Kamis, 06 September 2012

Atika Suri Jurnalistik 1A


ATIKA SURI [JURNALISTIK 1A]
Nama saya Atika Suri, saya biasa di panggil atik namun ada juga yang memanggil saya dengan sebutan Tika. Saya dilahirkan di desa Jatiwaringin, kecamatan Mauk, kabupaten Tangerang, provinsi Banten pada tanggal 21 september 1994. Saya anak ke empat dari lima bersaudara. Ayah saya bernama Rafiudin, namun entah mengapa lebih banyak yang mengenalnya dengan nama Jamal. Nama beken katanya. Pekerjaan ayah saya adalah wiraswasta. Sedangkan ibu saya bernama lengkap Iyum Rumsinah. Orang-orang memanggilnya dengan nama Iyum. Ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga. Saya memiliki dua orang kakak laki-laki, satu kakak perempuan, dan satu adik laki-laki.

Saya memulai pendidikan formal ketika saya berusia empat tahun di TK RA. Mathlaul Anwar, kemudian saya melanjutkan pendidikan di SDN Jati Gintung 1. Setelah enam tahun, akhirnya saya melanjutkannya ke MTs Daarul Muqimien. Sekolah saya sejak TK hingga MTs memang tergolong dekat dari rumah. Alhasil, saya tak pernah jauh dari keluarga, namun semuanya berubah ketika saya dinyatakan lulus di MAN Insan Cendekia Gorontalo untuk melanjutkan pendidikan disana dengan beasiswa 100 persen. Ayah dan ibu saya amat bersemangat mendukung saya untuk mengambil kesempatan emas itu, karena memang disadari atau tidak saya termasuk orang yang beruntung, yang bisa menerima beasiswa 100 persen di sekolah berstandar internasional itu. Bagimana tidak? Dari 3000 lebih pendaftar yang berminat masuk ke sekolah itu, saya termasuk ke dalam 240 orang yang diterima, dengan pembagian 120 di MAN Insan Cendekia Serpong, dan 120 di MAN Insan Cendekia Gorontalo. Inilah awal saya belajar untuk bisa hidup jauh dari keluarga, terutama orang tua saya. Setelah tiga tahun merasakan pejuangan hidup di perantuan dan jauh dari orang tua, kali ini saya harus rela berjuang kembali, kembali jauh dengan keluarga, demi menggapai cita dan asa di masa depan, dengan menjalani pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Karena hidup adalah perjuangan.
Hobi saya adalah mendengarkan curhatan sahabat-sahabat saya, berbagi kisah pada mereka, saya juga senang melihat bintang pada malam hari, terutama ketika saya berada di Gorontalo karena keindahan langitnya yang masih terjaga. Saya juga amat sangat senang saat pelangi muncul di langit indah gorontalo, yang sangat sulit saya temukan di tempat tinggal saya di Tangerang, apalagi di Jakarta. Hal-hal kecil seperti itu membuat saya teringat akan kebesaran Sang Maha Kuasa, Tuhan semesta alam, Allah SWT.  yang amat tak tertandinginya mampu menciptakan segala yang ada dalam kehidupan, termasuk panorama dan pemandangan indah semacam itu. Saya juga suka mencurahkan isi hati saya kedalam buku harian pribadi saya, meski terkadang tidak semua moment dapat saya abadikan dalam buku harian itu. Buku harian menjadi pelarian saya ketika saya tak tahu harus mencurahkan kemana isi hati saya tentang hal-hal tertentu, yang tentunya bersifat pribadi. Hanya orang-orang tertentulah yang saya beri kepercayaan untuk di jadikan tempat berbagi kisah. Motto hidup saya adalah "just try to do the best, don't feel the best". Pesan untuk kita semua, mari kita gapai keridhaan Allah. Karena tanpa ridha dariNya, tak akan ada artinya apa yang kita kerjakan.
Cita-cita saya sempat berubah-ubah sepanjang hidup saya. Ketika masih duduk di bangku TK, saya ingin sekali menjadi dokter karena saya ingin menolong orang yang sakit agar cepat sembuh, sebuah cita-cita polos namun mulia khas anak-anak. Waktu berganti, saya pernah juga bercita-cita untuk menjadi psikolog, arsitek, diplomat, dan segala macam cita-cita lainnya. Maklumlah... masih berusaha untuk mencari jati diri. Sampai akhirnya saya menetapkan pilihan untuk menjadi bagian dari para jurnalis, terutama saya lebih tertarik di bidang presenter dan reporter.  Itulah salah satu alasan saya untuk memilih program studi jurnalistik sebagai salah satu pilihan program studi saat mengikuti tes SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) Tulis. Ternyata mungkin inilah jalan hidup saya. Saya diberi kesempatan untuk bergabung pada program studi jurusan konsentrasi jurnalistik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga ini bisa menjadi langkah awal yang baik bagi saya untuk menggapai cita-cita saya di masa yang akan datang, untuk menjadi jurnalis yang handal, cerdas dan profesional.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini