agama kepada pemeluknya, yang berisi seruan kepada keinsyafan, atau mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekadar usaha peningkatan pemahaman keagamaan dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas.
Etika komunikasi dalam berdakwah tidak hanya dalam lisan saja namun juga harus di aplikasikan dalam bentuk perbuatan seorang da'i (orang yang berdakwah). Begitulah Islam menganjurkan, agar tidak termasuk dalam golongan orang-orang munafik. Seorang muslim seharusnya menerapkan etika komunikasi Islam ini dalam kehidupan sehari harinya. Karena Islam telah mengaturnya di dalam al-Quran dan as-Sunnah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar